Saya adalah seorang guru di sebuah SMK yang mengajar mata pelajaran Produktif Tata Boga yaitu Produk Pastry dan Bakery. Dalam pembelajaran tersebut, siswa harus dapat memahami dan membuat Produk Pastry dan Bakery.
Materi produk pastry dan bakery banyak menggunakan istilah didalamnya sehingga siswa sulit memahami materi. Selain itu, jika disajikan materi berupa modul, siswa malas membaca. Jika materi disajikan dengan metode ceramah, siswa mudah jenuh dan tidak fokus belajar.
Keresahan lain dalam mendampingi proses belajar murid yaitu siswa terlalu sibuk dengan gadget. Saat awal pandemi, pembelajaran jarak jauh sudah diperkenalkan kepada siswa. Dimana siswa harus menggunakan gadget dalam belajar. Namun sayangnya, siswa belum bisa menggunakan gadget dengan bijaksana.
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai tidak hanya siswa dapat membuat produk pastry dan bakery saja, tetapi siswa harus mampu menjelaskan dan memahami materi tersebut.
Pada saat ini tuntutan dari tujuan pembelajaran belum tercapai maksimal. Hal ini dapat terlihat pada nilai pengetahuan yang masih sangat rendah, padahal nilai keterampilan siswa sudah cukup bagus.
Tantangan bisa berupa kemampuan diri, karakteristik siswa, sikap masyarakat, kondisi geografis dan lainnya.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sekarang ini belum berakhir namun hal ini tidak boleh dijadikan alasan untuk mengendorkan Merdeka Belajar, justru sebaliknya masa pandemi dapat dijadikan tonggak awal pelaksanaan Merdeka Belajar. Bagaimana tidak pada masa pandemi pembelajaran dilakukan secara online (daring) siswa belajar mandiri diberikan kebebasan secara aktif dalam mencari dan menemukan materi pembelajaran. Siswa diberikan kemerdekaan belajar, tidak lagi dibatasi oleh empat dinding tapi dapat dilakukan dimana saja, sumber belajar tidak lagi terpusat pada guru semua bisa jadi guru bahkan dalam seloka Minangkabau alam takambang menjadi guru.
Kondisi pandemi dan keadaan siswa yang kurang fokus belajar membuat saya menyusun strategi baru dalam mengajar. Sebagai seorang guru saya melakukan asesmen awal terhadap siswa. Berdasarkan pengamatan semua siswa telah memiliki gadget dan pada umumnya sudah melek teknologi informasi. Bahkan diantara mereka sudah terbiasa membuat konten-konten di media sosial yang mereka miliki.
Tugas yang saya berikan adalah dengan membuat konten yang berkaitan dengan materi Produk Pastry dan Bakery. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 2-3 orang. Siswa bebas menentukan sendiri anggota kelompoknya.
- Siswa bersama guru mengidentifikasi kompetensi dasar yang akan dijadikan konten, masing-masing kelompok memilih salah satu kompetensi dasar yang ada pada mata pelajaran Produk Pastry dan Bakery.
- Masing-masing kelompok berdiskusi dan mencari referensi dari berbagai sumber. Jika ada yang belum dipahami, siswa dapat bertanya kepada guru.
- Masing-masing kelompok menyusun skenario pembuatan konten.
- Hasil diskusi siswa di presentasikan melalui konten dan di-upload di media sosial.
- Guru melakukan penilaian untuk mengukur ketercapaian standar proses, kemudian guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Pembelajaran yang telah dilakukan membawa suasana yang berbeda. Biasanya siswa hanya diam dan mendengarkan materi, sangat monoton sekali. Tetapi tidak dengan pembelajaran seperti ini. Siswa sibuk mencari materi, melakukan diskusi dan mengulang-ulang mempelajari materi, agar konten yang mereka buat menjadi bagus.
Siswa sangat antusias dalam pembelajaran seperti ini. Menurut siswa, saat mengulang-ulang membuat konten, secara tidak langsung mereka belajar tanpa ada paksaan, dan itu membuat mereka lebih paham akan materinya.
Karena rasa penasaran akan konten yang dibuat oleh kelompok lain, secara tidak langsung, siswa juga menyimak materi lainnya.
Dari aktivitas yang dilakukan, secara tidak langsung telah mewujudkan merdeka belajar. Siswa diberikan kebebasan dalam memilih anggota kelompok, dan bebas memilih kompetensi dasar yang akan dibuat konten.
Karakter yang dibangun yaitu rasa ingin tahu, tanggung jawab, percaya diri, kerjasama dan mandiri. Siswa belajar menyenangkan tanpa ada paksaan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
Yang perlu dikembangkan dari pembelajaran ini adalah, siswa diberi tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat slide presentasi, sehingga lebih menunjang siswa dalam membuat konten pembelajaran.
Dengan penugasan seperti diatas, selain siswa belajar efektif, kita guru pun terbantu dalam hal pembuatan materi dan pengumpulan tugas portofolio siswa.
Semoga praktek baik ini dapat bermanfaat dan menginspirasi guru Indonesia.