Ikan Dan Akuarium

Hari itu saya bertemu seseorang yang menyadarkan saya akan pentingnya peranan guru. Sampai hari itu saya masih menganggap kalau pekerjaan ini menjemukan. Dan perbincangan ini membuat saya benar-benar terbangun dari rasa jemu. Saat itu saya jadi menyesal… beberapa kali saya membuat “ikan dalam aquarium” mati.

Mata saya beralih menatap aquarium disudut ruangan, diruang rapat sebuah sekolah beribu mil dari rumah. Cantik sekali ikan-ikan mungil didalamnya berenang riang di air yang jernih dengan koral-koral buatan yang indah dan batu-batu hiasan di dasar aquarium. Ada ikan yang sedikit besar dan dominan, ada yang kecil dan sembunyi disudut, ada juga yang segerombolan yang selalu bergerak bersama seperti menari. Gelembung-gelembung udara yang keluar dari alat filtrasi air sesekali juga menambah indahnya dinamika yang terlihat disitu.

Teralih menatap sebungkus makanan ikan disamping aquarium. Iseng saya mendekat dan mengambil makanan ikan itu. Menaburkan butiran kasar berwarna merah diatas air aquarium. Kemudian terpana memperhatikan ikan-ikan kecil yang menyerbu, ikan besar yang turut mencuri makan disudut, dan ikan-ikan kecil yang menggiring sebutir makanan menjauh dari kerumunan. Tersenyum menatap ke dalam aquarium dan semua hal indah yang terjadi didalamnya, begitu selaras. Melirik kesamping beberapa teman ikut memperhatikan dan tersenyum menikmati pemandangan yang disuguhkan. Seorang teman menikmati pemandangan  sambil mengetuk-ngetuk kaca aquarium, mencoba mengalihkan perhatian ikan-ikan didalamnya.

 “What are you guys, thinking of? When you look at the fish tank?” (apa yang kalian pikirkan? Saat kalian melihat akuarium itu?) tanya Greg, pengawas dan guru senior Bimbingan Konseling di Sekolah yang sedang kami kunjungi itu. A Senior Guidance Officer of Marsden State High School, Brisbane, Queensland, Australia. Sekolah dengan demografi penduduk dengan status social ekonomi terendah dibandingkan daerah lain yang sebelumnya sudah kami kunjungi, dengan (fyi para pendidik disana lebih suka dipanggil dengan nama depan mereka saja, menurut mereka agar lebih akrab dan tidak ada gap karena perbedaan usia, dan itu membuat saya lupa nama belakang dia).

Aku menoleh ke arahnya, beberapa teman melakukan hal yang sama. Greg tersenyum lebar, kedua tangannya terlipat di depan dadanya. Aku melirik jam sekilas, ternyata waktu istirahat sudah selesai. Greg sudah kembali dan kami akan kembali berdiskusi banyak hal tentang Bimbingan Konseling di Sekolah.

“we just think that it’s so beautifull and peacefull” (kami hanya berpikir bahwa itu indah dan damai) jawabku dengan Bahasa Inggris yang pas-pasan. Yah pas untuk cukup berkomunikasi dengan mereka. 

Oh ya satu lagi hal indah disini, mereka tidak merendahkan kemampuan orang lain. Saat di awal perbincangan saya memohon maaf kalau nantinya Bahasa Inggris saya bakalan susah untuk mereka mengerti, mereka malah tertawa dan balik memuji. 

Oh, don’t ever worry about that. Your English compared with my Indonesian Language, is like this” (oh, jangan cemaskan hal itu, Bahasa inggrismu dibandingkan dengan Bahasa Indonesia saya, seperti ini) dia merentangkan tangannya sambil membuat lingkaran besar “this is your English” (ini Bahasa Inggrismu) kemudian sambil terus tersenyum membuat lingkaran kecil dengan jari tangannya “and, this is my Indonesian” (dan ini Bahasa Indonesia saya). Jadi kami pede-pede aja berbicara tanpa menghiraukan grammar atau spelling yang terkadang kurang pas. Yang penting nyambung. Makna pembicaraan kami sampai, komunikasi diantara kami jadi efektif.

Kami kembali duduk di meja rapat oval, menghadap ke in focus yang sedang  menayangkan penjelasan tentang Bimbingan Konseling sekolah sebagai bagian dari student support system – dukungan sistem siswa. Iya, disini guru BK bekerjasama dengan banyak bagian yang lain, seperti wali kelas, wali kelas parallel, petugas sosial kunjungan rumah, petugas rekap absensi siswa, pendeta sebagai penasehat spiritual siswa, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, kepala sekolah, polisi sekolah, petugas kesehatan sekolah, dan juga para pembina ekskul.

Di awal diskusi pagi itu Greg sudah menceritakan bagaimana disana setiap guru senior memiliki kewajiban untuk memperhatikan guru junior agar mereka bisa lebih menjalankan praktek-praktek mengajar yang baik, berbagi pengalaman senior ke junior nya. Sementara para junior juga harus memberikan balasan kepada senior terkait dengan ilmu-ilmu dan perkembangan terkini yang mereka dapatkan. Saling mengisi dan saling bekerjasama, ada rasa kesetaraan walaupun ada rentang pengalaman mengajar dan rentang pendidikan diantara senior dan junior, tidak ada yang merasa lebih hebat atau lebih baik, semua dilakukan untuk satu hal – pencapaian siswa pada tujuan pendidikan.  Dan kami takjub, menyadari sangat berbeda dengan kultur pendidik di lingkungan kami bertugas, sering kali saya sebagai guru junior tidak ditanggapi keluhan ataupun pertanyaan seputar kendala dalam proses pembelajaran. Justru si junior di tempat saya sering kali dijadikan bulan-bulanan dilimpahkan kerjaan, dan kalau tidak mau menuruti para senior biasanya dikucilkan, dianggap gak sopan bahkan petentengan.

Di samping tayangan in focus ada papan tulis. Greg menggambar wadah bulat aquarium dan ikan disitu. “Do you know? These fishes are students. School is the fish tank and water is curriculum. The fish’s food is the knowledge, the lesson learned” (kamu tau? Ikan-ikan ini adalah siswa, Sekolah adalah akuariumnya dan air adalah kurikulumnya, makanan ikan itu ilmu, pelajaran yang dipelajari). Sontak mata saya membesar, kening saya berkerut, mencoba memahami maksudnya.

This metaphor, don’t you see? Different kind of fish represent differences among the students, the small fishes is the younger children, the big fishes maybe could be represented the talented one, the smaller fishes that are hiding could be the troubled students…”

(Metafora ini, bisakah Anda lihat?  Berbagai jenis ikan mewakili perbedaan di antara para siswa, ikan-ikan kecil adalah anak-anak yang lebih muda, ikan-ikan besar mungkin bisa mewakili yang berbakat, ikan-ikan kecil yang bersembunyi bisa menjadi siswa yang bermasalah …)

“the fish tank is the school, the bigger and more beautiful the tank symbolizes the better the facilities. The smaller fish tank symbolizes a small school with minimal facilities. There’s no guarantee the tank could keep the fish stay alive. Each tank has its own capacity to accommodate a certain number of students”. 

(Tangki ikan adalah sekolah, semakin besar dan semakin indah tanki nya melambangkan semakin baiknya fasilitas. Tangki ikan yang lebih kecil melambangkan sekolah kecil dengan fasilitas minim. Tapi tangki tersebut tidak menjadi jaminan untuk ikan-ikan tetap hidup. Masing-masing tangki punya kapasitas sendiri untuk menampung jumlah siswa tertentu)

“What makes fish and tank life go well is water – the curriculum, the education system and the teachers. If the water is not proper, not clean, unhealthy, then all the fish will die. And if the water is healthy and clean then all of any fish can live”. 

(Yang membuat hidup ikan dan tanki berjalan dengan baik adalah air – kurikulum, sistem pendidikan dan para guru. Kalau airnya tidak sesuai, tidak bersih, tidak sehat, maka semua ikan akan mati. Dan demikian juga sebaliknya, jika airnya sehat, bersih maka semua ikan yang manapun itu bisa hidup)

“Fish food is knowledge, lessons. If you give the wrong food, no matter how good the water is, how beautiful the tank is, the fish can die. Or if you give too much food, the water can get dirty and the fish can also die. Pushing student too much to learn something that beyond their limitation or teaching them something wrong will ruin them”. 

(Makanan ikan adalah pengetahuan, pelajaran. Jika anda memberi makanan yang salah, sebaik apapun airnya, seindah apapun tangkinya maka ikannya bisa mati. Begitu juga jika anda memberikan makanan terlalu banyak, air bisa jadi kotor dan ikan-ikan juga bisa mati. Terlalu memaksakan siswa melebihi batas kesanggupannya atau mengajari mereka hal-hal yang salah akan merusak mereka)

“Don’t forget once in a while as a routine, the water tank must be cleaned. In this case interpreted as improvement in the education system and some training education for teachers. And then maybe fish that is too big or too small must be transferred to another tank to be healthier. Talented students or problem students must take over to more appropriate experts so that they can make them much better and optimal” 

(Jangan lupa sesekali dalam waktu yang rutin, tangki air harus dibersihkan. Dalam hal ini diartikan sebagai perbaikan dalam sistem pendidikan dan pelatihan pada para guru. Dan kemudian mungkin ikan yang terlalu besar atau yang terlalu kecil harus dipindahkan ke tangki lain agar bisa lebih sehat. Siswa yang berbakat ataupun siswa bermasalah harus ditangani kepada ahlinya yang lebih tepat agar bisa membuat mereka menjadi jauh lebih baik dan optimal).

Kepala saya dan beberapa teman-teman terus mengangguk-angguk mendengar penjelasan Greg. Dan mengakui kebenaran Metafora tersebut. Ya siswa adalah ikan, tangki itu sekolah dan fasilitasnya. Yang membuatnya menjadi suatu sinergi dan harmoni adalah air dan makanannya, sistem pendidikan, para guru dan pelajaran yang diberikan. Maka dari itu system pendidikannya harus baik, gurunya harus terampil dan elok dalam mendidik dan mentransfer ilmu. Bahkan tugas guru sangat penting. Seperti kata Socrates, anda tidak bisa mengajari orang lain, anda hanya bisa membuatnya berpikir. Akhirnya saya menyadari hal ini, hari itu. Merenungi yang sudah saya lakukan selama ini. Ketidakcakapan saya sebagai guru, yang kadang masih setengah hati menjalankan tugasnya sering kali “mematikan” perkembangan siswa. Saya bertekad saya harus berubah. Saya harus mendidik dengan  benar. Untuk itu saya terlebih dulu harus tahu batasan tugas, kewajiban dan tanggung jawab saya. Kemudian melaksanakannya sebaik-baiknya dengan penuh ketulusan. Yang insyaAllah akan bernilai ibadah. Disitu Saya dan beberapa teman saling tatap. Saling menyadari kesalahan dan saling berjanji memperbaiki diri. Memastikan tangkinya dalam kondisi yang bagus. Memastikan air dan makanannya sehat dan baik. Agar perkembangan ikan bisa selalu sehat, optimal juga bahagia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top