Sebagai guru sosiologi tentunya setiap murid di kelasnya memiliki kompetensi sosial yang lebih. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan murid bekerja sama,berkolaborasi,peduli dan empati. Selain itu juga murid diharapkan mampu memahami masalah dan fenomena sosial yang ada di sekitarnya dengan baik. Kemampuan memahami ini dapat dilihat dari kemampuan murid melakukan observasi,kemampuan berliterasi dan menyampaikan apa yang menjadi temuan dan pemikiran serta kemampuan memberikan solusi atas masalah atau fenomena sosial yang ada di sekitarnya.
Sayangnya murid-murid di SMAN 1 Galang khususnya kelas XI IPS belum memahami hal ini dengan baik. Mereka masih sulit mengemukakan masalah dan fenomena sosial apa yang mereka amati di masyarakat. Selain itu murid-murid juga sebagaian besar memiliki kemampuan literasi yang lemah karena malas membaca. Hal ini ditunjukkan setiap kali ditugaskan menuliskan makalah atau opini tentang masalah dan fenomena sosial yang ada, masih banyak yang mencontek dengan teman dan menyalin dari internet.
Sementara pembelajaran yang disajikan guru di kelas sosiologi juga cenrderung monoton sehingga membosankan dan tidak merangsang kompetensi murid berkembang. Murid merasa bosan dengan pembelajaran yang hanya membuat makalah dan berdiskusi saja saat mempelajari Masalah Sosial pada pelajaran Sosiologi kelas XI IPS di SMAN 1 Galang. Materi pelajaran pun tidak begitu dipahami dengan baik.
Melihat masalah ini guru mencoba melakukan terobosan baru dengan tetap menjadikan penulisan makalah sebagai cara untuk mengungkapkan pemikiran mereka terhadap masalah dan fenomena sosial yang ada namun membuat mereka antusias dan memahami materi pelajaran dengan baik. Akhirnya guru melakukan strategi baru dengan mengadakan Kegiatan BUKABE di Kelas Sosiologi. Kegiatan ini berupa perlombaan menulis esai masalah dan fenomena sosial. Kemudian tulisan-tulisan terbaik akan dijadikan BUKABE (Buku Karya Bersama) murid kelas XI IPS SMAN 1 Galang. Jenis tulisan yang dibuat murid juga diubah. Jika dahulu dalam bentuk format tulisan ilmiah yang dilengkapi dengan latar belakang, masalah,pembahasan,kesimpulan dan saran serta dilengkapi daftar pustaka. Kali ini bentuk tulisan yang dipilih aadalah esai.
Ketika rencana ini disampaikan ke tiga kelas paralel XI IPS disambut antusias oleh sebagian besar murid. Mereka berlomba menyatakan keinginan mereka untuk ikut dalam BUKABE tersebut. Sebagai guru tentunya sangat terharu melihat hal ini. Sebagai penguat motivasi guru menunjukkan beberapa buku yang pernah di tulis murid-murid lain. Apa saja keuntungan yang mereka dapat ketika berhasil menuliskan buku. Serta bagaimana mereka telah membawa nama baik sekolah dengan buku yang mereka tulis bersama.
Kegiatan ini bukan tanpa halangan. Ada beberapa kendala yang menjadi tantangan guru dalam menerapkan BUKABE di Kelas Sosiologi. Kendala-kendala itu antara lain :
- Ada sebagian murid tidak peduli dan tidak bersemangat dengan kegiatan ini.
- Sebagian besar murid tidak memiliki laptop dan tidak mahir dalam menggunakannya.
- Banyak murid malas membaca
- Sebagian murid memilih menyalin dari internet
- Teman sejawat guru menganggap kegiatan BUKABE merupakan ranah pelajaran Bahasa Indonesia.
- Banyak teman sejawat menunjukkan sikap tidak peduli dan tidak mendukung kegiatan ini.
- Tidak adanya dukungan pendanaan dari sekolah untuk penerbitan buku.
Menghadapi kendala ini guru mengambil sikap tidak peduli kepada teman sejawat yang tidak mendukung kegiatan BUKABE. Sementara untuk teman sejawat guru yang menganggap kegiatan BUKABE adalah ranah pelajaran Bahasa Indonesia. Guru melakukan komunikasi dan mengajak kolaborasi untuk membimbing murid dalam kegiatan ini.
Sedangkan untuk murid yang tidak memiliki minat dan peduli dengan kegiatan ini guru memberikan motivasi dan terus mengajak. Kepada murid yang suka menyalin dari internet dan malas membaca tetap diberikan motivasi agar rajin membaca dan mengerjakan esai dengan jujur. Sekaligus diperkenalkan teknik (Plagiarisme Cheaker ) untuk mengetahui apakah tulisan mereka asli atau menyalin dari internet.
Bagi murid yang tidak memiliki laptop disarankan untuk mengerjakan tulisan dengan memakai komputer di Laboratorium Komputer milik sekolah. Ada juga yang meminjam laptop teman ataupun kerabatnya. Beberapa juga menggunakan gawai untuk menulis, kemudian mencetaknya di tempat penyewaan komputer di sekitar sekolah.
Semua tantangan tidak menyurutkan aksi. Kegiatan BUKABE di kelas sosiologi terus berlanjut. Berikut langkah-langkah aksi nyata yang dilakukan guru bersama murid dalam kegiatan ini.
- Guru bersama murid menyepakati masalah sosial dan fenomena apa yang akan diamati dan dijadikan tulisan. Dari diskusi ini ada beberapa tema yang disepakati,antara lain : kecanduan game online,Narkoba,Pornografi,pembelajaran daring dan pandemi.
- Murid melakukan pengamatan terhadap masalah dan fenomena sosial di sekitar lalu menuliskannya dalam bentuk esai. Ada 100 orang murid kelas XI IPS T.P 2021/2022 yang mengerjakan tugas pengamata dan pembuatan esai. Pengamatan dilakukan secara berkelompok sementara penulisan esai dilakukan secara pribadi.
- Selama melakukan proses penulisan guru melakukan pendampingan. Guru memberikan bimbingan tentang teknik pengamatan dan penulisan, memahamkan kepada murid bagaimana melihat masalah dan kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan. Selanjutnya proses penyuntingan dilakukan sendiri oleh murid dan dibimbing juga oleh guru Bahasa Indonesia.
- Setelah batas waktu yang ditentukan. Seluruh tulisan terkumpul dan guru melakukan penilaian. Lalu dipilihlah dua puluh lima tulisan dari dua puluh lima anak. Kepada dua puluh lima anak yang tulisannya terpilih dilakukan pendampingan untuk melakukan penyuntingan mandiri.
- Selanjutnya dilakukan proses penerbitan yang dibantu guru. Seluruh persiapan penerbitan dilakukan oleh murid. Guru hanya melakukan penyuntingan akhir dan mengurus penerbitan ke pihak penerbit. Termasuk juga terkait pembiayaan. Karena sekolah tidak bersedia membiayai penerbitan, murid melakukan urunan untuk biaya penerbitan. Guru hanya meyakinkan mereka bahwa kegiatana BUKABE ini akan terwujud.
- Selanjutnya guru melakukan diskusi terkait kegiatan ini. Menggali apa yang sudah didapatkan anak-anak dari proses pembelajaran. Serta bagaimana mereka mengaitkan materi pelajaran dengan apa yang mereka temukan dan tuliskan.
- Melakukan refleksi terkait dengan penerbitan BUKABE dan meminta pandangan murid.
- Buku berjudul Suara dari Kelas Sosiologi,karya dua puluh lima murid SMAN 1 galang kelas XI IPS akhirnya terbit dan disambut meriah oleh seluruh murid.
Ketika dilakukan diskusi dan refleksi sebagian besar murid antusis dan merasa senang. Mereka lebih paham materi Masalah sosial secara nyata. Guru juga tidak menjelaskan secara panjang lebar setiap msalah sosial yang ada. Murid saling berbagi pengetahuan terkait masalah sosial.
Selain itu murid mendapat pengalaman baru menulis esai secara sederhana. Mereka memiliki kemampuan menulis dasar, mengetahui proses penyuntingan sederhana dan mereka mulai dapat menggunakan laptop dan komputer untuk menulis. Mereka tidak menyangka memiliki pengalaman menulis menggunakan laptop. Murid juga memahami bahwa menyalin dari internet dan mengakuinya sebagai tulisan sendiri adalah perbuatan salah. Haru rasanya ketika beberapa murid mendatangi guru dan mengaku bahwa esai yang mereka buat merupakan salinan dari internet. Mereka minta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Bahkan ada yang memperbaiki dengan tulisan hasil pikiran sendiri.
Sedangkan penerbitan buku Suara dari Kelas Sosiologi memberikan pengaruh yang luar biasa bagi murid. Mereka merasa lebih percaya diri dengan apa yang sudah mereka lakukan dan pelajari. Ungkapan bahagia, teriakan senang, berpelukan bersama teman ketika buku diserahkan dan tangisan haru dibalut bahagia. Semuanya mewarnai kehadiran buku Suara dari Kelas Sosiologi.
Beberapa murid berkata,”Saya jadi Penulis Bu.”, “Sekolah kita punya buku karya siswa”,”Saya punya buku.”
Semua ungkapan kebahagiaan dan keberhasilan ini menjadikan mereka lebih antusias belajar sosiologi. Beberapa karakter pun terbentuk diantaranya kejujuran,gotong royong,kolaborasi,kepedulian,menghargai orang lain dan kerja keras. Hal lain yang merupakan dampak dari kegiatan ini adalah hubungan personal antara guru dan murid semakin dekat. Sehingga guru dengan mudah melakukan pendampingan pada mereka dalam proses pembelajaran di kelas Sosiologi. Kehadiran buku ini juga menguatkan minat baca. Semoga kegiatan BUKABE di Kelas Sosiologi menjadi kenangan dan proses poembelajaran bagi murid-murid.