BELAJAR TANPA RAGU DENGAN REKAN GURU
Oleh: Ade Fitriyanti – Pergunu
Awal:
Guru merupakan aktor penting sebagai fasilitator peserta didik. Sejatinya guru adalah pembelajar sepanjang hayat. Perubahan yang merupakan keniscayaan menuntut guru untuk terus meng-upgrade diri. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan kompetensi guru untuk memanfaatkannya sebagai sarana yang memudahkan tugas serta menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Kualitas pendidikan berbanding lurus dengan kualitas guru. Peserta didik berprestasi dapat lahir dari tangan guru yang tepat.
Guru harus meningkatkan atau meng-upgrade kemampuan dirinya, terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Jika tidak, maka harus bersiap-siap tergantikan dengan guru lain yang ingin meng-upgrade dirinya. Tetapi, sejatinya seorang guru dapat memosisikan diri sebagai guru pembelajar, di mana ia akan selalu berusaha meningkatkan kapasitas dirinya agar kemampuan yang ia miliki semakin terasah dan terus bertambah.
Tantangan:
Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam meng-upgrade diri, bermacam kegiatan pelatihan diikuti. Guru harus mengeluarkan anggaran ekstra untuk mendaftarkan pelatihan. Gencarnya sosialisasi tentang pentingnya pelatihan bagi guru agar mereka bisa mengajarkan hal-hal baru serta mampu menghadapi setiap perubahan dengan penuh percaya diri. Kesempatan untuk mengikuti pelatihan jarang sekali diberikan kepada guru secara merata. Kuota pelatihan, faktor biaya, waktu, dan perizinan sering menjadi keluhan guru untuk mengikuti pelatihan.
Bagi guru yang beruntung memiliki kesempatan mengikuti pelatihan pun belum sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal. Peserta pelatihan tidak memiliki semangat sehingga pasif hanya sebagai pendengar. Setelah mengikuti pelatihan merasa tidak mampu untuk mendesiminasikan pengetahuan yang diperoleh kepada rekan guru lain.
Aksi:
Saya teringat miskonsepsi yang diluruskan dalam merdeka belajar, bahwa banyak guru yang selama ini berpendapat bahwa belajar itu harus kepada para ahli atau pakar lainnya. Padahal sesungguhnya belajar itu bisa dari sesama guru yang justru memahami kondisi lapangan.
Saya pun tergerak untuk memetakan keterampilan yang dimiliki oleh semua guru di madrasah ini. Ada guru yang memiliki kemampuan IT, ada yang terampil mengola kegiatan pembelajaran dengan ice breaking yang menyenangkan, hingga guru yang terampil membuat administrasi pembelajaran dengan baik. Saya yakin ketika kemampuan ini dibagikan antar guru, maka semua guru akan memiliki keahlian secara merata.
Setiap Sabtu para guru berkumpul untuk mengadakan workshop di madrasah. Dimulai dengan guru yang mempunyai kemampuan IT sebagai narasumber untuk sharing melatih guru lainnya. Minggu pertama, guru A yang ahli dalam membuat powerpoint menjadi narasumber bagi guru lain untuk praktik bersama membuat powerpoint pembelajaran yang menyenangkan. Dilanjutkan ke jadwal berikutnya dengan materi dan narasumber guru lain secara bergantian. Suasana belajar bersama menjadi lebih hidup dan santai. Tidak sungkan saling bertanya jika menemukan kendala. Waktu kegiatan pun fleksibel, dapat dilakukan saat luang. Tanpa mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas dan tanpa mengeluarkan biaya ekstra untuk mendaftarkan pelatihan semua guru mendapatkan kesempatan yang sama dalam meng-upgrade diri.
Perubahan/Pelajaran:
Sharing ilmu secara bergantian yang dilakukan setiap akhir pekan dengan rekan guru ini membawa dampak positif di lingkungan madrasah kami. Tidak ada lagi istilah guru senior lebih terampil dari guru junior. Semua berbaur saling sharing. Setiap guru memiliki kesempatan yang sama untuk memperkaya kemampuannya. Keterampilan yang sebelumnya hanya dimiliki oleh satu orang guru, kini dapat juga dimiliki oleh guru yang lainnya. Tidak memerlukan banyak biaya, tidak harus bersusah payah mendaftarkan diri ke tempat pelatihan. Tindak lanjut setelah kegiatan sharing terus dilakukan ketika guru ada kendala dalam mengimplementasikan dalam kelasnya. Beda halnya ketika mengikuti pelatihan yang biasanya hanya selesai saat pelatihan berakhir.
Semoga dengan kegiatan sharing antar guru ini dapat memajukan madrasah kami. Memiliki guru yang bersemangat untuk terus meng-upgrade diri. Menciptakan pemerataan untuk guru menguasai berbagai keterampilan. Karena guru sebagai ujung tombak perjuangan menciptakan madrasah mandiri berprestasi.