Memasuki bulan Ramadhan, umat muslim diwajibkan melaksanakan ibadah puasa. Sebagai seorang guru yang harus tetap mengajar dari pagi hingga siang bahkan sore hari, bulan puasa memberikan tantangan tambahan.
Tidak sedikit murid yang mulai belajar dalam kondisi mengantuk karena harus bangun lebih pagi dibanding hari biasanya untuk sahur. Sehingga mereka hilang konsentrasi dan tidak dapat menyerap pembelajaran dengan maksimal.
Rizqy Rahmat Hani, ketua Kampus Pemimpin Merdeka, mengungkapkan, seringkali ia menemukan murid yang mengeluh melaksanakan pembelajaran saat bulan puasa.
“Tak jarang ada juga yang menyampaikan kalau mereka ingin pembelajaran yang tidak banyak gerak. Untuk menghindari mudah haus, lapar, dan lemas. Terlebih jika sudah jam 11 ke atas,” jelas aktivis pendidikan yang pernah mengajar di Pekalongan selama tujuh tahun tersebut.
Rizqy, sapaan akrabnya, mengatakan, guru harus memahami kebutuhan dan kondisi murid saat puasa. Memaksa murid belajar seperti biasanya hanya akan membuat mereka tidak dapat menerima pembelajaran yang bermakna.
“Sebenarnya dalam kondisi apa pun, baik puasa maupun tidak, kita sebagai guru harus mendengarkan murid. Dari situ kita akan tahu apa yang harus kita lakukan. Mencari cara mengajar yang disukai murid,” tuturnya.
Seringkali guru terjebak memakai caranya sendiri yang dianggapnya menyenangkan. Padahal cara tersebut tidak sesuai dengan keinginan murid. Oleh karenanya penting untuk selalu melibatkan murid sejak awal proses pembelajaran.
“Misalnya kita ajak murid untuk observasi lingkungan sekitar. Murid bisa menemukan apa yang mereka inginkan untuk dieksplor lebih lanjut, sehingga akan senang untuk mempelajarinya” jelas Rizqy.
Hal ini juga akan membantu guru untuk mengolah energinya selama bulan puasa berlangsung. Pasalnya, cara mengajar satu arah sebenarnya hanya akan membuat guru mudah lelah.
Seperti misalnya pembelajaran yang diisi dengan ceramah dari awal hingga akhir. Karena berbicara terus menerus, guru akan cepat merasa haus dan mungkin lemas.
Sebaliknya, mendorong murid untuk aktif seperti mengajak murid berdiskusi tidak hanya membantu menghemat energi guru namun yang utama adalah memberikan pembelajaran yang bermakna untuk murid. (YMH)