Bermain peran Sambil Mengenal Konsep Lambang Bilangan Dan Komunikasi
Setiap hari Senin kawan murid belajar numerasi, saya selalu mencari inovasi untuk pembelajaran Numerasi agar kawan murid tidak merasa jenuh dan pembelajarannya yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan belajar yang mengasyikkan. Saya mencoba membangun paradigma berpikir kawan murid bahwa belajar mengenal lambang bilangan bukan suatu yang membosankan. Sebelum memulai pembelajaran saya menjelaskan tujuan pembelajaran mengenal lambang bilangan agar kawan murid tahu tentang bilangan bilangan dan lambang bilangan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari diantarnya nomor rumah, nomor motor dan lain-lain. Lebih dahulu saya memaparkan materi yang dikemas semarik mungkin, penjelasan materinya saya kemas dalam bentuk canva dan menggunakan proyektor. Saya juga mengajak kawan murid berdiskusi tentang naik bis ketika mereka mau pulang kampung atau jalan-jalan. Saya berikan pertanyaan pematik diantaranya:
- Siapa yang pernah naik Bis untuk pulang kampung?
- Bagaimana caranya kawan murid bisa tahu tempat duduknya?
- Mengapa perlu tahu nomor kursi
Setiap pengajaran hal baru pasti menemukan suatu kendala atau tantangan, tapi hal tersebut tidak menjadikan suatu halangan untuk terus mencoba. Tantangan yang saya hadapi adalah:
- Ruangan yang terbatas untuk disetting menjadi Bis
- Ada anak yang berkebutuhan khusus yang perlu pendampingan
- Tenaga Pengajar yang terbatas
Setiap kawan murid digilir berperan menjadi sopir dan kawan murid yang lainnya berperan menjadi penumpang. karena ruangan yang terbatas, akhirnya saya menyusun beberapa kursi dan disetiap kursi saya tempelkan stiker bilangan dan lambang bilangan.Kawan murid yang berperan sebagai penumpang memegang kartu bilangan dan lambang bilangan. Kawan murid yang berperan sebagai supir mempersilakan satu persatu penumpang untuk memilih kursinya sesuai dengan kartu yang dipegangnya. Setelah penumpang sudah duduk di kursi yang sesuai dengan kartunya, supir bis memberikan aba-aba, agar lebih menarik kawan murid yang berperan sebagai sopir memberikan aba-aba menggunakan mic. Semua kawan murid diberikan kesempatan yang sama untuk berganti peran. Untuk anak yang berkebutuhan khusus didampingi oleh temannya sebayanya atau berperan sebagai kondektur. Dengan keterbatasan pengajar saya berusaha untuk melibatkan kawan murid untuk membantu temannya, seperti mendampingi temannya yang berkebutuhan khusus dalam berhitung dan mencari lambang bilangan. Karena saya yakin dengan melibatkan semua anggota kelas akan membangun karakter baik seperti empati, kerja sama, dan merasa dihargai.
Belajar dari hal-hal yang dekat di kehidupan anak akan lebih mudah dipahami dan terlihat mengasyikkan. Kawan murid sangat antusias mengikuti permainan tersebut dan kawan murid pun meminta untuk mengulang permainan tersebut di hari esok. Celoteh mereka diantaranya “ Bu… permainannya seru aku suka banget, besok main ini lagi ya. Aku mau ngomong dengan suara yang kencang dan akan berani deh bicara di depan”. Saya sebagai pendidik ikut bahagia sekali, karena belajar secara kontekstual dan dekat dengan kehidupan kawan murid akan mudah diterima dan dipahami. Saya jadi banyak belajar dari kawan murid bahwa untuk sebuah kebahagian itu sangat mudah dan tidak perlu sesuatu yang sempurna, hanya diperlukan CINTA.
- C= Cari Cara,
- I= Ingat Impian tinggi,
- N = Nerima Tanpa Drama,
- T= Tidak takut salah,
- A = Asyik bermain bersama
Saya pun terlibat juga dalam permainan ini sebagai penumpang. Setelah permainan ini saya mengajak mereka diskusi dan kawan murid membuat suatu kesimpulan bahwa “mengenal lambang bilangan sangat penting agar kalau naik kereta atau bis tidak salah kursi dan bingung”. Dan ada lagi yang membuat kesimpulan “Dengan tahu nomor kursi kita ga disuruh turun dari bis”.
Numerasi dan komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan anak-anak dan orang dewasa.