Saya Anisah, dalam usia yang terbilang matang,walau Saya masih belum merasa pantas dengan usia tapi masih banyak harapan yang belum saya bisa wujudkan, tapi saya selalu percaya kekuatan doa bahwa Allah akan memudahkan saya mewujudkan harapan-harapan saya.
Saya lulusan teknologi pendidikan Universitas Negeri Jakarta tahun 2005, masuk jurusan teknologi pendidikan bukanlah cita cita saya namun agar lulus dalam UMPTN saya nekat memilih jurusan yang tidak terlalu banyak peminat.Namun, Alhamdulillah saya berhasil lulus dalam 5 tahun dan selalu mendapat beasiswa. Istilah merdeka belajar sebenarnya tidak asing bagi saya sejak di bangku kuliah karena konsep teknologi pendidikan itu adalah bagaimana memudahkan orang untuk belajar dengan bantuan berbagai cara termasuk teknologi supaya tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Mulai dari SD sebenarnya, tepatnya kelas 3 saya selalu juara kelas sampai kelas 6 saya mendapat peringkat tertinggi,begitu juga SMP dan SMK. DI bidang akuntansi sayapun mendapat juara umum, ada terbersit rasa bahagia dan bangga walaupun sedari kelas 6 SD saya sudah kehilangan ibu saya. Peristiwa itu sangat membekas dalam hidup saya sehingga ada teman yang melabeli saya dengan sebutan si penyedih, karena dia bilang wajah saya selalu terlihat sedih. Saya mulai khawatir jangan-jangan ini memang karakter saya. Namun hal demikian saya tepis karena sejak SMP saya sudah diminta untuk menjadi guru privat dari teman saya dan ternyata murid privat ini sangat terinspirasi dengan saya sehingga ingin sekali menjadi guru seperti saya,dan Alhamdulillah mendengar kabar saat ini sudah menjadi ASN guru di daerah Tebet.Menjadi guru yang menginspirasi tentu menjadi hal menarik buat saya tentang metode mengajar bagaimana saat itu yang saya gunakan mengingat itu saya masih sekolah SMP dan SMK,hingga kuliah.
Saat ini sudah 5 tahun saya mengajar di MI ANNURIYYAH, dengan mempelajari berbagai karakter murid, sebagai wali kelas saya lebih merasa tertantang untuk membuat kelas saya menyenangkan dan siswa lebih semangat belajar. Banyak usaha yang saya lakukan untuk itu diantaranya mengikuti kelas bimbingan, bagaimana memahami berbagai karakter siswa dan menghadapinya, diantaranya saya ikut sekolah online muslim konselor, bagaimana menjadi guru yang memotivasi,serta pelatihan lain yang saya rasa bermanfaat dan mendukung pekerjaan saya.
Diantara bermacam-macam karakter siswa yang saya hadapi adalah ketika di awal pembelajaran dia selalu tidur di kelas dan tidak membaca tadarus Al-Qur’an, padahal bacaan tadarus ini harus ia hafalkan. Akibatnya dia tidak bisa menghafalnya Hal yang saya lakukan adalah saya pegang pipinya, mencoba membangunkan dengan lembut tapi dia belum juga mau bangun lalu saya basuh tangan saya dengan air dan saya usap ke wajahnya. Dia terbangun sebentar tapi tak lama kemudian dia tidur lagi. Hampir setiap hari dia seperti ini, sampai saya kehabisan cara membuat dia semangat untuk belajar. Akhirnya saya putuskan untuk membaca satu ayat bergantian tiap anak, hingga pada gilirannya dia merasa malu, karena teman sekelas menertawakannya. Alhamdulillah sejak itu dia tidak tertidur lagi dalam kelas dan mulai bersemangat mengikuti pembelajaran, disamping itu saya juga sering mengadakan game dan permainan kelompok agar suasana kelas tidak membosankan.
Satu karakter siswa lagi yaitu ada siswa yang selalu mengganggu teman-teman nya sehingga banyak sekali pengaduan yang datang ke ruang guru. Perlakuan nya siswa dinasehati dan diminta di dalam kantor guru untuk merefleksikan apakah perbuatannya itu benar atau tidak, Alhamdulillah sudah jarang laporan yang masuk mengenai siswa ini.
Ada juga siswa kelas 4 yang ternyata belum lancar membaca. Treatment nya kami wali kelas memberikan waktu tambahan untuk nya untuk melatih kelancaran membaca dengan cara langsung membaca atau tidak dieja, serta terus memotivasi bahwa kami bisa dan kamu adalah anak yang pandai.
Dengan memahami berbagai karakter siswa kita bisa mengerti apa yang menjadi kebutuhan nya, karena setiap anak itu unik serta dilahirkan dengan kelebihan masing-masing. Guru terus belajar mengikuti berbagai pelatihan, terus memotivasi karena banyak anak yang tidak termotivasi dari rumahnya, dan terus memperbaiki cara cara yang ada sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan bagi semua