Bermain Timbangan Pintar Melalui Pendekatan Saintifik

Hay, saya Mardianasari. Di kelas biasanya anak-anak memanggil saya Cekgu Diana. Saya mengajar di Taman Kanak-kanak dan menjadi guru kelas di kelompok B. Akhir-akhir ini merdeka bermain sedang buming diperbincangkan di dunia PAUD. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, merdeka belajar lebih dikenal dengan sebutan merdeka bermain. Segala kegiatan pembelajaran dibawa dalam konsep bermain, karena bermain adalah belajar.

Kegiatan bermain yang disiapkan guru di kelas harus memiliki nilai-nilai pembelajaran sehingga permainan tersebut menjadi bermakna bagi anak. Untuk menciptakan kegiatan main yang bermakna, saya sempat melakukan diskusi kecil bersama guru pendamping saya.

            “Bu Evi, saya punya cita-cita untuk kelas impian saya. Saya ingin kegiatan main anak-anak itu tidak sembarang main. Jadi apa yang mereka main itu punya nilai pembelajaran untuk diri mereka” kataku.

            “Bukannya selama ini kita memberikan kegiatan main yang bermakna untuk anak Bu Diana?” jawab Bu Evi.

            “Iya sih Bu Evi, tapi rasanya saya masih belum puas hehe. Diluar sana banyak metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang belum dicoba untuk kegiatan main kita dikelas ini” jawabku.

            “Kalau begitu apa yang harus kita lakukan Bu Diana?” tanya Bu Evi.

Kira-kira seperti itulah awal percakapan saya dan guru pendamping saya ketika kami sedang membereskan penilaian harian anak. Setelah melakukan diskusi kecil ini, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba menggunakan pendekatan saintifik untuk diintegrasikan dengan kegiatan main anak.

Pendekatan saintifik di integrasikan kedalam konsep bermain menjadi tantangan tersendiri untuk saya. Dimana saya harus bisa membuat kegiatan main yang mana didalam kegiatan tersebut anak-anak dapat : 1. Mengamati, dimana kegiatan main anak dapat mencari informasi, melihat, mendengar, membaca atau menyimak. 2. Menanya, menanya untuk membangun pengetahuan anak secara faktual, konseptual dan prosedural dapat dilakukan dengan mencari kegiatan main dengan diskusi, kerja kelompok atau diskusi kelas. 3.  Mengumpulkan informasi,untuk menentukan kegiatan main anak melalui membaca, mengamati aktivitas. 4. Menalar, dari kegiatan main ini anak diminta untuk menyimpulkan hasil yang mereka dapat. 5. Terakhir, mengkomunikasikan kembali apa yang telah mereka dapat. Semua kegiatan 5M ini harus dirancang sedemikan rupa sehingga permainan dapat menjadi bermakna.

            “Bu Evi, kita sudah merencanakan akan menggunakan pendekatan saintifik dalam kegiatan main, kira-kira model pembelajaran apa yang akan kita gunakan nantinya?” tanyaku.

            “Emmm mungkin kita bisa menggunakan model pembelajaran kelompok Bu Diana, atau model pembelajaran klasikal juga bisa kita gunakan,” jawab Bu Evi.

            “Bagaimana kalau kita mulai merancang permainan apa yang akan kita pakai? Setelah itu baru kita menentukan model pembelajarannya?” saranku.

Menentukan model pembelajaran adalah salah satu tantangan yang juga saya hadapi. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di PAUD, dikenal beberapa model pembelajaran, yaitu ada model klasikal, model kelompok dengan pengaman, model pembelajaran dengan sudut kegiatan serta model area dan sentra. Akhirnya kami berdiskusi menentukan permainan apa yang akan dilakukan dan hasilnya kami akan membuat permainan timbangan pintar dengan menggunakan model pembelajaran kalsikal.

Akhirnya, kegiatan main yang saya buat dengan pendekatan saintifik yakni bermain timbangan pintar dengan tujuan yang ingin dicapai yakni anak dapat membandingkan berat benda. Untuk permainan ini anak-anak menyiapkan 1 buah hanger, 2 buah gelas air mineral, tali dan 5 kelereng. Barang-barang yang harus dibawa ini sudah saya sharekan di grup WA 2 hari sebelum kegiatan main berlangsung.

Sintak pendekatan saintifik yang pertama yakni mengamati. Kegiatannya adalah anak mengamati praktik pembuatan timbangan pintar. Dari awal mula menyiapkan bahan, menulis nama dikertas sampai proses pembuatan timbangan. Ternyata anak-anak sangat antusias dalam kegiatan mengamati ini. Tiba-tiba salah seorang anak berceletuk :

            “Cekgu, Izam yang salah bawa,” katanya.

            “Kamu salah bawa apa bang?” tanyaku

            “Izam tidak membawa gelas cekgu, Izam bawanya botol air mineral yang masih ada isinya,” kata Izam lagi.

            “Owh ya, yuk kita kedapur sebentar bang buat cari pengganti gelasmu,” kataku lagi

Akhirnya kami berdua pergi kedapur mencari gelas mineral yang tidak terpakai, ternyata tidak menemukannya. Didapur kami menemukan 2 kantong plastik yang tidak terpakai. Akhirnya kami menggunakan kantong plastik tersebut untuk menggantikan gelas plastik tadi. Kami melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda tadi, anak-anak pun kembali fokus mengamati saya mempraktikkan cara membuat timbangan pintar.

Selanjutnya anak diberi kesempatan untuk menanya apa saja yang ingin mereka ketahui.

            “Bu, hari ini aku menulis namaku sendiri ya ibu tidak usah membantuku,” kata Julio.

Tiba-tiba saja Julio berkata seperti itu, saya sedikit kaget karena sebelumnya Julio masih membutuhkan bantuan jika diminta untuk menulis.

            “Ok, kamu pasti bisa, “ kataku sambil mengacungkan jempol.

Ternyata permainan ini membuat Julio semangat karena ia dengan sendirinya meminta menulis sendiri dan ini tenti saja sangat membuat saya bahagia.

Anak-anak pun mulai mengerjakan proyek membuat timbangan pintar. Semua tampak bersemangat dan antusias. Sesekali ada yang meminta bantuanku ataupun guru pendamping untuk mengikat tali dan gelas, selebihnya mereka mengerjakan sendiri.

Setelah timbangan pintarnya jadi kali ini mereka mengamati cara bermainnya. Pertama-tama anak diminta mengumpulkan nama yang sudah ditulis sebelumnya. Selanjutnya kelereng yang meraka bawa dikumpulkan menjadi 1 wadah dan akan digunakan untuk bermain. Setelah itu, saya mulai mempraktikkan cara bermain, saya sudah menyiapkan kertas-kertas yang berisikan angka dari 1-10 kemudian kertas terbut digulung dan disimpan didalam wadah.  Selanjutnya saya mengambil 2 kertas yang berisi angka dan membuka gulungan kertas tersebut. Angka yang ada didalam gulungan kertas yang pertama merupakan simbol untuk memasukkan kelereng kedalam gelas pertama. Angka yang ada didalam gulungan kertas yang kedua merupakan simbol untuk memasukkan kelereng kedalam gelas kedua. Contoh digulungan kertas pertama berisi angka 3 maka 3 kelerang akan dimasukkan kedalam gelas timbangan yang pertama. Digulungan kertas kedua berisi angka 5, maka 5 kelereng akan dimasukkan kedalam gelas timbangan yang kedua. Setelah 2 gelas ditimbangan berisi kelereng maka mulai membandingkan hasil timbangan apakah lebih berat, lebih ringan ataupun sama.

Dari kegiatan ini, anak mulai mengumpulkan informasi yang mereka dapat dari mengamati aktivitas yang dilakukan guru. Selanjutnya giliran anak untuk melakukan praktik. Nama yang diawal tadi sudah dikumpulkan akan dicabut undi untuk urutan praktik. Anak-anak yang tampil praktik kedepan akan bermain timbangan pintar. Dalam melakukan permainan ini, anak akan menalarkan apa yang sedang mereka lakukan untuk mendapatkan hasil apakah timbangan tersebut berat, ringan atau sama. Setelah mendapatkan hasil, maka anak akan menyimpulkan apa yang sudah ia lakukan dalam percobaan tadi kepada teman-temannya.

Banyak sekali pelajaran yang didapatkan dari kegiatan main ini. Yang pertama anak akan memahami konsep  perbandingan berat benda, mengenal konsep berat, ringan dan sama. Selanjutnya pelajaran yang didapat adalah bahasa, cara anak mengungkapkan hasil yang mereka dapat dan menemukan kosa kata baru. Untuk sosial emosional pelajaran yang didapat yaki melatih kesabaran, berani mengungkapkan pendapatnya. Difisik motorik koordinasi gerak mata dan tangan akan terlatih ketika anak memasukkan tali dan mengikatnya.

Diakhir sesi refleksi dari anak-anak yakni mereka merasa senang dengan permainan ini dan akan melakukan permainan ini dirumah bersama adik ataupun kakak mereka. Hal yang perlu dikembangkan dalam kegiatan main ini yakni manajemen waktu, membagi waktu agar cukup dengan kegiatan main ini. Karena kegiatan ini dilakukan pada saat PTMT maka kelas dibagi menjadi 2 sesi. Jika pembelajaran normal maka kegiatan main dapat dilakukan menjadi dua hari, hari pertama untuk membuat timbangan dan dihari kedua untuk bermain timbangan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top