Guru Percaya Siswa Bicara

GURU PERCAYA SISWA BICARA

Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini guru lebih ditekankan untuk menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. Guru bukan lagi sebagai satu-satunya penceramah atau sumber informasi di dalam kelas. Penekanan adanya pembelajaran yang aktif melibatkan murid sudah jauh-jauh hari disampaikan, seperti halnya saat kurikulum 2013 diterapkan. Terlebih saat ini dengan adanya kurikulum merdeka, guru dituntut untuk fokus pada suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tanpa tekanan untuk semua pihak, baik guru maupun murid. Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk melibatkan semua murid dengan tetap memperhatikan kemampuan, kapasitas, dan keistimewaan masing-masing murid. Harapannya dengan proses pembelajaran seperti ini, semua murid bisa memiliki kesempatan belajar yang sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing, dengan begitu murid akan lebih tertarik dan menikmati proses pembelajaran, murid bisa melewati seluruh proses pembelajaran dengan penuh makna. Hingga akhirnya setiap murid memiliki tujuan yang jelas saat belajar, dan dari hasil belajarnya murid bisa membuat sebuah karya, perubahan atau bahkan berdampak untuk kehidupan pribadi maupun lingkungan sekitarnya.

Saya percaya setiap guru memiliki keinginan seluruh smuridnya aktif terlibat saat proses pembelajaran, banyak upaya yang dilakukan oleh guru agar proses pembelajaran di kelas menjadi lebih hidup dan bermakna. Namun faktanya di ruang-ruang kelas masih ada saja murid yang hanya duduk diam, menyimak tanpa berkomentar dan melakukan sesuatu.

Seperti pengalaman yang saya alami saat diamanahi untuk menjadi wali kelas IV Ibnu Rusydi. Saya dipertemukan dengan seorang smurid yang memiliki rasa percaya diri yang sangat rendah. Sebetulnya bukan satu-satunya murid yang kurang rasa percaya diri di kelas ini. Namun menurut saya, salah satu murid ini  sangat tidak percaya diri, jangankan untuk berani bicara dan terlibat aktif di ruang kelas, untuk sekedar masuk ke kelas sendiripun dia harus menangis terlebih dahulu di gerbang sekolah, karena ingin selalu ditemani oleh neneknya. Bahkan jika ditanya alasannyapun murid ini tidak mau bicara untuk menjawab atau menjelaskan alasannya.

Ternyata kejadian ini sudah berlangsung sangat lama, bahkan saat dia masih sekolah di taman kanak-kanak. Kejadiannya lebih parah lagi, bukan hanya ingin di antar ke sekolah, tapi dia harus selalu melihat neneknya ada di sekitar lingkungan sekolah. Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan guru di sekolah untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada murid ini. Alhamdulillah berangsur-angsur membaik dan mulai muncul rasa percaya dirinya. Namun memang saat masuk di kelas IV saya masih melihat murid ini menangis di gerbang sekolah karena neneknya meminta dia untuk ke kelas sendiri tanpa diantar.

Saya kemudian berdiskusi dengan rekan sehingga saya dan rekan guru mendapatkan inspirasi untuk mencoba beberapa cara agar murid ini memiliki kepercayaan diri dan mau bicara di depan kelas. Awalnya kami mengumpulkan informasi tentang murid dari guru sebelumnya, data murid yang ada di sekolah, dan hasil perkembangan belajar sebelumnya.

setelah data-data terkumpul, guru meyakinkan diri bahwa murid ini bisa memiliki rasa percaya diri yang baik. Selain itu guru juga melakukan pendekatan personal terhadap murid. Dimulai dengan bincang-bincang ringan tentang kesukaannya terhadap bahasa inggris.

Setelah komunikasi guru dengan murid berjalan baik, murid mulai merasa nyaman, terbuka dan sering bercerita pada guru, kami mulai menyusun rencana pembelajaran yang membuat murid aktif terlibat di dalamnya, seperti presentasi dan membuat projek. Selain itu upaya-upaya lain dilakukan oleh guru seperti memberikan cerita-cerita motivasi tentang rasa percaya diri dan yakin akan kemampuan diri sendiri, serta meminta murid untuk menjawab atau memberikan tanggapan dalam proses pembelajaran. Khusus untuk murid yang kurang, guru benar-benar mendampingi dan menuntun murid untuk berbicara. Semula kata-katanya dari guru, murid hanya mengulagi saja, yang penting berani berbicara. Namun lama-kelamaan murid memberikan pendapatnya sendiri.

Tidak lupa guru selalu memberikan apresiasi dan meminta teman-temannya turut memberikan apresiasi setiap kali murid ini memberikan jawaban atau tanggapan.

Setelah kurang lebih 3 bulan, kami mulai merasakan perubahan dalam diri murid ini. Ceria saat tiba di sekolah, berani ke kelas tanpa diantar,  berani bermain bersama rekan-rekannya saat jam istirahat, berani tampil di depan kelas, dan berani menjawab atau berpendapat saat proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran di dalam kelaspun menjadi lebih hidup dari sebelumnya.

Hawatir ini hanya perasaan saya dan rekan saja, kamipun melakukan umpan balik dengan cara menanyakan pada setiap guru yang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas tentang perubahan murid tersebut. Dan hasilnya luar biasa, semua guru setuju bahwa sekarang, murid ini lebih percaya diri dan aktif di kelas.

Tiba saatnya pembagian raport tengah semester 1, lagi-lagi disitu saya meminta umpan balik dari nenek murid tadi, dan hasilnyapun sama. Nenek mengatakan bahwa sekarang murid ini sudah banyak berubah, semangat untuk ke sekolah, tidak merengek minta di antar ke kelas. Bakhan nenek menyampaikan bahwa murid ini bercerita pada neneknya bahwa saya adalah guru favoritnya. Sungguh bahagia dalam diri ini ketika bisa membersamai murid untuk mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya.

Prinsipnya pada saat ingin menumbuhkan rasa percaya diri murid untuk berani berbicara di depan adalah kepercayaan guru terhadap kemampuan muridnya, konsisten dalam memberi teladan, kesempatan, dan apresiasi.

Jadi mulai sekarang, jangan pernah meragukan kemampuan murid. Yakinkan pada diri sendiri terlebih dahulu, sebagai guru harus yakin bahwa setiap murid mampu menjadi yang terbaik sesuai kapasitasnya. Dengan adanya keyakinan diri, akan lebih mudah meyakinkan murid, bahwa dia istimewa dan mampu untuk bicara dan berpendapat. Jadi jika ingin muridnya aktif di kelas maka: “Guru Percaya dulu, selanjutnya muridBicara”.

                                                                                                        Duroh Siti Murodah, S.Sos

                                                                                                        Dan

Winda Widia Wati, S.Pd., M.M

                                                                                                         SDI ABU SENO BANDUNG

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top