“BINTANG IKLAN KOLOID”
SOLUSI MERDEKA BELAJAR BAGI MURID.
AWAL
Pada saat ini, kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah mulai normal kembali, setelah 2 tahun lebih Indonesia terpuruk karena pandemi Covid-19. Kondisi ini memaksa dunia pendidikan merubah strategi pembelajaran dengan sistem digitalisasi pendidikan. Pemakaian gadget menjadi suatu kebutuhan dan keharusan. Murid dari kelas rendah hingga tingkatan tinggi rata-rata memiliki HP atau gadget. Hal ini tentu memiliki banyak manfaat, selain murid lebih mudah mengakses informasi, pembelajaran pun tetap berlangsung meski hanya melalui tatap maya.
Namun dibalik itu, pemakaian HP banyak membawa dampak negatif yang tentu tidak boleh dibiarkan. Murid menjadi lebih bebas dalam menerima dan mengirimkan informasi, tidak adanya kontrol dari orangtua dan pihak terkait membuat murid kadang kebablasan dalam menggunakan HP. Parahnya lagi, perkembangan karakter dan sikap murid cukup memprihatinkan. Pada umumnya murid menjadi malas belajar, lebih senang mengcopy paste dari internet, lebih memilih menghabiskan waktu dengan gadget daripada dengan keluarga mereka, dan sikap sopan santun dan empati berkurang.
Program Merdeka Belajar yang dicanangkan pemerintah menjadi solusi bijak atas beberapa permasalahan yang terjadi. Kebijakan ini patut diapresiasi oleh pendidik dan murid itu sendiri, setelah berbagai drama di ruang-ruang kelas yang kerap kita dengarkan. Merdeka belajar berarti kebebasan bagi murid dalam mengembangkan dirinya dan kebebasan bagi guru dalam mengelola model dan metode pembelajaran agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Memasuki tahun ajaran baru ini, tentulah kita harus lebih mematangkan strategi. Salah satunya dengan meramu metode dan model pembelajaran yang menyenangkan bagi murid.
TANTANGAN
Mata pelajaran kimia menjadi salah satu pelajaran yang dirasakan sulit oleh murid. Berbagai alasan berbeda mengapa kimia dirasa sulit untuk dikuasai. Faktor padatnya materi, kemampuan matematika yang rendah, banyak rumus dan senyawa kimia yang memusingkan kepala, dan faktor guru menjadi alasan utama ketidaksenangan murid untuk belajar kimia. Apabila murid belum menemukan sosok guru yang mereka senangi atau yang dicari, tentu akan menjadi penghambat mereka dalam mempelajari kimia. Hal inilah yang menjadi PR besar bagi guru, dan ini berlaku bukan hanya untuk guru kimia saja.
Setiap murid memiliki kebutuhan berbeda, karakter, minat dan pandangan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Guru harus memberi ruang yang lebih untuk murid mengeksplor kemampuan mereka dengan baik. Sebagai guru, sebisa mungkin saya harus menjadi sosok yang ditunggu, yang diimpikan dan diidolakan oleh murid saya. Olehnya itu, saya harus selalu mengupdate pengetahuan dan keterampilan saya dalam mendidik murid.
AKSI
Menjawab berbagai permasalahan yang disebutkan sebelumnya, saya lalu mengembangkan metode belajar yang membuat murid terlibat aktif. Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, di mana murid saya lebih senang berlama-lama dengan HP dibanding bersosialisasi dengan temannya, murid saya senang meniru gaya dan merekam diri mereka melalui aplikasi, bahkan mengupload ke media sosial, bahkan murid saya yang biasanya kita kenal pendiam di kelas justru lebih aktif bermedia sosial.
Materi sistem koloid adalah salah satu materi kimia yang bersentuhan langsung dengan kehidupan murid. Sistem Koloid ditemukan pada tubuh manusia, air, udara, dalam makanan, kosmetik, obat-obatan, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Membahas materi sistem koloid berarti menanamkan kesadaran diri kepada murid untuk lebih memperhatikan diri, lingkungan sekitar, alam dan kebesaran Tuhan.
Model bermain peran (roleplay) ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dalam menerapkan merdeka belajar bagi murid, membuka wawasan murid untuk memanfaatkan media dalam mengembangkan bakat dan minat mereka, dan mengarahkan mereka menggunakan media ke hal-hal yang positif. Model pembelajaran “Bintang Iklan Koloid” diharapkan mampu mengakomodir sebagian besar kebutuhan belajar murid saya.
Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran sebagai berikut:
- Melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid.
- Menyampaikan teknis pelaksanaan pembuatan video iklan
- Membagi murid ke dalam beberapa kelompok heterogen (1 kelompok terdiri dari 8 orang)
- Memberikan kebebasan kepada anggota kelompok untuk memilih jenis koloid yang akan diperankan dan model iklannya.
- Komponen materi yang harus masuk dalam promosi iklannya (sifat, kandungan/komposisi bahan, kegunaan, dampak negatif (mudharat), dan pesan kebaikan dalam iklan yang dipromosikan)
- Pembuatan karya (pengerjaan proyek selama 1 minggu)
- Presentasi iklan (ditonton bersama di kelas dan di evaluasi)
- Refleksi dan motivasi
- Uji pemahaman dan ketercapaian pembelajaran
PERUBAHAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah penerapan, secara umum terlihat murid saya begitu antusias dan senang dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Murid saya yang cenderung cuek dan pendiam, kini lebih aktif dan tampil percaya diri dalam memerankan diri sebagai Bintang Iklan Koloid. Yang semula sangat pemalu, kini tampil bersemangat dan lebih ceria. Setiap kelompok saling berkolaborasi dalam melakukan perekaman video, mengedit dan mempublikasikan video mereka. Hasilnya, murid lebih cepat memahami materi, dan tertarik untuk menggali lebih jauh dari penjelasan komposisi serta dampak negatif dari produk yang diiklankan. Hal ini terlihat dari antusias mereka saat menanyakan kepada pemeran terkait kandungan bahan dan bahayanya bagi tubuh.
Mereka begitu menikmati hasil karya mereka, dan kerap tertawa serta saling menertawakan diri mereka sendiri saat melihat videonya ditampilkan. Ada pula yang membagikan karyanya ke media sosial mereka, sehingga diharapkan metode ini bisa membantu mengarahkan murid saya untuk menggunakan media sosial secara bijak dan positif.
Menyaksikan kelas yang begitu bersemangat ini, saya turut senang dan berjanji kepada diri sendiri untuk selalu berusaha menjadi guru yang lebih baik dan lebih baik lagi bagi murid-murid saya. Karena semua murid adalah bintang dan mereka layak untuk dijadikan bintang.
MERDEKA BELAJAR ! MERDEKA MENGAJAR