Setelah pandemi usai kegiatan sekolah berlangsung seperti biasa. Sekolah masuk pukul 07.00 WIB s.d. 15.45 WIB. Ada hal yang patut menjadi catatan jumlah siswa yang datang terlambat ke sekolah cukup banyak dibandingkan sebelum pandemi. Awalnya kami mempersilahkan siswa tetap masuk dan segera menuju kelas agar tak ketinggalan pelajaran. Kami menyadari setelah 2,5, tahun mereka belajar di rumah (daring) lalu bergantian datang ke sekolah dibagi dua sesi. Tentu ini jadi salah satu penyebab siswa susah untuk membiasakan diri masuk pagi dan datang setiap hari ke sekolah.
Namun kian hari jumlah siswa yang terlambat tak kunjung turun. Sambal menyalami mereka saya bertanya mengapa datang terlambat dan meminta mereka datang lebih pagi esok hari. Lalu untuk mendisiplinkan mereka agar tidak terlambat lagi, siswa yang terlambat akan dicatat dan diberi poin pelanggaran. Dan sebelum masuk kelas siswa tersebut diberi sanksi membersihkan dan memungut sampah di sekitar gerbang. Hal ini pun tak juga mengurangi prosentase keterambatan siswa secara signifikan.
Untuk mengatasi masalah kedisiplinan ini saya mengajak waka kesiswaan untuk membentuk tim satuan tugas kedisiplinan yang akan piket menjaga pintu gerbang dan mengumpulkan siswa yang terlambat dan lalu meminta siswa yang terlambat membuat essay yang terdiri dari 3 paragraf. Paragraf pertama mereka menceritakan alasan mengapa mereka sampai datang terlambat ke sekolah. Paragraf kedua mereka menuliskan apa yang akan mereka lakukan agar tidak terlambat lagi ke sekolah dan paragraf ketiga mereka diminta menuliskan apa yang akan mereka lakukan sebagai konsekwensi jika mereka datang terlambat lagi ke sekolah.
Saat menulis essay ini saya mendampingi mereka sambal mengamati prilaku siswa siswi tersebut ada yang dengan lancar menuliskan apa yang terjadi tadi, apa yang akan dilakukan besok dan apa janji mereka jika terulang datang terlambat lagi. Ada juga yang termenung karena sulit merangkai kata. Saya pun mendekatinya dan mengatakan tulis saja apa adanya. Secara tidak langsung apa yang kami lakukan telah melatih mereka untuk mengutarakan isi hati dan pikiran secara jujur lewat tulisan. Ini juga melatih mereka merangkai kata dan menyusunnya menjadi sebuah kalimat.
Alhamdulillah pada hari kedua jumlah siswa yang datang terlambat menurun, untuk yang datang terlambat dihari kedua akan melaksanakan konsekwensi yang dituliskannya kemarin. Menurut pengamatan saya siswa tersebut melaksanakan konsekwensinya dengan ikhlas dan tanpa paksaan. Guru hanya bertanya kemaren konsekwensinya menuliskan apa ? silahkan dikerjakan. Pada hari ketiga kami melakukan kegiatan ini siswa yang terlambat menurun drastis dari jumlah 20 orang menjadi 3 orang dan saya yakin jika ini selalu dilaksanakan tidak akan ada lagi siswa yang terlambat. Semoga.