Bathok RefleksiĀ
Pembelajaran tatap muka adalah cara belajar yang diharapkan oleh seluruh wali murid. Mereka berharap agar semua berjalan normal tanpa adanya aturan keterbatasan dalam belajar secara tatap muka di sekolah. Dan bersyukur aktivitas PTM terbatas sudah mulai dapat dilaksanakan, tentunya dengan tetap prokes.
Murid-murid merasa antusias dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka. Mereka merasa bahwa masa-masa dimana harus berinteraksi dengan teman-temannya sudah kembali. Penulis mengharapkan murid-murid belajar dengan nyaman, tenang dan tidak merasa bosan saat mengikuti pembelajaran.
Namun, pada kenyataannya ada beberapa hal yang menjadikan anak-anak merasa tidak nyaman dalam belajar di kelas. Mereka masih banyak yang mengeluh dalam memanfaatkan waktu belajarnya di kelas. Sehingga mereka lebih cepat merasa capek, gelisah dan tidak mengikuti pembelajaran dengan baik. Banyak tingkah polah murid-murid ketika sudah tidak nyaman belajar. Mereka gaduh, bermain-main sendiri, dan lebih suka menghabiskan waktu belajar dengan asyik bercerita sendiri dengan temannya.
Berdasarkan kenyataan yang ada di kelas, penulis mulai berupaya untuk mengatasi kendala belajar yang dialami. Karena bagi guru, jika memberikan pembelajaran, jika murid-murid tidak merasa senang, terlihat terpaksa, maka tidak akan menjadi pembelajaran yang bermakna. Oleh karena itu, dengan apa yang bisa dilakukan, penulis mencoba menerapkan pembelajaran yang merdeka melalui bathok refleksi.
Refleksi disini adalah refleksi sebelum dan sesudah pembelajaran, yaitu yang dilakukan oleh murid. Refleksi tersebut, dilakukan dengan beberapa langkah: (a).Diawal sebelum belajar, murid menyampaikan apa perasaan yang dialami dipagi hari itu. Murid menulis singkat pada post-it yang tersedia, dan memasukan dalam bathok sebagai wadah perasaannya. Setelah itu guru akan mengetahui bagaimana perasaan muridnya. Hal ini bertujuan untuk melihat kesiapan belajar murid. (b).Setelah pembelajaran, guru meminta murid memberikan pendapat secara jujur tentang apa yang sudah didapatkan, bagaimana pembelajaran hari itu, serta apa yang disukai dan yang tidak disukai dengan pembelajaran yang diikutinya; peserta didik menyampaikan melalui tulisan dan terkadang juga lisan, sesuai kenyamanan anak menyampaikan dengan jujur; (c). Guru membaca tulisan /mendengarkan peserta didik menyampaikan pendapatnya tanpa memotong pembicaraannya hingga selesai; (d). Guru memberikan umpan balik atas refleksi yang diberikan peserta didik; (e). Dengan tanpa merasa kecewa/marah, guru memberikan respon positif terhadap hasil refleksi tersebut, dengan menjadikan hasilnya sebagai dasar untuk melakukan perbaikan atau menyesuaikan kebutuhan serta keinginan peserta didik.
Apa perubahan pada pembelajaran, dari kegiatan refleksi tersebut? Kegiatan refleksi di pagi hari sebelum pembelajaran, dapat mengetahui kesiapan belajar murid, serta guru bisa memberikan respon yang tepat dari perasaan murid-muridnya. Guru juga tidak kesulitan untuk menyesuaikan emosi murid-muridnya yang beragam. Sehingga guru mempunyai strategi menghadapi perasaan anak berdasarkan hasil dari bathok yang penuh dengan ungkapan perasaan.
Refleksi di akhir pembelajaran, dapat dijadikan acuan guru dalam memperbaiki baik cara belajar, menyesuaiakan minat, atau harapn murid-muridnya. Dengan mendengarkan atau membaca hasil refleksi murid, guru akan lebih mudah mengatur strategi pembelajaran sesuai keinginan murid-murid. Kejujuran dalam menyampaikan refleksi sangat dituntut, agar hasil tindak lanjutnya akan tepat.
Banyak murid yang menyampaikan bosan belajar, karena mudah capek dan merasa lebih senang bermain. Tidak sedikit juga yang menyampaiakan bahwa ruang kelasnya tidak asyik/tidak nyaman. Berdasarkan refleksi tersebut, maka guru bertindak mengikuti harapan anak-anak untuk belajar nyaman dan tanpa bosan. Dengan menghias kelas dan memasang pajangan hasil karya anak. Hasil karya atau tugas-tugas berupa tulisan dijadikan pajangan. Sehingga murid-murid akan merasa nyaman/tenang dalam belajar. Termasuk dalam cara belajar, tidak ada paksaan harus menggunakan referensi dari buku saja. Murid menjadi nyaman, dan merasa diorangkan dalam proses belajarnya.