Guru Belajar Manajemen Kelas Bersama Nusantarun

Apa itu manajemen kelas? Dari mana memulainya? Bagaimana menetapkan peraturannya? Strategi apa yang ingin dipakai? Apa pentingnya manajemen kelas bagi guru? Pertanyaan tersebut selalu muncul dan tentu masih banyak pertanyaan lainnya muncul dari para guru, dan hal ini selalu dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Mau tahu lebih lanjut mengenai manejemen kelas?

Nah, Kampus Guru Cikal bersama NusantaRun memberikan pelatihan kepada guru-guru di SMP Permata Hati Purwokerto. Sudah hampir satu tahun kegiatan pelatihan rutin ini dilakukan, dan guru-guru SMP Permata Hati tetap semangat mengikutinya. Selama dua hari kegiatan pelatihan manajemen kelas ini, tepatnya,  27 – 28 Juli 2018, mulai pukul 08.00 – 15.30 WIB. Pelatihan ini dipandu oleh rekan-rekan guru Sekolah Cikal, yaitu Ibu Boki Nur Astuty & Bapak Mohammad Rizky Satria. Sedikit mengulas tentang Ibu Boki selain sebagai guru di Sekolah Cikal yang memiliki pengalaman mengajar selama kurang lebih 10 tahun & juga menjabat instruktur nasional kompetensi guru, sedangkan Pak Rizky pengajar guru SMP di Sekolah Cikal dan juga menjabat sebagai editor di Kampus Guru Cikal.

Kelas pelatihan dimulai dengan melakukan asesmen kepada guru mengenai apa itu manajemen kelas menggunakan KWL chart. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman dasar mengenai topik yang akan dibahas. Ternyata guru memahami pengetahuan dasar mengenai manajemen kelas hanya sebatas pengaturan ruang belajar sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan. Namun, apakah pengaturan ruang saja sudah cukup bisa disebut dengan manajemen kelas? Dan akhirnya berbagai pertanyaan muncul dari para guru terkait dengan manajemen kelas ini.

Setelah melakukan perkenalan antara pemateri dan peserta yang diselingi dengan kegiatan pembuka, dan kelas pelatihan pun dimulai. Ibu Boki menjelaskan bahwa manajemen kelas adalah segala sesuatu yang guru lakukan untuk mengorganisasikan murid, ruang, waktu dan materi pembelajaran, sehingga instruksi dalam pembelajaran bisa terlaksana dan murid dapat belajar dengan baik. Tambahnya lagi, bahwa terdapat 3 elemen penting dalam manajemen kelas, yaitu mengatur lingkungan fisik; memelihara iklim belajar yang kondusif; dan menguatkan interaksi positif.

Pembahasan dan praktek mengenai 3 elemen ini dilakukan dalam 2 hari pelatihan ini.

Mengatur Lingkungan Fisik

Bagaimana suasana kelas anda saat ini? Apa yang anda lihat, apa yang anda rasakan dan apa yang anda dengar? Dibuka dengan kegiatan refleksi, guru diminta untuk menggambarkan suasana kelas yang diajarkannya pada saat ini. Ruang kelas guru saat ini adalah menggambarkan guru itu  sendiri. Karena ruang kelas yang diajarkan dapat merefleksikan gaya mengajar dan karakteristik pribadi anda sebagai guru. Kelas berantakan dan tidak teratur, itulah anda, namun sebaliknya kelas yang rapi dan teratur menggambarkan bahwa anda adalah guru yang siap mengajar. Selain itu lingkungan fisik dan suasana/atmosfir kelas yang baik dapat turut membantu murid dalam penguatan aspek akademik, sosial dan emosional, karena:

  • Memaksimalkan kemampuan guru untuk melihat dan terlihat;
  • Memfasilitasi kemudahan bergerak;
  • Meminimalisir gangguan;
  • Menyediakan ruang pribadi;
  • Presentasi dan materi yang ditampilkan dapat mudah terlihat.

Berikut ini beberapa ciri pengaturan kelas yang baik:

  • Ada pembagian ruang yang jelas sesuai dengan kegunaannya dan memastikan setiap siswa tahu perilaku yang diharapkan di tiap area tersebut.
  • Pengaturan duduk yang memfasilitasi interaksi sosial antar siswa.
  • Guru mempunyai pandangan yang jelas, dan juga sebaliknya.
  • Tempatkan siswa berkebutuhan khusus atau mempunyai masalah perilaku dekat dengan meja guru.
  • Jaga ruang kelas agar tetap teratur dan terorganisasi dengan baik.

Memelihara Iklim Belajar yang Kondusif

Pada hari kedua pelatihan dipandu oleh Pak Rizky, yang membahas pentingnya iklim belajar yang kondusif sebagai elemen penting manajemen kelas. Tambahnya lagi bahwa guru yang efektif memperkenalkan kesepakatan, prosedur, dan rutin di hari pertama belajar dan melanjutkannya sepanjang tahun ajaran. Pada sesi ini dibahas mengenai jadwal rutin harian, transisi, pengelompokan, disiplin dan prosedur kelas yang didiskusikan bersama antara guru dan murid. Berikut ini beberapa syarat dalam kesepakatan bersama sebaiknya yang sebaiknya :  Dibuat – Disetujui – Diikuti oleh semua anggota kelas (guru dan murid); dibuat berdasarkan kebutuhan kelas; dan gunakan gambar atau tanda yang menarik perhatian dengan kata-kata sederhana untuk ditampilkan di kelas. Lebih lanjutnya lagi, dalam membuat peraturan sebaiknya memperhatikan hal berikut ini:

  • Peraturan harus dinyatakan secara positif dan fokus pada tujuan jangka panjang;
  • Batasi jumlah peraturan, utamakan hubungan antar individu;
  • Penerapan peraturan tidak secara terburu-buru;
  • Jadilah reflektif, bersedia mengganti peraturan yang tidak berjalan dengan baik;
  • Keterlibatan siswa adalah suatu keharusan dan sebaiknya disesuaikan dengan kelompok usia siswa;
  • Ketika seseorang melanggar peraturan, harus ada konsekuensi logis yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sebaiknya konsekuensi harus relevan, masuk akal dan penuh rasa hormat.  

Menguatkan Interaksi Positif

Kegiatan pelatihan diakhiri dengan menguatkan interaksi positif. Interaksi antar sesama anggota kelas pasti terjadi, bukan hanya antar sesama murid, namun juga antar murid dan guru atau sebaliknya. Interaksi ini bukanlah merupakan hal yang mudah. Bisa saja terdapat interaksi yang tidak menyenangkan, oleh sebab itu perlu sekali membangun interaksi positif di sekolah. Dijelaskan oleh kedua pemateri bahwa dalam meningkatkan interaksi  positif perlu dilakukan dengan mempertimbangkan hal berikut: intonasi suara dalam berbicara, bahasa dan sikap tubuh, teknik bertanya, pemilihan bahasa dan kontak fisik.

Dengan mempertimbangkan ke 3 elemen dalam manajemen kelas tadi, diharapkan akan mampu membuat lingkungan belajar yang kondusif, karena terdapat struktur yang jelas, melibatkan pengaturan ruang fisik dan komunikasi dengan anak, sehingga dapat membangun rasa percaya diri pada anak dan guru dapat dijadikan sebagai panutan, yang terpenting pula adalah persiapan guru di kelas.

Narasumber : Boki Nur Astuty & Mohammad Rizky Satria
Hari, Tanggal : Jum’at – Sabtu, 27 – 28 Juli 2018
Tempat : SMP Permata Hati, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top