Telah kita ketahui bahwa kemampuan membaca yang baik akan berhasil apabila siswa memiliki kebiasaan membaca yang baik pula. Kebiasaan membaca ini akan dapat dibangun apabila didukung dengan bahan bacaan yang menarik untuk siswa sehingga minatnya untuk membaca dapat tumbuh. Sekolah sebagai sentra pendidikan perlu mendukung dengan dibangunnya perpustakaan yang nyaman bagi siswa dengan buku yang kaya bahan bacaan.
Buku yang diminati anak di kelas awal biasanya merupakan buku yang memiliki gambar yang beragam dan penuh dengan warna. Bahan bacaan ini sangat diminati siswa kelas awal dengan definisi buku yang tidak terlalu tebal. Biasanya anak akan membolak-balikkan buku tanda mereka menyukai buku tersebut. Pada tahap ini siswa masih dalam tahap mengenal bahan bacaan, dan menunjukkan kecintaannya terhadap literasi. Mereka masih belum begitu lancar membaca dan mereka seolah-olah sedang membaca. Anak biasanya hanya mengandalkan bantuan gambar untuk mengetahui alur cerita yang disampaikan penulis. Di lain hal ketertarikan membaca siswa ditunjukkan dengan minat atau hobi dari siswa yang bersangkutan. Contohnya siswa akan lebih menyukai bacaan tentang buah, dinosaurus, pesawat atau alat transportasi.
Di SD Negeri Hindu 1 Bukian, kegiatan literasi berawal dari lemahnya kemampuan membaca siswa di kelas tinggi. Hal ini beralasan karena bahan bacaan di sekolah sangat sedikit dengan bangunan perpustakaan yang belum memadai. Bangunan perpustakaan yang harusnya digunakan sebagai tempat membaca, beralih fungsi menjadi ruang belajar untuk siswa dikarenakan jumlah siswa melebihi dari jumlah ruangan yang tersedia. Tindakan pertama yang dilakukan demi membangun semangat literasi siswa adalah dengan melakukan Gerakan Literasi Sekolah dengan membaca 15 menit sebelum kelas berlangsung. Kegiatan ini diawali dengan membaca buku bacaan apapun yang disukai siswa, dapat berupa bacaan fiksi maupun non fiksi. Perpustakaan yang masih belum tersedia disiasati dengan membuat pojok baca di masing-masing kelas. Hal ini dapat membantu siswa mempermudah aksesnya mendapat buku bacaannya.
Kegiatan mading, diinisiasi oleh siswa kelas tinggi. Mereka mengumpulkan karangan berbentuk prosa, cerpen, puisi atau sajak. Beberapa dari mereka juga ada yang menyumbangkan karya melukisnya. Siswa sangat antusias. Mading yang telah terpampang menjadi salah satu sumber bacaan bagi siswa lainnya. Kegiatan ini ternyata memberi dampak yang positif untuk siswa dimana siswa diberikan media untuk berkreasi.
Dengan semangat literasi yang dimiliki siswa tiap harinya, hal ini menarik minat Yayasan untuk mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah. Adalah Yayasan Bali Children’s Project yang telah membantu SD kami merenovasi bangunan perpustakaan menjadi perpustakaan yang kaya akan bahan bacaan. Selain itu sekolah juga mendapatkan bantuan berupa lemari buku, meja, bangku, dan bean bag. Ruangan dihias menjadi ruangan yang menarik minat siswa agar siswa tertarik berada berlama-lama di perpustakaan dengan ilustrasi karakter yang unik dan lucu.
Setelah delapan bulan berjalan, perpustakaan SD N Hindu 1 Bukian kini bukan hanya menjadi tempat untuk membaca, melainkan juga digunakan sebagai tempat untuk membimbing siswa yang mengalami keterlambatan membaca di jam-jam senggang. Sekolah memberikan komitmen untuk terus menggalakkan Gerakan Literasi Sekolah dan memanfaatkan perpustakaan dengan masif.
Dengan adanya Perpustakaan Ramah Anak di SD N Hindu 1 Bukian, kegiatan membaca menjadi hal yang menarik untuk dilakukan. Bahkan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu luangnya di perpustakaan daripada bermain di lapangan. Hal ini sangat baik dilakukan karena dengan pembiasaan siswa dapat meningkatkan kemampuan literasinya.
Sekolah membentuk tim dan struktur organisasi dimana ada kepala perpustakaan yang bertugas mengorganisir perpustakaan dan anggotanya, mengawasi keluar masuknya buku dan ketersediaan buku. Petugas Perpustakaan adalah guru-guru di sekolah bersangkutan yang ditugaskan secara bergantian menurut piket. Petugas Perpustakaan bertugas selama dua kali di tiap minggunya. Struktur Organisasi terbentuk dari hasil rapat dimana tujuannya untuk memperkuat budaya literasi di sekolah.