Keterampilan berbahasa meliputi menyimak,membaca,menulis, dan berbicara. Keempat keterampilan ini pada dasarnya menjadi keterampilan dasar yang harus dikuasai murid secara berproses. Kemampuan murid berbeda-beda yang dapat dilihat dari fase pembelajarannya mulai tingkat sekolah dasar hingga menengah atas bahkan perguruan tinggi. Selain itu, didukung dengan perbedaan gaya belajar murid yang berbeda : visual, audio, atau kinestik.
Kemampuan berbahasa Indonesia ini terkait erat dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Salah satunya pada materi teks biografi di kelas X semester genap. Teks biografi merupakan salah satu jenis teks narasi nonfiktif yang berisi kisah hidup seseorang yang memiliki keistimewaan dan keteladanan.Selain itu ,teks biografi memiliki struktur teks berupa orientasi, peristiwa penting, dan reorientasi.
Bersama-sama murid, saya menetapkan tujuan pembelajaran yakni mampu memahami isi teks biografi yang dibaca, mampu menemukan keistimewaan dan keteladanan tokoh dalam teks biografi dan murid satu dengan murid yang lain mampu saling membagikan kisah yang dibaca.
Kemampuan berbahasa murid yang berbeda-beda menyebabkan pembelajaran teks biografi ini ada kendala. Di antaranya literasi baca-tulis yang belum optimal. Bagi murid yang kurang gemar membaca, aktivitas belajar mereka kurang bersemangat. Hal ini juga yang berdampak pada kemampuan menulisnya. Padahal dalam tujuan pembelajaran teks biografi yang telah dirumuskan bersama terdapat poin tidak hanya mampu memahami ,tetapi juga mampu menemukan keteladanan tokoh yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.
Kendala yang lain ialah keterbatasan waktu untuk saling menceritakan kembali isi teks yang telah dibaca dan diringkas agar wawasan murid lebih bervariasi terkait tokoh-tokoh yang dibaca.
Sejalan dengan kendala tersebut, saya juga menemukan kejenuhan murid bila materi teks biografi hanya disampaikan dengan metode diskusi, ceramah tanpa menggunakan media apapun. Pernah saya mencoba menggunakan media audio visual dalam materi ini. Saya putarkan biografi seorang tokoh BJ Habibi. Namun, justru para murid tidak memiliki aktivitas yang beragam dan mengalami kejenuhan belajar. Pun, kemampuan berbahasa mereka tidak tergali dengan baik.
Berdasarkan observasi dan pengalaman itulah kali ini saya melakukan pembelajaran secara bertahap dan berdaya kreasi dengan membuat sebuah konten podcast.
Pada tahap pertama, membaca teks biografi tokoh. Untuk memantik antusias murid, saya perbolehkan murid memilih tokoh yang mereka idolakan baik dari kalangan artis, tokoh masyarakat, olahragawan, negarawan,ilmuwan dan lain sebagainya yang memiliki keistimewaan dan keteladanan.
Tahap kedua, menulis secara ringkas apa yang telah dibaca. Pada aktivitas belajar ini, selain untuk mengasah kemampuan menulis, murid diajarkan untuk tidak membiasakan melakukan plagiat. Oleh karenanya, murid meringkas teks bacaan dengan bahasa sendiri dengan tetap memerhatikan penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang benar.
Pada tahap ini juga, murid bisa membuat sebuah pandangan atau pendapat bagaimana cara mereka bisa meneladani tokoh yang diidolakan. Artinya, pada bagian reorientasi, bagian penutup, murid mampu mengekspresikan apa dan bagaimana cara mereka bisa meneladani tokoh .Di tahap inilah , saya bisa melihat murid berusaha mengaitkan isi teks bacaan dengan kehidupan nyata, bahkan harapan dan cita-cita mereka.Hasil ringkasan yang ditulis murid ini akan sekaligus menjadi konten podcast pada tahap ketiga.
Tahap ketiga, murid menceritakan kembali apa yang mereka tulis. Untuk ini, saya menggunakan media podcast jenis audio yang dibantu oleh aplikasi Anchore atau Spotify agar aktivitas belajar mereka menghasilkan rekam jejak berupa file audio yang bisa disebarkan dan didengarkan khalayak dengan ramah bandwith. Pada tahap ini, kemampuan berbicara murid bisa terasah sebab aspek artikulasi dan intonasi juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan. Murid bisa melakukan uji coba berkali-kali agar hasil podcast mereka maksimal. Selanjutnya, Murid pun bisa saling membagikan hasil podcastnya untuk berbagi informasi sekaligus mendapatkan penilaian dari teman sebaya.
Proses demi proses yang dilakukan murid dalam konteks pembelajaran yang saya uraikan tersebut dilakukan secara sistematik. Artinya, tiap tahap sesuai urutannya . Pun hal ini bisa dilakukan murid pada kegiatan belajar yang lain. Kemampuan literasi membaca-menulis pada hakikatnya seiring sejalan dan dilakukan secara kontinyu agar terasah. Selain itu , pembelajaran dengan media podcast ini pun memerlukan tantangan pada murid agar melek digital. Hampir semua murid pernah mendengarkan podcast orang lain.Namun, tidak semua murid memiliki pengalaman membuat konten podcast sendiri.
Sementara itu, refleksi bagi murid pada pembelajaran kali ini yaitu kemampuan berbahasa: membaca,menulis, berbicara, dan menyimaknya semakin terasah. Pengalaman dan aktivitas belajar yang bervariasi inipun mampu menjawab keberagaman gaya belajar murid dan hal- hal yang diminatinya. Murid juga bisa mendalami dan mengembangkan pengalaman belajarnya di kemudian hari. Saya dan murid tidak pernah tahu, kelak mereka menjadi apa: podcaster, publik speaker,penulis atau lainnya. Namun, yang saya tahu mereka telah berproses dalam belajar yang kaya pengalaman dan penguatan karakter yakni ulet, penuh semangat dan bertanggung jawab.