Belajar Lebih Mudah Dengan Video Pembelajaran

Saya termasuk guru yang diliputi berjuta kebingungan di masa awal pandemi. Dua minggu pertama diberlakukan pembelajaran jarak jauh di sekolah saya SMP Negeri 4 Kayuagung, saya hanya memberikan tugas saja kepada murid. Tugasnya berupa membaca materi di buku paket matematika, lalu mengerjakan beberapa soal latihan terkait materi tersebut.

Akan tetapi seiring dengan terus ditambahnya masa pembelajaran jarak jauh karena pandemi tak kunjung usai, saya mulai merasa tak nyaman jika hanya terus menerus memberi murid tugas saja. Murid saya perlu penjelasan materi. Mereka mulai mengeluh tak bisa memahami materi pelajaran matematika jika hanya disuruh membaca buku paket saja tanpa pernah dijelaskan.

Sempat muncul ide saya untuk mengajak murid bertemu secara virtual dalam aplikasi video conference. Kebetulan setelah saya data, hampir semua murid yang saya ajar memiliki ponsel dan akses internet. Akan tetapi tak sampai separuh murid menerima ajakan tersebut. Alasan sebagian dari mereka karena memori HP mereka terbatas sehingga sulit mengunduh aplikasi baru lagi. Ada juga yang mengeluh paket data cenderung boros jika mengikuti video conference.

Saya lalu memikirkan cara lain agar bisa tetap menjelaskan materi pelajaran. Ketika melihat-lihat di Youtube, saya menemukan ada banyak video pembelajaran yang berisi penjelasan materi buatan guru lain. Saya jadi terinspirasi. Saya berpikir mungkin video pembelajaran ini dapat menjadi salah satu alternatif cara untuk menjelaskan materi kepada murid tanpa harus bertatap muka. Akan tetapi alih-alih menggunakan video pembelajaran yang sudah ada di Youtube, saya ingin membuatnya sendiri.

Ada beberapa alasan yang membuat saya berpikir begitu. Alasan pertama, jika saya membuat sendiri saya bisa menyekat-nyekat materi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kelas saya. Alasan kedua, jika saya membuat video pembelajaran sendiri dengan menggunakan suara dan wajah saya, saya harap bisa lebih membangun kedekatan saya dengan murid meski tidak bisa bertatap muka. Alasan ketiga, harapan saya jika saya memiliki effort lebih untuk menyiapkan video pembelajaran sendiri, murid akan lebih menghargainya sehingga akan lebih bersemangat belajar karena saya juga bersemangat mengajar mereka. Saya percaya apapun yang dari hari akan sampai ke hati.

Sayangnya untuk membuat video pembelajaran sendiri bukanlah sesuatu yang mudah untuk saya. Dengan penguasaan IT pas-pasan, membuat saya sempat tidak percaya diri bisa melakukannya. Apalagi peralatan tempur untuk membuat video yang bagus belum saya miliki. Saya hanya memiliki sebuah smartphone dan laptop. Apakah cukup untuk membuat video pembelajaran yang bagus?

Saya mulai mencari-cari video tutorial di Youtube yang mengajarkan cara membuat video pembelajaran. Merasa masih kurang ilmu, saya juga sempat mengikuti sebuah pelatihan daring tentang pemanfaatan salah satu aplikasi android untuk mengedit video. Sambil belajar, saya terus praktik membuat video penjelasan materi. Saya tidak boleh membiarkan murid-murid saya menunggu lama

Akhirnya saya berhasil membuat beberapa video pembelajaran matematika. Video pembelajaran dibuat menggunakan aplikasi Powerpoint, Kinemaster, dan perekam layar. Video ini saya bagikan di kanal Youtube, grup Whatsapp, dan juga kanal Telegram. Sengaja dibagikan di tiga platform tersebut untuk mengakomodasi semua kecenderungan murid saya. Ada murid yang lebih suka membuka video di Youtube, lalu mengunduhnya sehingga bisa mereka tonton secara luring di Youtube berulang-ulang. Ada yang lebih suka membuka di WhatsApp lalu menyimpannya dalam galeri ponsel. Ada juga yang lebih suka membuka di Telegram karena video di Telegram akan tersimpan di Cloud sehingga tak memberatkan memori ponsel.

Langkah yang saya lakukan dalam memanfaatkan video pembelajaran dalam pembelajaran daring adalah sebagai berikut:

  1. Membagikan video pembelajaran sebelum sesi sinkron. Murid diminta menonton dan mencatat hal penting yang ada dalam video.
  2. Saat sesi sinkron di grup Whatsapp kami membahas isi video. Saya mempersilakan murid menanggapi atau bertanya tentang isi video.
  3. Setelah sesi sinkron saya memberikan penugasan sebagai umpan balik untuk mengecek pemahaman murid.

Murid-murid menyambut baik adanya video pembelajaran ini. Antusiasme mereka membuat saya bersemangat membuat video-video tentang materi berikutnya. Berbagai komentar positif mereka turut membangun kepercayaan diri saya.

“Menonton penjelasan video pembelajaran lebih enak daripada mendengarkan penjelasan guru langsung di kelas, Bu. Soalnya bisa kami simak berulang-ulang kapan saja,” ucap salah satu di antara murid saya.

“Kalau saya nontonnya suka di-pause sejenak untuk dicerna dulu maksudnya sebelum kemudian dilanjutkan kembali,” ucap murid yang lain.

Ada juga yang mengatakan menjadi lebih senang belajar matematika karena ada penjelasannya dibanding dengan hanya membaca buku saja tanpa dijelaskan sama sekali. Beberapa juga mengaku terbantu karena saya membagikan video di banyak platform sehingga mereka bisa memilih sesuai kebutuhan dan kemampuan mereka.

Tentu saja tetap ada kendala dalam menggunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran daring. Kendala tersebut di antaranya adalah tidak semua murid bisa mengakses video penjelasan karena tidak punya ponsel. Walaupun hampir seluruh murid di kelas memiliki ponsel, ada satu dua orang yang belum memilikinya. Untuk anak-anak yang memiliki kendala seperti ini, saya persilakan untuk datang ke sekolah sekali seminggu agar mendapatkan materi dari saya. Alternatif lain mereka dapat menonton bersama teman-teman terdekat di sekitar rumah mereka untuk menyimak isi video.

Saya kemudian merenung, ternyata jika saya mau sedikit saja berusaha hal yang kelihatan tak mungkin, menjadi mungkin. Saya yang sempat tidak yakin bisa membuat video pembelajaran seperti guru hebat lain karena kemampuan IT yang kurang, ternyata bisa jika mau belajar. Semua kesulitan di masa pandemi juga membuat saya belajar lebih berempati kepada kondisi murid. Berusaha melihat kesulitan dan kemampuan mereka agar dapat menerapkan pembelajaran sesuai dengan kondisi murid.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top