Integrasi 6 Mata Pelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Yayasan Guru Belajar (YGB) menggelar Temu Pendidik Kalimantan Tengah untuk 1600 lebih guru di provinsi tersebut yang telah mengikuti program Siap Kurikulum Merdeka (SiKur). Beberapa pendidik membagikan praktik baiknya pada acara yang diadakan pada Rabu (30/11/2022) ini.

Pada kesempatan tersebut, hadir Tomy Haridjaya, ketua BPMP Kalimantan Tengah. Dia menyampaikan apresiasi pada YGB sebagai mitra pembangunan Kemendikbud untuk Implementasi Kurikulum Merdeka yang telah mengadakan program SiKur.

“Terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya untuk Yayasan Guru Belajar yang telah mengadakan program Siap Kurikulum Merdeka. Program ini menyebarkan pemahaman terkait kurikulum terhadap rekan-rekan di satuan pendidikan. Dengan rangkaian seri webinar akan meningkatkan pemahaman Bapak/Ibu guru semua terhadap Kurikulum Merdeka secara utuh,” kata Tomy.

Tomy berpesan, agar pendidik yang telah mengikuti program ini dapat dengan maksimal menerapkan Kurikulum Merdeka. Terutama strategi diferensiasi pembelajaran yang mengakomodir perbedaan murid.

Tomy juga mengingatkan agar pendidik rutin melakukan refleksi dan evaluasi. Selain itu dia meminta agar peserta SiKur dapat mengoptimalkan fungsi grup Telegram yang telah difasilitasi YGB untuk melakukan diskusi.

Salah satu peserta SiKur yang berbagi praktik baiknya yaitu Nikkon Bhastari, guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Mentaya Hilir Utara Sampit. Dia mengaku, sekolahnya belum menerapkan Kurikulum Merdeka secara resmi. Namun guru-guru di sekolahnya berusaha belajar mandiri termasuk dengan mengikuti program SiKur.

Nikkon berbagi pengalamannya bersama guru-guru di sekolahnya saat menerapkan pembelajaran kolaboratif. Dia bersama lima guru lainnya sepakat untuk mengintegrasikan enam mata pelajaran untuk pembelajaran kearifan lokal.

Enam mata pelajaran tersebut yakni bahasa Indonesia, matematika, bahasa Inggris, ekonomi, PKWU, dan biologi. Pada saat itu, kearifan lokal yang diambil adalah pertanian. Pasalnya, kondisi lingkungan sekolah dan rumah murid merupakan lahan pertanian.

Meskipun memiliki tujuan besar yang sama, namun setiap guru mata pelajaran merumuskan sendiri capaian belajarnya. Seperti misalnya Nikkon sebagai guru bahasa Indonesia memiliki target agar murid-muridnya mampu menulis gagasan secara logis, kreatif, dan kritis.

Murid dapat membuat teks berita tentang tanaman pertanian. Mereka akan secara merdeka memilih jenis tanamannya. Apabila ada murid yang suka membuat video juga dipersilahkan untuk memvisualisasikan hasil tulisannya.

“Dengan melakukan kolaborasi, materi pembelajarannya lebih efisien. Guru-guru juga dapat saling mendukung. Pembelajaran menjadi lebih menarik,” kata Nikkon.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top