Guru Punya Peran Strategis Hindarkan Masyarakat Dari Pinjol Ilegal

Yayasan Guru Belajar (YGB) berkolaborasi dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk meningkatkan literasi keuangan pendidik. Kolaborasi dilaksanakan melalui sesi talkshow di puncak Temu Pendidik Nusantara 9 pada Minggu (9/10/2022)

Umi Kalsum, Koordinator Partnership YGB mengatakan, pendidik memiliki peran penting untuk mengakselerasi literasi keuangan masyarakat. Dia berharap, melalui sesi ini, pendidik mulai bergerak untuk membiasakan murid-muridnya menabung.

“Agar nantinya murid-murid ini terhindar dari kebiasaan konsumtif, harus dibiasakan sejak kecil. Seperti yang kita sering dengar akhir-akhir ini, banyak orang terjerat pinjaman online ilegal. Salah satu penyebabnya karena memang pengeluaran mereka lebih besar dari pemasukan,” jelas Umi.

Pada kesempatan itu, Ari Rismi selaku Spesialis Madya Pusat Diklat LPS membagikan tiga tips agar masyarakat merasa aman menabung di bank. 

  1. Tercatat di Pembukuan Bank

Ari menegaskan, setiap nasabah harus memastikan bahwa transaksi yang mereka lakukan tercatat di pembukuan bank. Jika terjadi sesuatu dengan bank, LPS akan menjamin tabungan tersebut sesuai yang ada di pembukuan resmi.

“Bapak/Ibu guru di luar pulau Jawa mungkin biasa ada petugas bank yang ambil setoran kita ke sekolah atau rumah, karena kita sudah percaya jadi tidak cek ulang. Ketika suatu saat butuh baru dicek, ternyata ada selisih,” jelas Ari.

  1. Memperhatikan Suku Bunga

Setiap bank menawarkan suku bunga yang berbeda. Tabungan dengan suku bunga lebih dari suku bunga penjaminan tidak akan dijamin. Batas suku bunga yang dijamin per Oktober 2022 yakni, bank umum 3,75%, valas 0,75%, dan BPR 6.25%.

“Boleh saja menabung di bank yang memberikan suku bunga tinggi. Namun yang perlu diperhatikan, semisal suatu saat izin bank tersebut dicabut oleh OJK, kami sepenuhnya tidak menjamin tabungan tersebut,” terang Ari.

  1. Selalu Memenuhi Kewajiban Terhadap Bank

Pihak nasabah juga harus turut selalu menyadari kewajibannya terhadap bank. Seperti misalnya selalu membayar angsuran jika melakukan kredit.

“Kalau seperti ini kan berarti nasabah yang menjadi pihak penyebab kerugian bank. KTA, kredit tanpa angsuran. Kreditnya iya, angsurannya macet,” ucap Ari.

Pada akhir sesi, Ari menyampaikan, akan ada dukungan jika pihak sekolah ingin bermitra. Misalnya menjadi pembicara tamu seperti yang diminta oleh Rivolan, pengawas asal Sumatera Utara yang turut hadir saat talkshow. 

“Meskipun (kantor) kami hanya ada di Jakarta, kami memberikan pelayanan dari ujung Aceh hingga Papua,” pungkas Ari.

Untuk diketahui, Temu Pendidik Nusantara 9 (TPN 9) merupakan rangkaian konferensi pendidikan yang melibatkan ribuan pembicara dari beragam latar belakang. TPN 9 digelar secara daring dan luring. Secara luring, TPN 9 diselenggarakan di 50 daerah dan berkolaborasi dengan sepuluh organisasi profesi. TPN selanjutnya yakni Temu Pendidik Nusantara X  akan digelar tahun 2023.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top