Ekspedisi, Pembelajaran Melalui Perjalanan

Sebelum tahun pelajaran dimulai, semua guru melaksanakan kegiatan rapat kerja atau biasa disingkat Raker. Saat Raker, guru mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukannya selama setahun dan merencanakan pembelajaran yang akan dilakukannya di tahun pelajaran yang akan datang. Selain pembelajaran yang di sekolah, guru-guru juga merencanakan kegiatan pembelajaran di luar sekolah. Salah satunya adalah field trip.

Field trip dilakukan murid setiap tahun karena memang program rutin sekolah. Selama ini, field trip dilakukan sekadar “senang-senang” seperti piknik yang tujuan utamanya adalah refreshing dari rutinitas dan kurang memperhatikan muatan pembelajaran. Dua tahun belakangan ini, field trip sudah mulai mengalami peningkatan. Kegiatan ini mulai memperhatikan muatan pembelajaran untuk murid namun kegiatan masih cenderung “latah” dari kegiatan field trip yang sedang marak. Misalnya, Ketika banyak sekolah melakukan outbond maka kami juga melakukan hal yang sama. Jadi kegiatan belum memperhatikan kebutuhan murid, hanya sekadar ikut-ikutan.

Berdasarkan hal tersebut, saya mengajak guru untuk mengevaluasi kegiatan field trip dan mendiskusikannya agar kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan murid. Akhirnya guru-guru merencanakan kegiatan di luar sekolah dan menyepakati field trip dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelas 1-3, kelas 4-5, dan kelas 6. Dari ketiga kelompok field trip tersebut, saya menyampaikan ide kegiatan yang akan menjadi kegiatan yang perdana dilakukan oleh murid SD Islam Bina Cendekia, yaitu Ekspedisi untuk kelas 6.

Ekspedisi yang saya gulirkan ini terinspirasi dari kegiatan di dua sekolah yang saya lihat dari media sosial. Meskipun di sekolah tersebut diperuntukkan pada jenjang SMP. Tapi saya pikir, kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah dasar juga pada level tinggi. Eksedisi yang saya sampaikan adalah murid kelas 6 akan mengeksplorasi beberapa tempat wisata di Jakarta dengan menggunakan transportasi umum, yaitu Commuter Line, Trans Jakarta, dan MRT. Titik kumpul di stasiun Commuter Line dan titik pulang di stasiun MRT. Selain itu, untuk makan siang dan snack, murid akan makan di tempat makan atau warung.

Karena kegiatan ini adalah sesuatu yang baru bagi guru, murid, dan sekolah, maka kegiatan ini mendapat respon yang beragam, ada yang positif dan ada yang biasa saja. Saya melihat, respon dari Sebagian besar guru adalah positif. Apalagi saat saya jelaskan maksud dan tujuan kegiatan tersebut yaitu murid yang terbiasa diantar dan jemput bahkan ada yang tidak pernah naik transporasi umum mempunyai pengalaman yang berbeda. Selain itu murid akan belajar dari Museum Keramik, Perpustakaan Nasional, dan Istiqlal. Tentunya, kegiatan akan diakhiri dengan refleksi dengan pendampingan guru kelas.

Setelah guru-guru terutama guru kelas 6 menyepakati ekspedisi ini, saya langsung mengajukan anggaran ke bendahara sekolah. Tak dinyana, ternyata anggaran untuk kegitan ini tidak ada, karena kelas 6 tidak direncakan untuk field trip yang ada adalah motivasi untuk ujian sekolah. Akhirnya, anggaran tersebut yang kami pakai untuk ekspedisi. Selain itu, kendala yang diprediksi oleh bendahara adalah penggunaan e-money untuk mengendarai transportasi umum. Saya pun mengiyakan hal tersebut.

Kendala yang terjadi menjadi tantangan bagi saya. Saya berinisiatif untuk menyampaikan kegiatan ini kepada orang tua disertai tujuan dan gambaran kegiatannya. Kemudian, saya menyampaikan kendala yang dihadapi yaitu penggunaan e-money. Gayung bersambut, orang tua murid menanggapinya dengan baik. Bahkan akan menyediakan e-money miliknya untuk digunakan murid saat kegiatan.

Saat hari H kegiatan, murid diantarkan orang tuanya di stasiun commuter line. Mereka sudah membawa amunisinya yaitu snack dan minuman serta tak lupa e-money. Murid-murid mengantri untuk memasuki kereta dengan kondisi yang padat karena waktu tersebut adalah waktu para pekerja berangkat. Namun mereka tetap ceria dan semangat. Hal ini terlihat dari wajahnya yang sumringah meski berdiri di antara para penumpang. Perjalanan menuju museum lancar tanpa kendala yang berarti sampai membuat gerabah dari tanah liat.

Peristiwa yang menarik adalah saat ingin makan siang setelah selesai kegiatan di Museum Keramik. Kami mencari tempat makan yang sesuai dengan uang yang dibawa murid. Mereka memang dibolehkan untuk membawa uang dengan jumlah maksimal 75 ribu. Merekalah yang akan mengelola uangnya agar cukup untuk makan snack dan makan siang.

Awalnya kami menuju restoran cepat saji namun karena cukup mahal, maka kami memutuskan untuk mencari rumah makan padang. Kami menyusuri jalan raya di Kota tapi tak kunjung ketemu rumah makan. Akhirnya kami menyusuri Jalan Asemka untuk mencari tempat makan. Ternyata tempat makan yang kami harapkan tidak ada meski kami sudah berjalan dengan sangat jauh.

Karena hari sangat terik dan murid sudah tampak kelelahan dan lapar, kami memutuskan makan di warung kaki lima. Mereka memesan makanan-makanan yang dijual di sana. Ada yang memesan bakso, siomay, soto, dan sate. Meski suasana di tempat itu sangat padat oleh pekerja di sekitar Jalan Asemka ditambah panas yang menyengat dan keringat yang bercucuran, mereka tetap mencoba menikmati makanan yang dipilihnya.

Perjalanan selanjutnya adalah menuju masjid di Balai Kota kemudian ke Perpustakaan Nasional dan Masjid Istiqlal. Saat di Perpustakaan Nasional, mereka sangat senang bahkan takjub dengan Gedung yang sangat tinggi dipenuhi buku-buku. Oleh karena itu, mereka membaca buku dari lantai ke lantai.

Sore hari, kami menuju Masjid Istiqlal dengan menggunakan mobil yang dipesan melalui aplikasi transportasi online. Sesampainya di Masid Istiqlal, mereka yang awalnya sudah merasakan lelah menjadi ceria dan semangat kembali. Kebanyakan baru pertama kali mereka ke Istiqlal.

Mereka langsung salat Asar diimami oleh saya. Setelah itu mereka menggulingkan badannya di karpet masjid yang empuk. Kami melihat mereka tidak merasakan kelelahan. Hal ini terlihat saat mereka bermain kejar-kejaran dan lainnya didalam mesjid tersebut.

Setelah semua murid dan guru serta saya sudah menuntaskan ibadah salat Asar, kami pulang mengendarai MRT. Ini pun menjadi pengalaman pertama kali bagi Sebagian besar murid. Sampai akhirnya mereka bertemu orang tua di stasiun MRT Lebak Bulus.

Dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan untuk melakukan refleksi kegiatan dengan model 4F (Fact, Feel, Find, and Future) maka saya minta kegiatan refleksi dilakukan murid di keesokan harinya di sekolah.

Saat melakukan refleksi, murid-murid menuliskan pengalamannya melakukan ekspedisi dari awal berkumpul di stasiun Jurang Mangun sampai selesai kegiatan di Stasiun MRT Lebak Bulus. Kemudian mereka menuliskan perasaannya. Semua murid menuliskan kesenangannya mengikuti ekspedisi walaupun lelah. Hal yang menarik perhatian saya adalah tulisan mereka pada bagian find. Mereka jadi tahu emoney, manfaat, dan cara menggunakannya. Mereka juga tahu cara naik Kereta, MRT, dan Ojek Online. Tak kalah penting, setelah ekspedisi mereka tahu Perpustakaan Nasional, Balai Kota Jakarta, dan Masjid Istiqlal. Ketiga tempat ini belum pernah dikunjungi oleh sebagian besar mereka. Di Perpusnas, mereka sangat antusias membaca buku dari lantai ke lantai lainnya.

Banyak sekali pengetahuan dan keterampilan yang di dapat murid saat melakukan ekspedisi. Membaca waktu, memprediksi waktu, durasi, literasi, seni rupa (keramik) dan masih banyak lagi. Sekali kegiatan mereka mendapatkan banyak ilmu dan skill dalam nuansa penuh kegembiraan.

Berdasarkan kegiatan di atas, saya dapat mengambil pelajaran bahwa murid akan antusias dan gembira saat pembelajaran dilakukan dengan bervariasi dan tidak monoton. Apalagi pembelajarannya bersifat langsung dari narasumber. Selain itu, pembelajaran adalah pengalaman berharga bagi murid sehingga dapat diingat dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya di usia remaja sampai lanjut.

Selanjutnya, saya juga mengambil pelajaran bahwa program atau kegiatan yang baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan murid perlu kerjasama dan dukungan dari guru dan orang tua, Bahkan orang tua yang menjadi pendukung utama pembelajaran jika sering dilibatkan dan program pembelajaran murid.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top