Diorama Jendela

Perkembangan teknologi semakin pesat. Banyak dampak positif namun ada pula dampak negatif.  Sebagai contoh adalah gadget. Hampir semua orang dewasa memilikinya tak terkecuali anak sekolah. Sebagai generasi Z yang lahir di antara 1998 – 2009 (Tapscott, 2008), mereka sangat mahir dalam menggunakan perangkat ini. Kondisi pandemi semakin menguatkan kemahirannya. Di satu sisi, mereka dimudahkan untuk berdiskusi membahas pembelajaran dan mempercepat cara kerja. Namun di sisi lain, kepekaan mereka terhadap lingkungan juga rendah. Hal ditunjukan dari pertanyaan yang dilakukan secara random saat kegiatan di sekolah. “Pernahkah kalian memperhatikan lingkungan sekitar kalian? Adakah yang tahu warna cat rumah tetangga? Adakah yang tahu nama tetangga sebelah rumah?  Adakah yang tahu nomor rumah kalian? Dan hampir semua menjawab tidak tahu atau tidak memperhatikan.    

Kenapa hal di atas menjadi penting? Seperti yang tercantum pada profil pelajar Pancasila, yaitu anak diharapkan beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Ya, berakhlak mulia kepada manusia. Berakhlak kepada yang terdekat. Keluarga atau tetangga.

Tantangannya adalah bagaimana cara mengolah kepekaan tersebut melalui karya. Tidak mudah menemukan tema seni rupa yang tepat. Saat pikiran itu datang, bertepatan dengan kelas 3 yang bermateri teknik potong, lipat, dan sambung. Beberapa kali mencari inspirasi di salah satu website, Pinterest dan juga website beberapa seniman. Akhirnya diperoleh karya Henri Matisse berjudul “Seated Woman, Back Turned to The Open Window, 1922.”

Dari karya Henri Matisse ini, anak diajak mengamati, mencari tahu, dan cerita di balik karya tersebut. Hampir semua anak antusias dalam kegiatan. Dari yang awalnya bertanya dan mengamati di kursi saja hingga maju mendekati layar di depan kelas untuk mendapatkan hal yang lebih detil. Setelah itu, mereka di ajak mengamati dan mengeksplorasi jendela di lingkungan sekitar baik di sekolah maupun di rumah. Apa yang kalian lihat? Mengapa kalian memilih jendela tersebut? Adakah hal yang menarik? Setelah mendapatkan jendela paling menarik, mereka diajak untuk menuangkannya dalam gambar.

Karya gambar 2D ini lalu diubah menjadi karya 3D (diorama). Mereka perlu mengamati kembali ‘jendela’ pilihan mereka dengan lebih detil sehingga memudahkan mereka menuangkannya.

Setelah satu minggu proses penyelesaiannya, mereka diajak kembali melihat karyanya. Informasi tambahan apa yang kamu peroleh? Apa yang kamu lakukan sehingga informasinya lebih lengkap? Hampir semua anak menjawab mereka bertanya pada anggota keluarga, meminta bantuan orangtua untuk dikenalkan pada tetangga karena mereka menggambar rumah tetangga yang terlihat dari jendela ruang tamu. Ada juga menggambarkan jendela rumah kosong yang disilang karena terlihat dari jendela ruang tamu rumah. Atau ada juga yang akhirnya berdiskusi dengan teman karena mengambil posisi jendela sekolah yang sama.

Setelah direfleksikan, tema ini berhasil dilakukan karena :

  1. Temanya familiar dengan anak.
  2. Yang awalnya jendela hanya pemandangan yang dilihat, saat ini anak mulai peka ada informasi lebih banyak yang bisa diperoleh.  
  3. Memperbanyak pengamatan, eksplorasi, dan modelling orang dewasa membantu anak  memahami cara berkoneksi dengan lingkungan sekitar mereka.
  4. Berikan pertanyaan pemantik yang membuat mereka cari tahu tentang karya jendela.
  5. Cara bertanya dan respon yang baik kepada menjadi kunci keberhasilan mereka mendapatkan informasi detil dari sekedar pemandangan dari sebuah jendela
  6. Apresiasi menguatkan keyakinan anak terhadap penilaian diri positif pada proses yang sedang dilakukannya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top