Belajar Kompak Dengan Sistem Tanggung Renteng

Saya guru Produktif Akuntansi dari salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di perbatasan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung. Beberapa waktu lalu ketika pembelajaran di kelas secara reguler dimulai kembali minat belajar akuntansi secara praktik. Langkah yang saya ambil guna menjawab keresahan dari fakta bahwa murid mulai mengalami sifat individualis, tidak peka terhadap lingkungan sekitar, nyaman dengan dunia maya, komunikasi verbal langsung terhalang dengan keseruan dirinya sendiri. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, saya tergugah untuk membuat kelas menyenangkan dengan mengajak murid membudayakan murid untuk bernalar kritis, peka terhadap lingkungan, toleransi terhadap murid lainnya dalam kondisi apapun.

Ide ini terlahir dari keterbatasan sarpras khususnya alat praktik media pembelajaran komputer, sehingga memaksa saya untuk membuat strategi pembelajaran Komputer Akuntansi jadi lebih mudah diserap dan diterapkan. Terinspirasi dari kearifan lingkungan kegiatan ekonomi kerakyatan ‘koperasi’ pada waktu itu memiliki asas tanggung renteng yang diterjemahkan sebagai sesuatu kesulitan itu wajib ditanggung bersama, seperti jika sedang kesulitan Ketika mengangsur pinjaman maka rekan lain akan iuran bersama untuk menyelesaikan masalahnya. Sehingga konsep itu saya terapkan dalam pembelajaran praktek Komputer Akuntansi di kelas. Proses penerapan di kelas dengan cara; pertama ketika memasuki materi awal seperti men-setting link pajak, saya arahkan siswa untuk membaca peraturan terbaru terkait tentang sistem perpajakan Indonesia. Ketika mendiagnosis murid untuk menentukan model belajar yang paling disukai murid, mengklasterkan grup yang suka dengan membaca materi perpajakan, senang dengan menonton video peraturan pajak terbaru dengan mengakses www.pajak.go.id. Kedua, ketika kelompok besar sudah terbentuk dan dirasa murid sudah belajar terlebih dahulu esensi perpajakan maka memasuki fase kedua yaitu mempraktekkan materi perpajakan pada aplikasi MYOB yang sudah disediakan, tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), barang-barang kena pajak dan tidak kena pajak terurai. Langkah ketiga seperti menyiapkan tim pendamping untuk aksi pendampingan rekan sejawatnya yang masih tertinggal baik materi pengetahuan dan praktiknya. Masalah dan kesulitan yang dialami murid akan menjadi tanggungan rekan kelompok untuk dapat membantu sampai dengan harus menyelesaikan kompetensi yang sedang dipelajari. Keempat, Ketika sudah dinyatakan siap untuk bermigrasi pada materi selanjutnya ketua kelompok akan melaporkan berupa screenshot, lalu kelompok dapat langsung praktek perpindahan materi setelah memastikan seluruh tim pada kelompok masing-masing memberikan pilihan lampu lalu lintas warna hijau jika sudah mampu menyelesaikan materi, atau emoji jempol dua jika sudah berhasil menguasai materi satu kelompok.

Ketua kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan kepada guru proses pelaksanaan belajar berkelompok, selanjutnya bersama-sama kelompok bergotong royong untuk saling menguatkan untuk melewati fase pembelajaran pada tiap materi, jika masih ada yang tertinggal tim akan bahu membahu membimbing rekannya untuk melewati materi yang sedang dibahas. Guru akan mendampingi menyiapkan kelas dengan pembelajaran menyenangkan seperti membuat pertanyaan pemantik terkait materi, seperti; untuk apa kita membayar pajak? jika kita wajib pajak, kita diperkenankan melaporkan dan menghitung secara mandiri atau biasa disebut dengan Self assessment system, bagaimana menurutmu? Kemudian saya akan menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang sedang dibahas.

Selama proses pembelajaran berlangsung yang menjadi sasaran pembelajaran adalah murid dapat menerapkan komputerisasi file data akuntansi untuk perusahaan, mengecek informasi data dan menyesuaikan pajak. 

Kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran seperti; properti yang siap digunakan terbatas sehingga proses tanggung renteng sangat mendukung diterapkan di kelompok,  kesulitan penggunaan aplikasi menggunakan bahasa asing sehingga butuh meningkatkan kemampuan vocabularies tinggi, pelajaran produktif praktek akuntansi Komputer Akuntansi (KOMPAK) dikenal masuk tahap high order skill sehingga butuh ekstra konsentrasi murid untuk memahami materi.  

Antusiasme murid terlihat dari cara mengapresiasi dengan mengikuti kelas secara aktif, senantiasa menebar tagline ‘Senyum adalah sedekah termudah’ sudah menjadi bagian dari pembelajaran di kelas dan membudaya di lingkungan sekolah

Karakteristik murid di kelas lebih menyukai pembelajaran dengan praktik langsung jadi konsep pembelajaran dengan cara di putarkan video tutorial pengerjaan selanjutnya mereka akan praktik langsung jika ada kendala berdiskusi dengan tim nya

Komunikasi antar teman seperti berjarak, murid lebih suka praktek dengan alatnya, namun kendala perangkat terbatas sehingga memanfaatkan lingkungan sekitar.

Komentar negatif dulu pernah terlontar diawal pembelajaran ‘Pelajaran KOMPAK itu sulit dan ribet’ usaha meluruskan kondisi sulit dengan sistem tanggung renteng

Saya menghadirkan pola belajar menyenangkan dengan sistem tanggung renteng ‘Satu murid bisa membantu yang lain baru pindah tahap berikutnya’

Saya resah Ketika melihat murid saat ini lebih cenderung individualis, intoleran, tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Pada pembelajaran Komputer Akuntansi (Kompak) saya mengkonsep pembelajaran dengan cara membentuk kelompok belajar. Dalam kelas terdapat 36 murid, satu dalam kelas di buat 12 kelompok dan masing-masing kelompok berjumlah 3 dalam bilangan ganjil. Saya mengupayakan kelompoknya dalam jumlah ganjil karena untuk membuat kelompok lebih hidup seperti jika terkendala dengan pilihan mereka akan vote lebih mudah pada tim. Mengangkat konsep ‘Sistem Tanggung Renteng’ adalah pola mengajak kerjasama dan membantu rekan lainnya yang tertinggal dan kesulitan ketika praktik belajar berlangsung yang diulang-ulang dengan cara mentor antar teman, masing-masing siswa secara bergantian dan dibagi tim dalam mengerjakan tugas praktek selama pembelajaran. Dengan adanya tim dalam kelompok kecil murid diharapkan melakukan proses pembelajaran peduli terhadap rekan tim untuk dapat menerima pembelajaran yang berlangsung, perpindahan materi akan dilakukan ketika murid dalam tim sudah dapat menyelesaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dari budaya mendiskusikan setiap permasalahan bersama tim akan tercipta kolaborasi, interaksi aktif, saling berbagi gagasan dan saran, sehingga murid akan merasa memiliki tim yang saling mendukung. Konsep ini berangkat dari keterbatasan alat praktik dan usaha untuk mendekatkan murid antara satu dan lainnya, mereka akan terbiasa saling berbagi. Pembelajaran dengan rekan sejawat kadangkala lebih mudah diterima oleh murid dalam pengaplikasiannya. Murid-murid dapat saling bertukar pikiran dan bergantian menggunakan alat praktek, sehingga toleransi, Komunikasi, dan berbagi terbentuk menjadi budaya positif di kelas. Murid tetap dapat mengikuti pembelajaran dengan tanpa paksaan namun tetap menyenangkan.

Awali kelas dengan senyum dan sapaan yang menggugah, sehingga suasana riuh aktif dan menyenangkan terjalin, kemudian kesulitan belajar Produktif Akuntansi akan berkurang dengan Pola saling membantu dengan konsep ‘Belajar Tanggung Renteng’ menjadikan murid lebih percaya diri dalam mempraktikan cara belajar nya pada kelompok kecil rekan lain mengapresiasi secara bergantian. Saya membuat tagline ‘senyum adalah sedekah termudah’ so pasti menyebarkan energi positif, sehingga respon negatif murid akan memudar.

Belajar itu bukan hanya transfer ilmu pengetahuan saja, namun dibutuhkan seni dalam manajemen pembelajaran, dari konsep tanggung renteng diharapkan mereka lebih komunikatif. Berdasarkan pengakuan murid belajar lebih asyik dan menyenangkan ketika dilakukan dengan bersama-sama, saling berbagi dan mendukung proses pembelajaran tercapai sesuai harapan.

Hal yang paling mengesankan dari kegiatan yang dilakukan adalah mengapresiasi itu dapat dilakukan dengan memberi senyum. Kemudian membentuk karakter murid untuk bernalar kritis, reflektif, komunikatif dan menciptakan iklim persaingan yang sehat antar murid. Komentar murid yang menggambarkan keseruan kegiatan tersebut

“Wah ternyata saya bisa mengucapkan kata ‘ooo begitu ya caranya’ ketika pasca kegiatan pembelajaran. Komentar murid secara umum pasca menggunakan konsep ini ternyata belajar Mengelola Aplikasi Komputer Akuntansi itu asyik dan membuat addicted. 

Strategi yang ingin dikembangkan dari konsep tanggung renteng adalah berharap konsep ini bukan hanya dipergunakan untuk satu mata pelajaran namun pelajaran lain juga dipergunakan. Kegiatan ini juga dapat diterapkan di berbagai tingkatan jenjang kelas, dengan adanya kerja tim upaya mewujudkan kelas komunikatif akan terjalin. Perubahan yang saya rasakan seperti; lebih murah senyum, selalu punya sensasi tersendiri ketika melihat murid aktif dan komunikatif dalam pembelajaran dan tak lupa bahagia selama proses belajar.

“Dingin-dingin enak minum wedang jahe, Lebih nikmat di campur Susu. Salam bahagia menjelang sore, seluruh rekan seantero karir.mu. Saya Titik. Saya Peserta Wardah Inspiring Teacher 2022. Saya dari Belitang dan Mengajar akutansi di SMK. Saya hobby menulis yah meskipun hanya menulis ‘status’ di sosial media. Saya ikut TPN 9 untuk merambah komunitas baru dan melatih menulis untuk personal branding via media sosial.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top