Penulisan Praktik Baik Pembelajaran Merdeka Belajar
Oleh : Ii Istiqomah (Peserta Wardah Inspiring Teacher 2022
Model : ATAP (Awal, Tantangan, Aksi, Perubahan)
Pada tahun lalu saya diberikan amanah untuk mengajar di kelas 5. Sebagai seorang guru, saya ingin murid saya terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Namun, sebagian besar murid terlihat bosan dan cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Terlebih pada saat guru mengajarkan materi tentang sejarah Indonesia yang ada pada tema 7. Ketika saya bertanya kenapa mereka tidak tertarik dengan materi tersebut, salah satu alasan yang mereka kemukakan adalah karena menurut mereka materi sejarah lekat dengan hafalan. Banyaknya nama tokoh, nama tempat serta waktu kejadian yang dijelaskan pada materi sejarah cenderung membuat siswa enggan mempelajari materi tersebut. Selain itu karakteristik siswa SD yang masih senang bermain juga membuat mereka cenderung cepat merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran yang monoton.
Dari hasil identifikasi yang saya temukan, akhirnya saya mempunyai ide tentang bagaimana menumbuhkan gairah serta motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran mengenai materi sejarah tersebut. Saya mengajak siswa saya untuk membuat “Ludo Pembelajaran” sebagai alternatif media pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi serta menguatkan materi yang sudah mereka pelajari.
Hal pertama yang saya lakukan adalah mendiskusikan bersama siswa bagaimana proses pembuatan “Ludo Pembelajaran” serta bahan apa saja yang diperlukan untuk membuatnya. Saya memberi kesempatan kepada murid untuk membawa bahan ataupun benda yang mereka mampu seperti kertas karton, kertas origami, penggaris, gunting, dan juga lem kertas. Siswa dengan antusias menawarkan diri untuk membawa bahan – bahan tersebut sesuai dengan kesepakatan tanpa adanya paksaan.
Keesokan harinya kami mulai membuat media “Ludo Pembelajaran” menggunakan bahan – bahan yang sudah kami persiapkan. Saya membagi siswa sesuai dengan tugasnya masing – masing. Ada yang membuat pola, menggunting, membuat garis ada pula yang membuat pion. Peran saya saat itu adalah membimbing murid serta membantu siswa yang kesulitan. Proses pembuatan media “Ludo Pembelajaran” memerlukan waktu kurang lebih 2 hari untuk hingga selesai sempurna. Sebelumnya kami sepakat memanfaatkan waktu istirahat untuk membuat “Ludo Pembelajaran”.
Hari yang ditunggu – tunggu pun tiba. Hari saat kami akan belajar dengan menggunakan “Ludo Pembelajaran”. Sebelum kami mulai bermain dengan “Ludo Pembelajaran”, saya membagi siswa menjadi empat kelompok. Masing – masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa yang dipilih berdasarkan warna kelompok (merah, hijau, kuning dan biru) yang mereka ambil.
Satu persatu siswa mengambil secarik kertas yang berisi tulisan warna yang sudah disediakan di depan meja guru. Jika sudah mengambil warna kelompok, selanjutnya siswa berdiri di depan kelas untuk selanjutnya menunjuk teman lainnya untuk mengambil kertas berikutnya. Siswa berbaris berdasarkan warna yang mereka ambil. Dari barisan itulah mereka akan disatukan dalam satu kelompok, merah, hijau, kuning atau biru.
Sebelum memulai permainan, masing – masing ketua kelompok melakukan hompipa untuk menentukan urutan dalam permainan. Setelah mengetahui urutan dalam bermain, saya menjelaskan bagaimana tata cara melakukan permainan. Sebanyak 30 potongan kertas sudah saya siapkan secara acak, terdiri dari 20 pertanyaan dan 10 materi tentang sejarah kemerdekaan Indonesia.
Saat permainan dimulai salah satu siswa, perwakilan kelompok melempar dadu. Jika dadu pertama bernilai selain 6, maka dadu langsung diberikan kepada kelompok berikutnya. Namun jika dadu pertama bernilai 6, maka mereka boleh mengeluarkan satu pion. Selanjutnya mereka diberi kesempatan melemparkan dadu kedua. Jika lemparan dadu kedua tersebut bernilai 5, maka pion boleh berjalan sebanyak 5 langkah, namun sebelum mereka berjalan, mereka harus mengambil kertas yang sudah disediakan.
Apabila mereka mendapat kertas pertanyaan, mereka harus menjawab pertanyaan terlebih dahulu. Jika tidak bisa menjawab, maka pion tidak boleh berjalan alias diam di tempat. Apabila mereka berhasil menjawab, mereka boleh melanjutkan perjalanan sesuai dengan jumlah dadu yang keluar. Namun, apabila mereka mendapat kertas berupa materi (pengetahuan), mereka boleh melanjutkan perjalanan tanpa harus menjawab pertanyaan terlebih dahulu.
Kegiatan ini membuat siswa sangat antusias dan gembira sekali. Mereka dapat mengembangkan kreatifitas yang dimiliki dalam membuat “Ludo Pembelajaran” dan berkolaborasi bersama teman satu kelompoknya untuk menjawab pertanyaan. Selain itu permainan ini juga mengasah pengetahuan mereka tentang materi yang sudah dijelaskan guru.
Belajar dengan menggunakan Ludo pembelajaran juga menjadikan siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran. Sebagian besar siswa berkomentar “sangat seru bu, kita bisa belajar sambil bermain ludo”. Sebagian lagi berpendapat bahwa mereka tidak merasa sedang belajar melainkan sedang bermain dengan permainan yang mengasyikan. “Aku merasa saat ini, kita sedang tidak belajar tetatpi sedang bermain saja”, ucap mereka.
Saya pun mencoba menggali hal apa yang ingin mereka lakukan ke depannya agar pembelajaran lebih menarik dan mengasyikan sehingga mereka dapat terlibat aktif dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Mereka pun berkomentar bahwa mereka ingin membuat permainan lain yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran seperti ular tangga ataupun permainan lainnya. “Aku ingin kita membuat permainan ular tangga bu”. “kalau aku ingin kita belajar di luar kelas, Bu” ucap beberapa siswa.
Manfaat belajar sambil bermain dengan media “Ludo Pembelajaran” siswa dapat menumbuhkan kreatifitas serta menggali pengetahuan yang sudah mereka dapatkan. Selain itu dengan bermain Ludo, dapat menumbuhkan sikap sosial dan rasa sabar siswa dengan tertib bergiliran untuk melempar dadu.
Ke depannya saya akan membuat media ataupun metode pembelajaran lain yang dapat menumbuhkan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Mungkin itu sedikit cerita praktik baik yang dapat saya sampaikan. Semoga kita semua dapat saling memberi inspirasi satu dengan lainnya, agar mampu mmebuat pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Terimakasih.