Penggunaan smartphone saat ini sudah mejadi tren di kalangan masyarakat. Sebagai ponsel pintar smartphone menjadi berbeda dengan ponsel biasa, hal ini dikarenakan pada smartphone terdapat varian dan keunggulan dalam sistem operasional, (Gary, dkk. dalam Karuniawan & cahyanti, 2013: 17). Saat ini pengguna smartphone mengalami peningkatan di kalangan masyarakat Indonesia. Berdasarkan lembaga riset digital marketing emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang, (Rahmayani, 2015).
Smartphone saat ini telah menjadi kebutuhan di tengah masyarakat umumnya, berbagai kejadian dan informasi yang terjadi di belahan dunia dapat langsung diketahui dan diakses melalui smartphone. Keunggulan smartphone sudah tidak diragukan lagi, berbagai macam fitur dan aplikasi didalamnya mampu membuat nyaman untuk digunakan. Saat ini pengguna smartphone tidak hanya orang dewasa saja, namun siswa di SMA juga sudah banyak yang menggunakan smartphone.
Penggunaan smartphone dikalangan siswa SMA saat ini tidak heran lagi, banyak siswa memanfaatkan smartphone sebagai media komunikasi dan informasi di kehidupanya. Seperti media belajar disekolah maupun di rumah. Kecanggihan yang dimiliki oleh smartphone tentunya tidak hanya memberikan dampak baik bagi penggunanya tapi juga memberi dampak buruk. Sebagaimana Ciu dalam penelitiannya menemukan individu yang tidak dapat mengendalikan dirnya dalam menggunakan smartphone akan mengakibatkan dirinya kecanduan pada smartphone, (Karuniawan & Cahyanti, 2014). Kemudian Yildiz, (2017) mengatakan bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan memiliki indikator yang serupa dengan indikator kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Kecanduan smartphone merupakan salah satu gejala yang sama dengan gejala kecanduan lainya. Desouky (2016) dalam penelitianya menemukan ada hubungan positif antara kecanduan smartphone dan kecanduan internet (Yildiz, 2017). Penggunaan internet dan smartphone memiliki karkateritik yang hamper sama dan juga memeiliki dampak yang sama. Sebagaimana juga di sampaikan oleh Young dan Rogers (1998) dalam Dewi dan Trikusumaadi (2016) bahwa dampak negatif dari internet membuat seseorang menjadi malas untuk berinteraksi didunia nyata karena merasa lebih menyenangkan untuk berinteraksi dengan teman online sehingga mengakibatkan kurangnya rasa empati terhadap lingkungan sekitar
Sedangkan Choi et al. (2017) dalam penelitianya mengatakan bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menyebabkan masalah pribadi dan social. Masalah kecanduan smartphone ini telah banyak ditemukan oleh para peneliti di berbagai Negara, seperti penelitian yang dilakukan pada 414 mahasiswa di cina, ada 5 gejala yang timbul pada individu dengan kecanduan smartphone yaitu keasyikan, ketidakmampuan mengendalikan keinginan, kehilangan produktivitas, dan merasa cemas serta tersesat (Blam. M, et al. dalam Matar & Jaalouk, 2017: 3).
Kecanduan adalah konsep abstrak, seperti halnya cinta dan keadilan, yang tidak ada batasan dalam mendefenisikannya (West & Jimlie 2013). Kemudian West & Jimlie mendefenisikan individu yang mengalami kecanduan adalah individu yang tengah mengalami gangguan kontrol atas perilakunya ke tingkat yang menyebabkan atau dapat menyebabkan kerusakan yang buruk bagi dirinya. Besarnya perkembangan teknologi saat ini telah merubah defenisi kecanduan, tidak lagi tentang kecandua pada suatu zat atau makanan, namun sekarang juga mencakup pada kecanduan perilaku, seperti perilaku perjudian, internet, game, bahkan kecanduan terhadap smartphone (Matar & Jaalouk, 2017: 2). Perkembangan teknologi smartphone saat ini memang telah membuat orang nyaman dan senang dalam menggunakannya, selain dapat menghilangkan kejenuhan, smartphone juga dapat berdampak buruk pada penggunanya.
Demirci et al. (2014) mendefenisikan kecanduan smartphone sebagai perilaku individu yang terlalu sering menggunakan smartphone yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dari penggunanya. Kehilangan waktu dan konsentrasi dalam belajar merupakan salah satu dampak yang mengaggu bagi siswa ketika terlalu sering menggunakan smartphone.
Berdasarkan permsalahan tentang kecanduan smartphone, tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada siswa yang rentan terhadap mengalami kecanduan smartphone. Hal ini tentunya dapat menganggu proses pembelajaran siswa di sekolah maupun di rumah, serta mempengaruhi perkembanganya. Selain dapat menganggu aktivitas sehari-hari kecanduan smartphone juga dapat berdampak negative pada siswa seperti meningkatnya kesepian dan depresi, memicu kecemasan, meningkatnya stress, memperburuk gangguan perhatian, mengurangi kemampuan konsentrasi, mengganggu tidur dan mendorong penyerapan diri (Smith & L, Segal, 2017).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecanduan smartphone memberikan dampak bahaya pada kalangan remaja atau siswa di sekolah, resiko gangguan pada fisik dan psikologis merupakan hal yang dapat melalaikan siswa pada tujuan belajar yang telah di tetapkan.