Kimia, satu kata yang menyeramkan bagi murid. Mungkin lebih menyeramkan daripada bertemu dengan Badarawuhi dari Desa Penari. Begitulah yang saya rasakan selama 18 tahun mengajar mata pelajaran kimia. Bagi sebagian besar murid pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai, sehingga antusias dan motivasi belajar murid sangat rendah. Hal tersebut, menjadi tantangan bagi saya sebagai guru kimia. Saya ingin murid mempunyai motivasi yang tinggi, sehingga mereka antusias untuk belajar kimia.
Setelah mengikuti Program Penggerak Merdeka Belajar dan mempelajari modul-modul tentang Merdeka Belajar, saya pun memberanikan diri untuk merefleksikan pembelajaran yang selama ini saya lakukan. Saya meminta umpan balik dari murid-murid mengenai cara mengajar saya dan pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan. Dari hasil refleksi tersebut, ternyata cara mengajar saya selama ini yang kurang tepat. Saya beranggapan bahwa guru adalah satu-satunya sumber belajar bagi murid-murid. Saya mengajar tanpa melibatkan mereka di dalam proses pembelajaran, tanpa menanyakan apa yang mereka butuhkan. Jadi, tidak heran jika pada saat saya mengajar ada anak yang tertidur pulas, ada juga yang mencuri-curi waktu untuk bermain HP. Sedangkan pembelajaran yang murid-murid inginkan berdasarkan hasil refleksi adalah pembelajaran yang menyenangkan.
Dari hal tersebut, saya pun mulai berpikir, apa yang bisa saya lakukan untuk mengubah gaya mengajar, sekaligus bisa memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi murid-murid. Saya mengingat kembali pengalaman-pengalaman pada saat mengajar. Yang kali pertama muncul dalam benak saya adalah tiap proses pembelajaran berlangsung, ada saja murid yang mencuri-curi untuk bermain gawai. Sepertinya bermain gawai lebih menarik bagi mereka daripada harus belajar kimia.
Berangkat dari hal itu, muncul ide kenapa saya tidak membuat sesuatu yang menyenangkan dengan memanfaatkan gawai mereka. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk membuat game edukasi sederhana. Game edukasi sederhana yang saya buat ini memanfaatkan Google Slide dengan prinsip drag and drop. Saya yakin dengan menggunakan game edukasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar murid. Hal tersebut, akan dapat dilihat dari ketekunan, perhatian, konsentrasi, minat, dan kemandirian murid dalam memecahkan masalah.
Bermain game merupakan sebuah kegiatan yang sering dilakukan anak-anak sebagai sarana untuk mengisi waktu luang. Kata game sudah tak asing lagi bagi kita semua terutama di kalangan anak-anak zaman sekarang. Kata game berasal dari bahasa Inggris yang berarti permainan. Game yang memiliki konten pendidikan lebih dikenal dengan istilah game edukasi. Game edukasi bertujuan untuk memancing minat belajar anak terhadap materi pembelajaran sambil bermain, sehingga dengan perasaan senang diharapkan anak bisa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan. Game edukasi dapat menjadi salah satu jenis media yang digunakan untuk memberikan pengajaran, menambah pengetahuan penggunanya melalui suatu media unik dan menarik.
Adapun langkah-langkah yang saya lakukan diawali dengan membuat desain puzzle anion dan kation dengan menggunakan Power Point. Kemudian, mengupload file Power Point yang berisi desain puzzle anion dan kation ke Google Drive supaya bisa dibuka menggunakan Google Slide. Setelah desain diunggah ke Google Drive, maka dilanjutkan dengan mendesain game edukasi di Google Slide, di dalam google slide ini ada 2 menu utama, yaitu materi dan GEPAK. Pada menu materi berisi tentang teori tata nama senyawa ion, sedangkan menu GEPAK berisi potongan-potongan puzzle anion dan kation. Selanjutnya, mengatur hak akses Google Slide menjadi siapa saja dapat mengakses dan merancang Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran sebagai penunjang Game Edukasi Puzzle Anion Kation (GEPAK).
Dalam pelaksanaannya, hal yang pertama saya lakukan adalah mengajak murid-murid ke laboratorium komputer, agar mereka mengenal terlebih dahulu tentang Google Slide dengan menggunakan komputer, sebelum mereka mengaksesnya menggunakan gawai. Kemudian, saya membagikan link Google Slide melalui WhatsApp Grup. Selanjutnya, murid membuka link dan membuat salinan dari file Google Slide tersebut. Setelah masing-masing anak bisa mengakses link yang diberikan, saya mulai memberikan motivasi dan membuka pembelajaran dengan mereview kembali materi sebelumnya tentang anion dan kation.
Setelah itu, saya mengenalkan GEPAK kepada murid-murid, serta menjelaskan bagaimana cara memainkannya. Kemudian, saya meminta mereka untuk mencoba menggunakan GEPAK. Jika murid sudah merasa mampu dan bisa menggunakan GEPAK, saya pun membagikan LKPD dan meminta mereka untuk menyelesaikan tantangan yang ada pada LKPD tersebut.
Murid-murid terlihat senang dan bahagia pada saat memainkan GEPAK. Kelas saya menjadi ramai, tetapi ramai yang bermanfaat dan bermakna. Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan lebih semangat untuk belajar kimia. Murid-murid juga meminta kepada saya, untuk materi-materi yang lainnya akan lebih asyik jika belajarnya sambil bermain seperti ini. Bahkan mereka menunggu pelajaran kimia dengan harapan bisa belajar sambil bermain. Kini, pelajaran kimia bukan lagi hal yang menyeramkan bagi mereka. Sebagai guru, saya merasa sangat bahagia menjadi guru yang dirundukan kehadirannya.
Ada pesan dari seorang murid yang benar-benar menjadi lecutan bagi saya, anak itu mengatakan “Ibu, pembelajaran seperti inilah yang benar-benar saya inginkan. Pembelajaran yang membuat saya tidak merasa dipaksa untuk belajar. Pembelajaran yang sangat menyenangkan. Semoga Ibu selalu diberikan kesehatan dan panjang umur, supaya bisa memberikan pembelajaran-pembelajaran yang menyenangkan dan membantu saya untuk bisa belajar kimia. Maaf ya Bu, jika kemarin-kemarin saya kurang memperhatikan pelajaran Ibu.”
Luruh rasanya hati ini mendengar kalimat yang keluar dari bibirnya. Dengan air mata yang hampir jatuh, saya pun berkata pada murid-murid saya, “Ibu juga minta maaf ya anak-anakku, jika selama ini ibu tidak pernah memperhatikan apa yang kalian inginkan. Ibu selalu menganggap kalian pasti mengerti dengan apa yang dijelaskan. Doakan ibu, mudah-mudahan bisa selalu memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi kalian. Yang membuat kalian merasa nyaman dan bahagia untuk belajar kimia.”
Dari hal ini, saya banyak belajar bahwa apa yang kita pikir murid butuhkan, belum tentu itu benar-benar apa yang mereka butuhkan. Saya juga harus banyak belajar bagaimana memahami karakter murid-murid saya. Mereka adalah pribadi-pribadi yang unik, yang membutuhkan kita sebagai penuntun. Murid bukanlah objek, tetapi mereka adalah subjek.
Untuk dokumentasi GEPAK dapat dilihat pada link berikut ini : https://www.instagram.com/p/CcCvuEmpXus/?utm_medium=copy_link