Guru Di Kediri Ikut #Terusbelajar, Ubah Cara Mengajar Daring Jadi Menyenangkan

Puluhan pendidik asal Kota Kediri merayakan berakhirnya program #TerusBelajar di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Kediri pada Kamis (31/03/2022). #TerusBelajar diprakarsai oleh Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) dan NusantaRun, serta berkolaborasi dengan Disdikbud Kota Kediri untuk mendukung guru dan kepala sekolah menghadapi situasi pandemi.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Siswanto, mengatakan, menderita belajar seharusnya tidak lagi dialami oleh para murid. Ia mengucapkan terima kasih pada KPM dan NusantaRun yang telah memberikan beasiswa belajar untuk guru dan memperkenalkan prinsip merdeka belajar melalui program #TerusBelajar di Kediri.

“Sepintar-pintarnya guru, sepintar-pintarnya kepala sekolah dan pengawas, kalau dampaknya tidak sampai ke murid tidak ada artinya. Semoga tidak ada lagi murid yang menderita belajar melainkan merdeka belajar,” tukasnya.

Basuki, guru SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri, peserta program #TerusBelajar, mengungkapkan, pandemi sebenarnya tidak hanya membuat murid menderita belajar tapi juga guru menderita mengajar. 

“Sebelum pandemi mengajar itu menyenangkan. Ketika pandemi datang, saya syok, terpuruk, bahkan stres. Saya kebingungan bagaimana bisa mengajar secara online dengan efektif,” kata Basuki,

Banyak muridnya tidak bisa bergabung kelas daring karena tidak punya gawai dan kuota internet. Beberapa diantaranya harus menggunakan satu gawai bergantian dengan saudaranya. 

Basuki kesulitan mengatur waktu antara pekerjaannya sebagai seorang guru dan urusannya di rumah. Pasalnya, Ia harus rela bekerja hingga malam agar bisa menyesuaikan waktu dengan murid-muridnya. Namun program #TerusBelajar membawa perubahan yang besar untuk cara mengajarnya.

Pada program ini, Basuki mengatakan, banyak belajar hal baru seperti membuat kesepakatan kelas alih-alih peraturan dan cara melibatkan orang tua murid dalam pembelajaran anak.

“Program #TerusBelajar membawa banyak manfaat. Membuat saya bisa mengajar efektif meskipun tidak harus tatap muka. Bahkan ketika saya menerapkan modul-modul yang diberikan, murid saya jadi ketagihan belajar. Karena apa? Karena mereka belajar sesuai keinginannya,” jelasnya.

Merdeka belajar mendorong murid kritis terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya. Murid juga aktif berusaha mencari pemecahan masalah tersebut. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan kebutuhan murid.

Selain belajar mandiri melalui modul yang telah disiapkan, Basuki juga mendapat pendampingan selama program. Setelahnya, Ia bergabung ke komunitas guru di Kediri agar proses belajarnya tetap berkelanjutan.

Dihubungi terpisah, Rizqy Rahmat Hani selaku ketua KPM, menuturkan, situasi sulit seperti pandemi sebenarnya bukan penghalang untuk tetap membuat murid belajar apabila ekosistem di sekitarnya siap. Semua pihak harus dilibatkan seperti guru, kepala sekolah, hingga orang wali murid.

“Miskonsepsi guru membuat murid menderita belajar dan guru menderita mengajar. Situasi diperparah akibat pandemi. Namun dengan #TerusBelajar, harapannya guru mulai sadar, refleksi, dan siap mengajar dengan prinsip merdeka belajar. Agar dalam situasi apa pun, tidak ada lagi yang menderita di dalam ekosistem pendidikan kita,” jelas Rizqy.

Diketahui, beasiswa #TerusBelajar merupakan hasil galangan dana pelari NusantaRun untuk 1000 guru di lima daerah di Jawa Timur. Selain berhasil mencapai target lari sejauh 119 kilometer, mereka berhasil mengumpulkan 660 juta donasi dari 5600 lebih donatur. (YMH)

Kegiatan ini telah diliput oleh Berita Jatim, klik di sini untuk baca.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top