Saya seorang guru mata pelajaran matematika yang mengajar di SMP Negeri 1 Prambanan sejak tahun 2016. Sebenarnya, dari tahun ke tahun permasalahan utama saya adalah bagaimana membuat siswa menyukai, aktif dalam pembelajaran yang saya ajarkan dan akhirnya dapat memperoleh pemahaman yang diharapkan.
Dari siswa di kelas yang rata-rata berjumlah 32 siswa, yang aktif tidak ada lima puluh persennya. Hasil yang diperoleh siswapun belum memuaskan. Hal ini Kondisi siswa yang tingkat keaktifan belajarnya belum memenuhi harapan saya sebagai seorang guru di kelas, sehingga hasil yang dicapai siswa pun belum mencapai ketuntasan klasikal, secara proses maupun hasil evaluasi. Karena sekolah belum memberlakukan kurikulum merdeka, sehingga masih ada ketuntasan klasikal sebesar 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai minimal sesuai kriteria yang ditetapkan sekolah.
Secara khusus dalam mengajarkan materi statistika, pada sub bagian ukuran pemusatan dan penyebaran data di kelas delapan. Tujuan pembelajaran yang akan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan distribusi data, nilai rata-rata, median, modus, dan sebaran data untuk mengambil kesimpulan, membuat keputusan, dan membuat prediksi.
Dalam proses pembelajaran di kelas saya temui beberapa kendala, diantaranya banyaknya siswa yang pasif, terlihat diantaranya siswa cenderung menunggu guru membahas soal tanpa mereka mencoba mengerjakannya terlebih dahulu. Siswa cenderung diam dan hanya mendengarkan saja informasi dari saya. Sebagian siswa tidak punya inisiatf untuk mencatat hal-hal penting yang saya jelaskan.
Saya mencari dan membaca contoh-contoh tulisan pengalaman mengajar dari beberapa guru yang saya cari melalui google. Mencari cara bagaimana dan apa yang harus saya lakukan untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan memahami materi yang dipelajari dengan cara yang menarik siswa.
Dengan menggunakan buku siswa sebagai buku pegangan utama siswa, saya mengadopsi materi projek yang ada di buku siswa namun disesuaikan dengan kondisi siswa, dengan harapan keaktifan dan pemahaman siswa tentang materi ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data dapat meningkat.
Yang pertama saya lakukan adalah membentuk kelompok kerja. Saya tawarkan terlebih dahulu dan membuat kesepakatan dengan siswa, bagaimana cara membentuk kelompok kerja. Berdasarkan kesepakatan, siswa menginginkan saya yang membentuk kelompok dan bukan mereka yang mencari sendiri kelompok mereka. Akhirnya supaya berkeadilan dalam membentuk kelompok dimana siswa akan terbagi menjadi delapan kelompok, saya menggunakan nomor absen siswa 1 sampai dengan 8 sebagai nomor kelompoknya, nomor selanjutnya kembali ke kelompok 1, dan seterusnya sampai dengan nomor 32, masuk di kelompok 8.
Setelah terbentuk kelompok, tiap kelompok menempatkan diri dan mulai mengerjakan tugas projek yang ada di buku siswa terkait bagaimana menentukan ukuran pemusatan dan penyebaran data. Tugas projek yang ada di buku siswa saya ubah sedemikian hingga, obyek yang ada di penugasan tersebut saya sesuaikan dengan kondisi siswa terkait dengan pemanfaatan gawai dalam sehari yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa, seperti berapa jam dalam sehari siswa menggunakan gawai untuk bersosial media, bermain game, belajar, dan aktivitas lainnya.
Karena berkaitan dengan aktivitas siswa secara langsung, ternyata dapat menimbulkan ketertarikan siswa dalam mengerjakan tugas mini projek yang saya berikan. Sampai dengan membuat kesimpulan dan harapan bijak dalam menggunakan gawai. Sampai di akhir siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing. Beberapa siswa sudah mulai berani bertanya ataupun mengungkapkan pendapatnya. Pelaksanaan diskusi sampai dengan presentasi berlangsung dalam dua kali tatap muka, dengan waktu 80 menit sekali pertemuan.
Setelah materi terselesaikan dan dilaksanakan penilaian harian di materi tersebut, membuat saya puas karena ada peningkatan meski belum seperti yang saya harapkan. Namun demikian dengan meningkatnya pemahaman siswa dengan cara yang saya lakukan, membuat saya termotivasi untuk berinovasi di pertemuan-pertemuan berikutnya.
Dengan projek yang dilaksanakan, siswa cenderung tertarik dan aktif dalam kegiatan projek yang dilaksanakan. Keaktifan siswa meningkat, secara karakter terbentuk karakter jujur, sungguh-sungguh, berani mengemukakan pendapatnya, dan bertanggungjawab.