“Belajar Siklus Air Asyik dengan Plastik Pouch”
Saya adalah guru yang mengajar di sebuah Sekolah Dasar di Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat, tepatnya di SDN 13 Muaro Kecamatan Sijunjung. Saat ini mengajar sebagai guru kelas V yang mengampu 27 orang siswa dengan karakteristik yang berbeda. Sebagai seorang guru, mengajar sudah menjadi kegiatan rutinitas setiap harinya. Seperti biasanya yang dilakukan seorang guru hanyalah sebatas transfer ilmu saja, meminta siswa memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, tanya jawab dan mengerjakan latihan atau penugasan. Setiap hari siswa hanya merasakan kelas yang monoton, kaku dan tidak mengasyikkan. Belajar hanya sekedar kegiatan biasa tanpa ada yang mereka dapatkan. Hingga akhirnya tak satupun yang mereka pahami dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Guru hanya sebatas mencapai target materi, menuntaskan buku paket dan tak peduli apakah siswa memahami atau hanya sekedar info lewat saja. Sebagai guru saya tak ingin hal ini menjadi kebiasaan di kelas saya. Saya ingin menerapkan pembelajaran bermakna bagi siswa, pembelajaran dengan proses yang dilalui siswa dengan menemukan hal baru, mencari tahu dan memahami baik secara individu ataupun berkelompok.
Pembelajarn monoton secara tradisional membuat siswa jenuh dan merasa bosan, kerena mereka cenderung pasif dalam pembelajaran, tidak ada proses ataupun pengalaman bermakna yang mereka lalui. Mereka hanya mengikuti alur yang sama setiap hari dengan membaca, mendengarkan, mencatat dan mengerjakan tugas. Keadaan ini menjadi sebuah tantangan bagi saya, apa yang mestinya saya lakukan hingga hal ini dapat dicarikan solusinya. Saya merasa perlu adanya perubahan bagaimana cara melaksanakan pembelajaran dimana siswa dapat mencoba, menemukan sendiri, memahami secara langsung sehingga mereka melewati proses pembelajaran yang bermakna. Ada pengalaman yang mereka rasakan dalam menemukan ilmu baru, saling berkolaborasi, memancing daya kreatif dan dapat berfikir kritis. Adanya pembelajaran bermakna yang berpihak ke siswa, menjadi tantangan dan semangat bagi saya untuk lebih menerapkan pembelajaran asyik menyenangkan untuk mereka. Dan yang terpenting dari apa yang mereka lakukan dapat di aplikasikan dalam kehidupan.
Pada materi IPA tentang “Siklus Air”, saya mencoba menerapkan pembelajaran bermakna dengan pembelajaran berbasis proyek. Pada tahap awal kami membuat kesepakatan tentang proyek yang akan kami lakukan. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah siswa dapat memahami proses dari siklus air dengan benar. Langkah awal adalah secara berkelompok siswa menemukan informasi dari gambar yang telah disediakan oleh guru. Kemudian secara klasikal, siswa mengamati video tentang siklus air yang ditayangkan di depan kelas. Siswa menjadi semangat karena mereka menemukan beberapa istiah baru dari tahapan siklus air. Untuk lebih memahami tentang tahapan siklus air tersebut dengan benar, kami menyepakati membuat sebuah hasil karya sederhana menggambarkan siklus air pendek. Pembelajaran ini menggunakan plastik pouch- sebuah plastik bugkus makanan yang bisa ditutup rapat di bagian atasnya dan dapat berdiri karena bagian bawahnya ada perumukaan datar-, spidol permanen hitam/biru, air dan pewarna biru. Pada pertemuan berikutnya, pembuatan hasil karya ini segera dilakukan. Siswa telah menyediakan alat dan bahan dari rumah, sebelumya telah diinfokan di grup whatapps kelas dan adanya kolaborasi bersama orang tua. Guru membagikan langkah kerja kepada siswa kemudian masing-masing siswa mulai menggambar pada plastik pouch yang telah disediakan. Agar tidak terjadi kesalahan, sebelum menggambar di plastik pouch, saya menyarankan mereka untuk membuat sketsa gambar siklus air terlebih dahulu pada kertas biasa. Mereka dengan ide kreatifnya membuat desain siklus air mulai dari gambar laut dan isinya, gambaran terjadinya penguapan (evaporasi), adanya gambar matahari bersinar terik, terbentuknya awan (kondensasi) hingga terjadinya proses turunnya rintik-rintik hujan (presipitasi). Setelah itu desain gambar siap dibuat pada plastik pouch menggunakan spidol permanen. Mereka tampak asyik membuat gambar tersebut karena sejatinya siswa Sekolah Dasar cenderung menyukai kegiatan menggambar. Setelah gambar selesai, kemudian plastik diisi air dan dimasukkan pewarna biru pada batas gambar permukaan laut. Karena menggunakan plastik bening seolah-olah memang tampak seperti laut dengan airnya yang berwarna biru, yang dipenuhi ikan, ubur-ubur, bintang laut dan rumput laut. Hiasan ini menjadi kreasi tersendiri bagi siswa dalam menggambarkan kondisi laut sebenarnya. Di atas laut terlihat desain awan dan matahari yang sedang bersinar, kemudian adanya awan berwarna gelap hingga terjadinya rintik-rintik hujan. Dari kegiatan ini secara langsung mereka memahami tahapan siklus air yang dibuat secara sederhana. Dengan adanya kegiatan dan hasil karya ini siswa mampu mempresentasikan tahapan dari siklus air sesuai dengan apa yang telah mereka buat dengan benar dan percaya diri.
Dengan adanya proses pembelajaran yang bermakna ini, saya melihat bahwa ketika siswa mengikuti proses pembelajaran, mereka lebih ter tantang dan semangat dalam belajar, ada rasa ingin tahu yang ingin mereka tuntaskan. Dari kegiatan bermakna ini proses pembelajaran lebih memerdekakan, terlihat dari berbagai hasil karya luar biasa yang telah mereka hasilkan. Dan hal terpenting adalah dengan adanya proses pembelajaran bermakna ini, siswa lebih memahami pembelajaran dengan mudah tanpa harus menghafal karena apa yang mereka lalui merupakan sebuah pengalaman dalam memahami pembelajaran ter khususnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi “siklus air” ini. Hasil karya siswa telah terpajang di lemari kelas dan ada kebanggaan dari mereka telah menghasilkan hasil karya yang sejatinya dapat mereka jumpai di kehidupan nyata.