Belajar Proyek Dari Bahan Yang Terbuang

Saya mengajarkan mata pelajaran kimia dan memahami bahwa mata pelajaran ini lebih bermakna jika murid saya melakukan praktikum atau mengerjakan suatu proyek berdasarkan materi yang mereka pelajari. Saya ingin murid saya lebih memahami  konsep melalui praktikum atau proyek. Selain itu saya juga berkeinginan proyek yang dikerjakan oleh murid selain meningkatkan pemahaman terhadap konsep juga meningkatkan kreatifitas, rasa tanggung jawab, empati dan membangun kolaborasi serta proyek yang dibuat juga berbasis lingkungan sehingga menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada diri murid.

Namun beberapa kendala muncul dalam mewujudkan hal tersebut. Kendala pertama adalah kondisi pembelajaran yang tiba-tiba berubah ketika wabah virus covid 19 melanda. Kegiatan belajar mengajar di sekolah dialihkan ke pembelajaran dari rumah yang dilakukan secara daring. Kondisi ini tentu akan menghambat ketika saya menginginkan murid melakukan praktikum di rumah karena keterbatasan alat dan bahan. Murid saya mulai jenuh dengan pembelajaran yang saya lakukan yakni hanya pemberian materi tanpa ada pembuktian melalui praktikum. Pernah suatu hari seorang murid saya membalas pesan di group WhatsApp kelas “Bu, kami jenuh hanya terus diberi teori tanpa ada kegiatan lain .” Akhirnya saya mulai mencari cara agar menemukan solusi yang tepat.

Setelah mencari informasi dari berbagai sumber dan literatur, hal pertama yang saya lakukan adalah melakukan pencarian informasi terkait kendala yang dihadapi oleh murid dengan melakukan asesmen diagnostik. Hal yang saya dapatkan adalah murid merasa jenuh dengan kegiatan pembelajaran yang hanya berfokus pada materi. Murid tertarik untuk melakukan hal baru serta memiliki kreativitas tetapi tidak tersalurkan dengan baik dan tepat. Selain itu saya menemukan bahwa kegiatan proyek dapat dilakukan dengan menggunakan bahan dan alat sederhana yang ada di sekitar tempat tinggal murid saya. Saya pun mulai melakukan diskusi dengan murid untuk merencanakan proyek yang berbasis lingkungan. Dua proyek yang dibuat oleh murid adalah ecobrick dan briket dari daun kering. Kedua proyek ini terintegrasi pada materi polimer dan hidrokarbon. Murid memanfaatkan limbah daun kering yang ada di lingkungan sekolah untuk dibuat briket dan mengumpulkan sampah plastik untuk dibuat ecobrick. Sampah plastik dikumpulkan murid saya selama kurang lebih 3 bulan dan proyek ini dijadikan proyek bersama 1 angkatan khusus jurusan IPA sehingga membangun kolaborasi pada murid. Pada proyek ecobrick hal perlu diperhatikan adalah pemberian penguatan pada murid bahwa jangan menjadi konsumtif ketika mengerjakan proyek ini tetapi justru membangun rasa kepedulian dan kontrol diri. Pelajaran yang dapat diambil dari kegiatan proyek berbasis lingkungan ini adalah program ini memberikan dampak terhadap murid berupa peningkatan kerjasama, kreatifitas, tanggung jawab, dan sikap peduli lingkungan serta mengaplikasikan konten materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Murid juga semakin bersemangat belajar dan tidak merasa jenuh dan bosan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top