Saya Misba. Dikenal juga dengan nama Misaki Misba. Saya adalah guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah menengah pertama di Kabupaten Pinrang. Sebagai seorang guru bahasa, saya mengemban amanah untuk meningkatkan kualitas belajar siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Saya mengajar di sekolah dimana lingkungan sekitar belum begitu mendukung perkembangan siswa dalam mempelajari bahasa asing seperti bahasa Inggris. Sehingga sekolah menjadi satu-satunya wadah belajar bahasa Inggris bagi siswa secara langsung. Hal ini memberikan dampak terhadap penguasaan siswa terhadap bahasa Inggris. Saya mengupayakan agar kemampuan berbahasa Inggris siswa di sekolah meningkat, khususnya untuk penguasaan kosakata. Kita tahu bahwa kosakata adalah salah satu komponen utama dalam penerapan bahasa.
Saya pernah melakukan tes diagnostik bagi siswa-siswa untuk melihat sejauh mana kemampuan mereka dalam pelajaran bahasa Inggris, dan saya menemukan fakta bahwa kemampuan siswa saya masih terbilang rendah. Siswa saya sangat terbatas pada perbendaharaan kosakata bahasa Inggris. Jumlah kosakata yang dikuasai tidak sepadan dengan level pendidikan yang mereka ampu sebagai siswa sekolah menengah pertama. Hal ini tentunya menghambat proses pembelajaran di kelas dan juga pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan. Selain itu, saya melihat motivasi siswa saya dalam mempelajari bahasa Inggris juga masih terbilang rendah. Terbukti dari cara siswa merespon saat pelajaran berlangsung. Siswa saya juga masih kurang tertarik untuk mendalami pelajaran bahasa Inggris, buktinya masih ada beberapa siswa yang jarang membawa kamus saat kelas Bahasa Inggris meskipun telah diinstruksikan sebelumnya. Bahkan ada beberapa siswa yang beranggapan bahwa belajar bahasa Inggris itu tidak penting karena mereka tidak akan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa saya berpikir bahwa menguasai bahasa asing itu bukanlah hal yang terlalu krusial. Tentunya saya harus meluruskan miskonsepsi berpikir yang terjadi di circle siswa-siswa saya mengenai pelajaran bahasa Inggris.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, saya berusaha untuk mewujudkan suatu cara yang dapat saya aplikasikan di kelas untuk meningkatkan setidaknya kosakata mereka terlebih dahulu. Karena saya berpikir bahwa penguasaan kosakata itu sangat penting. Kita tidak dapat mengujarkan suatu bahasa ataupun berkomunikasi menggunakan bahasa jika kita tidak memiliki kosakata. Saya mulai memikirkan beberapa aktivitas yang memungkinkan untuk saya lakukan untuk meningkatkan kosakata bahasa Inggris sekaligus menumbuhkan motivasi siswa saya dalam belajar bahasa Inggris. Saya berpikir bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, saya perlu melakukan langkah-langkah kreatif. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak cepat bosan dengan metode yang akan diterapkan nantinya.
Saya melakukan riset kecil-kecilan mengenai strategi pembelajaran dan motivasi belajar siswa. Saya juga mengobservasi lingkungan belajar siswa di sekolah yang mungkin dapat mendukung keberlangsungan kegiatan pembelajaran saya nantinya. Sampai saya menemukan satu ide yang berhasil saya rangkai dari teknik brainstorming yang saya lakukan dengan tetap mempertimbangkan lingkungan belajar siswa. Saya menganggap aktivitas yang saya canangkan adalah proyek pribadi yang saya harapkan dapat terus berlanjut di sekolah. Saya menamai strategi ini “Discovery Wall”. Karena melalui kegiatan belajar ini, saya berharap siswa dapat menguasai kosakata bahasa Inggris dengan cara menemukan sendiri kosakata tersebut. Discovery Wall adalah dinding kosakata yang dicari dan ditemukan langsung oleh siswa sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar yang lebih bermakna. Discovery Wall terbuat dari kertas yang dibentuk menjadi persegi panjang yang besar dan ditempel di dinding bagian belakang tiap ruangan kelas. Dicovery Wall ini dituliskan abjad mulai dari A sampai Z dan diberikan space untuk menyimpan list kosakata di bagian bawah setiap kosakata nantinya. Adapun aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan ini antara lain:
- Search : siswa mencari kosakata bahasa Inggris pada majalah bekas, buku bekas, koran bekas, maupun kemasan produk bekas seperti camilan atau minuman.
- Find : setelah menemukan kosakata bahasa Inggris, siswa membawa hasil guntingan kosakata tersebut ke sekolah dan menempelkannya pada Discovery Wall sesuai dengan abjad yang tertera.
- Understand : setiap siswa harus mengetahui arti kosakata yang mereka dapatkan, baik dengan bantuan kamus maupun guru.
- Share : siswa membagikan kosakata yang mereka dapatkan kepada siswa yang lain atau saling berbagi.
- Use : siswa dapat mencatat pada buku tulis kosakata-kosakata baru yang mereka temukan melalui penemuan siswa lain dan mampu menggunakan kata tersebut dalam kalimat sederhana dengan bantuan guru atau teman.
Aktivitas Discovery Wall ini saya lakukan di awal pertemuan sebelum memulai materi. Saya mempertimbangkan bahwa strategi ini juga mampu menjadi stimulant bagi siswa sebelum menerima materi pembelajaran di kelas bahasa Inggris. Ketika saya merasa bahwa kegiatan ini sudah mengambil beberapa waktu dari aktivitas belajar utama, maka saya akan menskip beberapa langkah di atas untuk menghemat waktu tanpa menghilangkan esensi dari kegiatan Discovery Wall yaitu menemukan kosakata.
Setelah beberapa pertemuan menjalankan strategi Discovery Wall ini. Saya melihat siswa-siswa saya lebih antusias dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Bahkan mereka juga terlihat aktif di luar kelas bertanya kepada saya tentang kosakata yang mereka temukan. Saya melihat bahwa Discovery Wall ini dapat menunjang pembelajaran bahasa Inggris di kelas saya terutama dalam penguasaan kosakata siswa. Saya belajar bahwa pembelajaran kontekstual lebih bermakna bagi siswa dan guru sudah selayaknya harus terus memfasilitasi dan memotivasi siswa dalam belajar. “Never too old to learn.”