Belajar Asmaul Husna Dengan Berbagai Macam Lagu

Belajar Asmaul Husna dengan Berbagai Macam Lagu

(Karya  Ilvia Mabrurotin, Fasilitator kelas TK A Sekolah Islam Umar Harun)

Cerita saya ini akan mengulik pengalaman pribadi saya mengajar di kelas dengan jumlah anak yang banyak. Kelas saya ini didominasi oleh anak perempuan, akan tetapi kelas saya ini punya energi yang tak ada habisnya. Mampu bergerak lebih banyak, bersuara lebih lantang, perhatiannya mudah terbagi saat melakukan pekerjaan, bahkan fokusnya mudah terpecah dengan berbagai aktivitas di luar kelas. Nah, memahami kebutuhan dan kekuatan mereka, mengharuskan saya untuk membuat rancangan kegiatan belajar seru yang bisa melibatkan semua untuk ikut aktif.  

Jam menunjukkan pukul 10 pagi, menandakan waktu istirahat telah usai. Anak-anak segera masuk kelas untuk mencuci tangan dan kaki ketika selesai bermain di playground. Selanjutnya, mereka segera berkumpul dan duduk melingkar untuk membaca senandung Asmaul Husna yang kemudian dilanjutkan dengan percakapan pagi. Pertengahan semester ganjil, anak-anak sudah mulai banyak yang hafal sebagian lirik senandung Asmaul Husna. Namun akhir-akhir ini, setiap kali kegiatan membaca Asmaul Husna, anak-anak banyak yang kurang semangat. Sepertinya mereka sudah mulai bosan dengan ritme kegiatan yang seperti itu saja. Akhirnya kami mencoba bertanya kepada anak-anak terkait penyebab mereka kurang bersemangat. Beragam sekali jawaban dari anak, diantaranya, “aku capek Bu, habis main”, “aku bosan Bu”, “aku haus Bu”. 

Dari ucapan-ucapan tersebut, akhirnya saya dan tim guru kelas TK A tahu bahwasannya anak-anak mulai bosan dan capek jika selesai bermain langsung melanjutkan kegiatan membaca Asmaul Husna. Sadar akan keadaan seperti itu, saya pribadi mulai mencari cara dengan mengajak mereka berefleksi dan berdiskusi untuk merancang kegiatan apa yang sekiranya lebih menyenangkan, namun esensi belajarnya tetap terlaksana. 

Kami memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk saling mengungkapkan pendapatnya, hingga akhirnya ada salah satu usulan dari anak yang disepakati bersama, yaitu membaca Asmaul Husna dengan berbagai lagu. Setelah semua sepakat dengan usulan tersebut, kami mulai berdiskusi untuk menentukan lagu apa saja yang akan digunakan saat membaca Asmaul Husna. Hasil dari diskusi, anak-anak mengusulkan lima lagu, yaitu; man ana, baby shark, ampar-ampar pisang, maulana dan balonku. Setelah semua usulan disetujui, selanjutnya kami membuat kesepakatan jadwal lagunya sesuai dengan jumlah hari. Karena usulan anak-anak hanya ada lima lagu, akhirnya saya mencoba menyampaikan ide kepada mereka. ”Bagaimana kalau yang kurang satu hari, kita membaca Asmaul Husna menggunakan lagu biasa yang sering kita lantunkan?”. Alhamdulillah anak-anak sepakat dengan usulan yang saya sampaikan, Dan terbentuklah kesepakatan jadwal lagu untuk membaca Asmaul Husna selama 6 hari di sekolah. Kesepakatan tersebut kami tulis dan ditempel di dinding kelas untuk memudahkan kami mengingatnya. 

Setelah menyusun kesepakatan lagu Asmaul Husna tersebut, terlihat perubahan baik pada diri anak-anak. Setiap kali hendak kegiatan membaca Asmaul Husna, mereka mencoba mempraktekkan lagunya sambil bergumam. Bahkan saat kegiatan istirahat, ada beberapa anak yang bertanya, “nanti saat baca Asmaul Husna menggunakan lagu apa Bu?”. Mereka juga terlihat lebih semangat saat membaca Asmaul Husna. Semua anak laki-laki dan perempuan saling bersahutan untuk melantunkan senandung Asmaul Husna dengan suara lantang. Bahkan, di akhir semester dua ini, mereka sudah hafal dengan jadwal lagunya, sehingga mereka tidak perlu lagi bertanya kepada guru. Dari pengalaman ini, saya bisa belajar bahwa memahami kebutuhan dan kekuatan anak itu sangat penting, sehingga kedepannya kita bisa lebih mudah untuk menentukan rancangan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu, pelibatan anak dalam menentukan rancangan kegiatan itu juga tak kalah penting. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top