Facilitator For Teaching

Zaman sekarang jauh berbeda di mana kita menghadapi peserta didik dengan generasi milenial yang serba instan dan melek teknologi, bahkan lebih cepat mendapatkan informasi lebih dini, sehingga pendidik perlu inovasi dalam proses pembelajaran agar bisa beradaptasi dengan tantangan zaman.

Setelah bergabung menjadi bagian dari PLT (Peace & Leadership Training) Advance, Facilitating For Peace & Leadership by KITA Bhinneka Tunggal IKA, akhirnya di sela kesibukan sebagai pendidik di kampus dan mengurusi bimbingan belajar, saya memutuskan untuk lebih produktif dalam menjalankan peran sebagai seorang fasilitator di berbagai kegiatan seperti facilitator for teaching, facilitator for project/program/community, dan facilitator for meeting. Alhamdulillah, saya di beri amanah untuk memfasilitasi berbagai kegiatan seperti;

  • Fasilitator I-Learn 8.0 by AIESEC in Universitas Hasanuddin
  • Fasilitator Training For Peace Educator, Sekolah Anak Bangsa, Pendampingan Komunitas Rentan – Kita Bhinneka Tunggal Ika
  • Fasilitator Beasiswa Akademi Ruang Guru – Ruang Guru
  • Fasilitator Career Mentoring Intensive – Ruang Guru
  • Fasilitator Podcast Education­_Peduli Pendidikan Sejak Muda – Ruang Peduli by Ruang Guru
  • Fasilitator Kelas Motivasi – Pesantren Darul Istiqamah Boarding School Maros & Solusi Belajar
  • Fasilitator Upgrading & Fisika Belajar – HIMAFI FMIPA UNM
  • Fasilitator For Project/Program/Social Movement Gerakan Donasi & Literasi
  • Fasilitator Roadshow Peace Goes to SchoolPeace Generation Makassar
  • Fasilitator Teaching Project – Human Initiative_HOME Children Center Sulsel
  • Fasilitator Pendidikan – PD ABKIN Sulsel
  • Fasilitator Peduli Indonesia – IYOIN LC Makassar
  • Fasilitator UMKM Tokopedia – Human Initiative X Tokopedia

Hal yang paling rumit atau tantangan sebelum memfasilitasi adalah membuat Remod, layaknya RPP/modul ajar & RPS (Rencana Pembelajaran Semester). Semua harus di tuliskan hal apa saja yang perlu dilakukan selama memfasilitasi, di sisi lain paling berat adalah bagaimana membuat pertanyaan yang bagus yang dapat memancing jawaban yang berkualitas kepada peserta, karena senjata paling ampuh seorang fasilitator itu pertanyaan (powerful questions). Mengapa? Karena seorang fasilitator bisa saja terjebak sebagai seorang penceramah yang di mana seharusnya peserta itu harus lebih aktif atau di kenal dengan Student Centered Learning (SCL). Alangkah baiknya lagi ketika menyeimbangkan SCL & TCL (Teacher Centered Learning).

Be a Facilitator makes be a happy person, begitu pula peserta didik yang sangat aktif dan merasa bahagia, karena hal ini sangat membantu saya dalam proses belajar mengajar. Awalnya memang berat, tetapi dengan melihat antusias peserta dengan media yang digunakan seperti sticky notes, power point, canva, mural, jambored, ini menimbulkan reaksi positif dengan interaksi antar peserta khususnya dalam hal pembagian kelompok-kelompok kecil dan mereka saling sharing satu sama lain dengan mimik wajah yang menyenangkan dengan beberapa tool yang digunakan saat memfasilitasi, sehingga hambatan seperti kurangnya peserta didik yang aktif, bisa lebih aktif dan antusias. Hal ini tidak lepas dari metode pembelajaran yang sudah disusun di Remod, sehingga peserta mampu menggali dan menemukan sendiri materi secara partisipatif.

Tidak bisa di pungkiri bahwa setiap peserta memiliki kemampuan, karakteristik dan keunikan yang berbeda. Sehingga hal yang saya temukan bahwa metode fasilitasi dengan menerapkan VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik) adalah senjata yang paling ampuh dalam memfasilitasi karakteristik peserta agar mereka partisipatif dalam proses pembeajaran. Hal yang paling berharga adalah saat mereka mulai jenuh, sehingga sebagai fasilitator kita harus dapat menerapkan semboyan Ing Ngarsa Sung Tuladha (Di Depan memberi Teladan), Ing Madya Mangun Karsa (Di Tengah Memberi Semangat), Tut Wuri handayani (Di Belakang memberi Dorongan). Alhasil, kejenuhan itu hilang dan semangat mereka berapi-api saat diberikan ice breaking, energizer, sharing session antar kelompok, begitupula saat mereka merefleksikan pembelajaran yang telah dilalui, layaknya yang saya tuliskan ini sebagai bentuk refleksi fasilitator, hehe.

Sebagai penuntut ilmu, pendidikan itu bersifat kontinu, konvergen, dan konsentris seperti yang diutarakan oleh Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara. Sehingga kemampuan fasilitasi ini akan terus saya kembangkan sesuai kodrat alam & kodrat zaman dengan berkolaborasi bersama rekan fasil, teman sejawat, tenaga pendidik, & kepada siapapun yang mau mengembangkan diri menjadi seorang fasilitator. Tentunya pak Victor Chandrawira sebagai role model yang merupakan profesional fasilitator.

Sebagai seorang pendidik khususnya Dosen, maka kemampuan fasilitasi dalam pembelajaran sangat efektif. Selain fasilitasi, yang esensial juga untuk di pelajari adalah kemampuan coaching, memaksimalkan training & workshop pada proses pembelajaran sehingga pembelajar betul-betul mendapatkan ilmu secara holistik. Penting nya relasi, kolaborasi, dan inovasi, serta memaksimalkan teknologi yang mutakhir dalam media pembelajaran sehingga pendidikan di Indonesia bisa lebih merata dan menuju generasi 4.0 bahkan bergerak ke 5.0.

Oleh karena itu, saya ingin mengambil peran menjadi seorang pendidik khusunya dosen yang berkompeten dan profesional untuk generasi muda yang akan datang, sehingga saya bisa menjadi jembatan bagi mereka yang haus akan pendidikan, minimal di kampung saya agar mereka bisa menempuh pendidikan setinggi mungkin.

Cara saya mewujudkan mimpi itu adalah menjadi seorang pendidik yang tidak hanya sekadar mengajar peserta didik, tetapi mendidik, menginspirasi, dan menjadi mitra, serta menjadikan sekolah atau institusi pendidikan tinggi sebagai tempat untuk mengembangkan bakat dan berkolaborasi sesuai minat mereka masing-masing. Peserta didik juga menyampaikan bahwa mereka sangat antusias dan sangat senang dengan metofe fasilitasi ini karena mereka lebih banyak berkreasi, fun learning, dan perasaan mereka sangat riang saat merefleksikan pembelajaran.

LINK DOKUMENTASI:

Dokumentasi Fasilitator_Syamsul Alim Bahri

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top