Berdaya Di masa pandemi
karya Cristian Devyn Yo
SDN 09 Sanggau
Saya bernama Christian Devyn Yo, Devyn begitu teman-teman memanggilsaya . Saya anak sulung dari dua bersaudara, umurku saat ini 12 tahun dan duduk di bangku sekolah dasar kelas enam. Melalui kesempatan ini saya akan menceritakan pengalaman selama belajar secara online pada masa pandemi covid-19.
Pandemi covid-19 telah mengajariku tentang banyak hal di dalam pembelajaran selama ini, disaat banyak anak-anak lain yang berkata bosan karena belajar online dari rumah dengan berbagai alasan tentunya, seperti kesulitan dalam media berupa handphone, jaringan atau kuota, akan tetapi tidak bagiku karena guruku mempunyai solusi tentang semua itu. Kami belajar secara online tetapi jika ada hambatan karena kuota atau jaringan, maka orangtua kami bisa bertanya langsung ke sekolah, tentunya dengan protokol kesehatan, sehingga semua itu bukanlah hambatan besar bagi saya.
Pembelajaran yang saya inginkan adalah pembelajaran yang seperti diajarkan oleh wali kelas saya yaitu ibu Titis Kartikawati, dimana pembelajaran yang beliau sampaikan terasa sangat menyenangkan. Kami bisa menyalurkan hobi masing-masing dan memasukannya di dalam pembelajaran. Jadi belajar pun tidak terasa bosan karena bisa mempraktikkan sesuai dengan hobi.
Misalnya saya suka menggambar , maka saya diberi tantangan untuk membuat komik dari gambar saya, isinya tentang pembelajaran yang disampaikan oleh beliau. Saya merasa semangat untuk mengerjakannya dan merasa tertantang untuk membuat gambar semenarik mungkin. Meskipun di awal banyak halangan seperti ketika saat saya menggambar menggunakan kertas, dimana saat menggambar kertasnya menjadi kotor dan robek akibat selalu dihapus. Saya pun merasa lelah saat itu, namun munculah ide di pikiran, kenapa tidak membuat di handphone saja?
Akhirnya saya memutuskan untuk belajar menggambar komik melalui aplikasi handphone. Sehingga jadilah sebuah buku komik digital yang berjudul “Belajar dari Rumah Selama Pandemi”. Buku ini berisi pembelajaran yang diajarkan beliau selama satu semester, di dalam komik ini saya menuangkan pembelajaran yang telah beliau sampaikan. Setelah selesai, saya kumpulkan karya tersebut melalui pesan WhatsApp. Betapa senangnya perasaan saya ketika hasil karya disambut baik oleh beliau, kemudian hasil gambar tersebut saya cetak dan buku tersebut bisa digunakan untuk teman-teman baca tentang pembelajaran selama satu semester, mungkin ada teman yang ketinggalan pelajaran bisa membaca buku komik singkat ini.
Saya juga diberikan sebuah tantangan seperti membuat animasi menggunakan handphone, maka saya merasa lebih semangat dan senang dalam mengerjakan tantangan ini karena selain merasa tertantang saya juga merasa senang karena dapat membuat animasi menggunakan handphone yang biasanya hanya saya lihat di YouTube. Meskipun saat mencoba membuat animasi pertama kali banyak masalah yang terjadi tetapi saya bisa mengatasinya dengan belajar dan mencoba terus, salah satu caranya yaitu saya mencari informasi dan tutorial di YouTube, sehingga saya berhasil membuat animasi pertama saya yang berjudul “Membuat Martabak” melalui pembelajaran ini saya jadi bisa membuat kartun animasi dan juga bisa belajar membuat martabak yang saya sudah praktikan bersama mama di rumah, dan ternyata hasil kuenya enak.
Kami juga membuat iklan poster tentang lingkungan hidup, dimana saya juga membuatnya di dalam kartun animasi, saya sangat senang sekali hasil karya saya ditonton oleh banyak orang, membuat saya lebih tertantang untuk membuat karya yang lebih menarik lagi.
Selain membuat kreasi, masing-masing kami juga diajarkan untuk lebih percaya diri, seperti pelajaran membuat vlog, di mana kami diberikan tugas untuk membuat vlog tentang kebudayaan. Kami boleh bebas membuat vlog di mana saja asalkan sesuai dengan materi yang diberikan, awalnya saya sangat malu karena memang pemalu dan pendiam, tetapi setelah diberikan tantangan dan ternyata video vlog saya disukai oleh banyak orang, maka saya menjadi lebih percaya diri, di sini saya mendapatkan pengalaman sekaligus belajar yang seru.
Dan ada banyak pelajaran yang diberikan oleh beliau, dimana pelajarannya dipraktikan langsung seperti pelajaran tentang pernapasan ikan. Kami diajak untuk membelah ikan langsung, mulai dari membeli ikan, membersihkan, membelah, bahkan memasak. Sehingga semua pembelajaran terangkum di dalam satu tindakan. Kami jadi mengetahui tentang harga-harga barang, pernapasan ikan dan juga tahu tentang rempah-rempah di Indonesia.
Di semester kedua kami diajarkan menyampaikan pelajaran dengan menjadi narasumber di kegiatan Google Meet, dimana saya ditunjuk untuk pertama kalinya dalam menyampaikan materi “Termometer”, dalam pembelajaran tersebut saya harus menjelaskan kepada teman-teman melalui Google Meet. Saya senang sekali bisa menjelaskan dan praktik langsung mengukur suhu dengan berbagai macam termometer. Pembelajaran ini menjadikan saya percaya diri karena bisa menjelaskan dengan teman-teman. Saya juga lebih mengerti tentang mengukur suhu. Alangkah menyenangkan belajar seperti ini.
Bagi saya belajar yang merdeka adalah belajar dengan bebas berkreasi sesuai dengan hobi juga kreatifitas masing-masing anak. Belajar yang merdeka adalah belajar dengan mempraktikkan langsung dengan teori yang ada. Jadi belajar menjadi lebih menyenangkan dan mudah untuk diingat. Dimana pelajaran jika dipraktekan langsung lebih asyik seperti sebelum belajar kita bisa tonton video yang menarik barulah guru menjelaskan dari apa yang kita saksikan. Bisa juga belajar sambil bermain games. Jadi saya tidak tegang dan bosan karena banyak kegiatan pembelajaran yang menarik.
Terima kasih guruku karena mu saya menjadi lebih merdeka dalam belajar, dan banyak ilmu serta pengalaman yang saya peroleh. Ini semua adalah pengalaman yang berharga, dimana belajar dari rumah saja terasa menyenangkan apalagi jika bisa mempraktikan bersama teman-teman di sekolahan saat sudah tidak pandemi.