Pada masa pandemi saya prihatin dengan kondisi pembelajaran daring yang monoton. Saya menginginkan ada sesuatu yang beda yang mampu membawa anak tetap semangat dalam belajar meskipun belajar daring secara online. Sebagai guru tentunya saya ingin pembelajaran yang saya lakukan selalu menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh siswa saya. Kegiatan proses belajar ini menjadi suatu kegiatan yang mereka nikmati bukan suatu hal yang mereka hindari bahkan mereka takuti. Saya melihat di tengah kondisi pandemi keadaan sudah membuat anak tidak nyaman dan mereka diharuskan tetap mengikuti pembelaJaran yang tidak nyaman pula, sebagai guru tentunya menginginkan masa serba sulit seperti ini menjadikan kegiatan belajar menjadi salah satu pelipur kejenenuhan anak selama masa selama PKKM selain itu harapannya selain sebagai salah satu hiburan tetapi tetap fokus pada tujuannya yaitu apa yang saya sampaikan bisa mereka terima dan dapat mereka pahami.
Masa pademi dengan belajar daring bagi murid saya yang minim kuota dan jarang memegang hp membuat saya harus putar otak bagaimana agar semua bisa mengikuti dengan antusias. Saya tadinya hanya menyampaikan materi dengan membuat power point materi atau terkadang saya hanya memutar channel youtube atau memberikan link untuk mereka tonton.
Ternyata cara seperti ini membuat saya menjadi guru yang statis, tdak berkembang dan sangat membuat bosan.Saya befikir bagaimana anak-anak merasakan pembelajaran seperti ini tidak bosan sedang saya sendiri saja jenuh. Keadaan ini menjadi sebuah polemik yang selalu muncul dalam pikiran Sampai pada suatu saat ketika mau memberikan materi, saya membuka buku siswa kurikulum tiga belas di awal halaman, saya memperhatikan tokoh tokoh karakter yang ada disana. Dalam materi pembelajran K 13 saya dan anak anak mengenal tokoh tokoh karakter yang biasa ada dalam setiap materi yaitu ada Edo, Siti, Dayu dan Beni serta lainnya. Saya terinspirasi dari tokoh-tokoh ini dan memunculkan ide untuk membuat wayang dengan karakter mereka.
“ wah, sepertinya seru jika menyampaikan materi dengan cara bermain wayang tokoh karakter ini”,pikir saya saat itu.Segera saya tuangkan ide itu. Saya mulai membuat wayang dengan kertas foto dan karton sederhana memasangnya dengan bilahan bambu agar bisa begerak seperti wayang pada umumnya. Setelah selesai dibuat, saya menyampaikan materi dengan cara bermain layaknya dalang dengan wayang karakter ini. Materi yang akan saya sampaikan, saya buat dialog percakapannya agar menjadi sebuah cerita yang bisa dipertunjukan.
Ternyata proses pembelajaran dengan menggunakan media wayang dan bercerita seperti ini sangat mendapat respon baik dari anak. Anak anak yang tadinya jarang hadir untuk mengikuti belajar daring menjadi antusias.Dari respon positif ni menimbulkan ide kedua untuk saya. Bagaimana kalau anak anak juga bisa di ekspolore untuk ikut menadi dalang sehingga melatih mereka berkreasi?. Dan sayapun memberikan mereka tugas untuk berkreasi membuat persentasi rekaman dengan cara yang sama. Saya menugaskan anak untuk membuat karakter sesuai keinginan mereka dan menggunakan karakter ini untuk berperan dalam pembelajaran.
Ketika melihat anak anak berkreasi ini saya menjadi tebuka dan ternyata saya memiliki anak anak hebat yang jago berkreasi, mereka membuat wayang sesuai idola mereka. ternyata yang tadinya saya hana menginginkan pembelajaran yang tidak monoton tetapi di sisi lain ternyata kegiatan ini sangat besar manfaatnya untuk anak. Mereka bisa mengisi waktu luang untuk berkreasi dan melati mental anak untuk berbicara.
sebagai guru kita ternyata kegiatan ini secara tidak langsung bisa menjadi sebuah survei untuk melihat bakat anak, memetakan anak dengan bakatnya.Saya rasa tujuan awal menjadikan kegiatan pembelajaran yang ditunggu tunggu oleh anak, kini menjadi resiprok sebagai gurunya saya juga menunggu,apa yang akan ditampilkan anak saya hari ini?”.
saya selalu menyisipkan pesan moral dalam setiap akhir pertunjukan. Dengan cara ini saya berharap anak anak akan lebih menerima dan mengingat apa yang saya sering tanamkan mengenai pendidikan karakter dalam sikap dan ucapan tokoh tokoh yang saya mainkan.
Suatu Ketika saya bertemu anak anak pada saat kunjungan luring saya mengajak anak untuk melakukan presentasi kelompok dengan cara yang sama seperti yang saya lakukan yaitu dengan berkelompok untuk praktik menggunakan wayang yang saya buat. Anak anak sangat bersemangat , materi yang saya sampaikan menjadi mudah mereka terima, meskipun kami belajar lewat daring. Mereka bebas berekspresi untuk menyampaikan apa yang mereka pahami dengan bermain wayang.
Proses belajar yang tadinya membosankan kini berubah menjadi kegiatan yang ditunggu tungu oleh anak anak saya. Saya menjadi bersemangat untuk membuat sebuah cerita untuk setiap materi yang saya sampaikan begitupun anak anak.
Dari kegiatan ini banyak hal yang saya dapat, ternyata butuh sebuah kreasi dan inovasi untuk sebuah perubahan. Anak memiliki kodrat alam bermain, mereka akan lebih senang jika belajar dengan cara yang ada pada dunia mereka.