METODE DISKUSI DAN PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS
Masa belajar siswa pasca pemberlakuan belajar daring di masa pandemi Covid 19 menimbulkan tantangan tersendiri bagi para guru. Siswa yang hampir 1,5 tahun terbiasa belajar di rumah secara online dengan kondisi yang cenderung lebih santai harus mengikuti proses belajar tatap muka di sekolah dengan segala peraturan yang diterapkan sekolah. Mulai dari jam belajar yang ketat, seragam yang harus digunakan sesuai harinya dan lain-lain. Hal ini menimbulkan “gegar” belajar dalam diri siswa, karena ada perubahan yang cukup jauh dari cara belajar daring dengan cara belajar luring/tatap muka.
Hal ini juga menimbulkan kesulitan guru dalam memotivasi siswanya untuk kembali bersemangat dalm mengikuti pembelajaran di sekolah. Banyak guru-guru yang mengeluh siswa-siswanya sulit diatur ketika belajar di kelas bahkan tidur di jam awal pelajaran. Hal ini bisa jadi merupakan salah satu efek belajar daring di era pandemi dimana banyak siswa yang belajar di rumah tanpa pengawasan orang tua sehingga jam belajar mereka menjadi tidak teratur.
Fenomena ini di awal semester juga sangat saya rasakan. Apalagi saya mengajar mata pelajaran IPS yang mungkin dalam pikiran siswa saya “ cenderung membosankan” jika gurunya hanya menjelaskan dengan cara ceramah. Awal-awal saya mengisi kelas mereka terlihat tidak antusias bahkan ada yang abai terhadap pelajaran bahkan terhadap saya yang notabene adalah gurunya. Padahal saya menginginkan siswa saya antusias dalam mengikuti pelajaran IPS karena menurut saya pelajaran yang saya ajarkan menyenangkan dan banyak hal yang ditemui dalam kehidupan mereka sehari-hari berhubungan dengan IPS.
Dari kejadian-kejadian dalam beberapa kali pertemuan,terkadang emosi sayapun terpancing dan marah-marah di depan kelas. Namun setelah saya melakukan refleksi saya mengambil kesimpulan marah-marah hanya membuang energi saja dan apa yang saya inginkan dari siswa saya tidak akan tercapai. Belum lagi jika sering marah-marah saya khawatir terjadi penuaaan dini terhadap saya yang ditandai munculnya uban dan banyaknya kerutan di wajah saya, hehe…
Sayapun mulai mencari cara agar mereka lebih tertarik dengan pelajara yang saya ajarkan. Di awali dengan melakukan pendekatan personal terutama terhadap siswa-siswa yang dianggap sebagai “pembuat onar” oleh mayoritas guru. Saya ajak mereka ngobrol saat sambil mengerjakan tugas atau dengan cara sekedar menegur mereka saat berpapasan di luar jam belajar. Dampaknya mereka mulai memperhatikan saya sebagai personal dan mulai agak fokus ketika saya mengajar di dalam kelas.
Langkah selanjutnya, saya juga mencari cara bagaimana hubungan sesama mereka di dalam kelas semakin erat dan kompak sehingga bisa saling mengingatkan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Akhirnya saya mencoba menerapkan metode diskusi dan presentasi untuk membangun motivasi mereka untuk belajar IPS dengan lebih bersungguh-sungguh sekaligus membangun kerjasama diantara siswa. Awal diskusi masih ada siswa yang tidak berkontribusi, namun saya terus mengingatkan agar teman-teman lainnya mengingatkan siswa tersebut, dan penilaian yang diberikan salah satunya adalah dari kerjasama dan kekompakan kelompok.
Di dalam kelompok mereka menunjuk ketua, sekretaris,juru bicara dan sisanya sebagai tim pencari informasi. Hasilnya mereka lebih antusias mengikuti pelajaran IPS yang saya ajar dan berusaha aktif dalam proses diskusi. Mereka juga saling mendukung temannya yang mendapat giliran untuk presentasi. Bahkan jika mereka bertemu saya di luar kelas banyak dari mereka yang berkata, “bu, besok kita belajar IPS lagi ya”. Artinya siswa saya sudah mulai kangen untuk belajar pelajaran IPS. Dan sebagai guru sebuah sekolah swasta di pinggiran kota Jakarta itu sangat membahagiakan saya sebagai guru mereka. Semoga ke depannya mereka lebih bersemangat mengikuti semua jam pelajaran bukan hanya pelajaran IPS.