B-STORY KEGIATAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA SMPI BINAKHEIR SCHOOL
Penulis : Eli Alawiyah Wijayanti, M.Pd
Kondisi pembelajaran online selama pandemi berlangsung membuat siswa merasa jenuh dan bosan. Bosan karena setiap hari belajar melalui video conference zoom atau gmeet. Bosan karena hanya berinteraksi melalui layar. Belum lagi, keaktifan siswa saat belajar online yang tidak maksimal. Banyak kendala-kendala yang terjadi, mulai sinyal yang tidak stabil, kamera yang selalu tertutup, membalas informasi via WA yang lama, dan hal-hal lainnya. Sehingga banyak keluhan yang muncul dari siswa mengenai pembelajaran online yang cenderung membosankan.
Salah satu hal yang menjadi sorotan selama pembelajaran online ini adalah kemampuan literasi siswa yang menurun khususnya kemampuan membaca dan menulis. Hal ini yang terjadi pada siswa kelas 8 SMPI Binakheir School. Ketika mereka diminta untuk menuliskan sebuah cerita atau teks mengenai sesuatu, mereka terlihat bingung bagaimana menuangkan ide yang ada di kepala mereka menjadi sebuah tulisan. Belum lagi, kebingungan yang lain merangkai satu kalimat dengan kalimat yang lain sehingga menjadi satu paragraf. Maka tidak mengherankan kalau sebagian besar siswa mengeluhkan bahwa menulis itu sulit dan susah.
Siswa kelas VIII ini memiliki karakter siswa yang tidak terlalu aktif saat pembelajaran online. Mereka lebih suka menjawab atau merespon guru ketika mereka ditanya atau melalui pesan whatsapp. Namun, ternyata kemampuan mereka menulis jawaban atau respon melalui pesan singkatpun masih banyak yang memiliki kendala dan terkesan menjadi kurang sopan saat dibaca. Kondisi ini tentu menjadi hal yang perlu diperhatikan serius agar tidak keterusan berkembang menjadi budaya yang tidak baik.
Sebagai guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, kondisi tersebut membuat saya berpikir bagaimana caranya agar kemampuan menulis siswa kelas 8 di SMPI Binakheir School dapat meningkat dan menjadi budaya sekolah yang literat. Lalu, tercetusnya sebuah program yaitu program pembiasaan menulis. Program tersebut disebut B-Story atau Binakheir-Story. Pembiasaan menulis ini menjadi satu kegiatan yang wajib diikuti oleh siswa dalam satu kali setiap pekannya. B-Story dilakukan setiap hari Senin mulai pkl. 07.30-08.00. Lalu apa saja yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan tersebut ?
Selama ini pembiasaan ini, siswa dipandu oleh wali kelas menuangkan ide-ide mereka ke dalam bentuk tulisan. Wali kelas secara detil menjelaskan tujuan, manfaat dan apa saja yang akan siswa lakukan dalam setiap pertemuannya. Program ini disusun oleh wali kelas yang bekerjasama dengan guru Bahasa Indonesia. Pertemuan yang disusun kurang lebih selama 8 kali pertemuan. Pada tahun 2021 kemarin, siswa kelas 8 diminta membuat sebuah cerita pendek atau cerpen. Nah, cerpen itu adalah produk akhir dari program pembiasaan menulis ini.
Peran wali kelas sangat penting, karena wali kelas menjadi konsultan siswa setiap pekannya. Selain itu wali kelas juga memeriksa sejauh mana tulisan yang telah dibuat oleh siswa. Tidak hanya itu, wali kelas juga memberikan ide-ide apabila ada siswa yang mengalami kebuntuan ingin menulis apa. Hal ini sungguh penuh tantangan. Karena wali kelas selain harus bisa memberikan ide untuk siswa juga harus memberikan motivasi kepada siswa di saat mereka mengalami kebosanan dalam menulis cerpen tersebut.
Setiap pertemuan yang dilakukan secara online, wali kelas akan membagi siswa mana saja yang akan diperiksa tulisannya oleh guru. Karena waktu yang terbatas, maka setiap pertemuan tidak bisa semua siswa diperiksa tulisannya secara langsung oleh guru. Namun, guru tetap meminta semua siswa untuk tetap melanjutkan menuliskan cerita mereka masing-masing. Selama pembiasaan menulis ini berlangsung, banyak kendala dan tantangan yang dihadapi oleh guru. Diantara, ketika siswa setelah diperiksa tulisannya lalu diminta untuk merevisi mengganti atau menambah cerita mereka, respon mereka beragam. Ada yang keberatan, merasa tidak punya ide lagi, sudah habis jalan ceritanya, dan lainnya. Disini tantangan guru untuk kembali membangkitkan semangat menulis mereka. Biasanya hal yang dilakukan guru adalah menampilkan contoh tulisan atau cerpen yang dibuat oleh guru sendiri. Tujuannya untuk memotivasi siswa bahwa guru mereka juga membuat cerita juga loh. Hal ini cukup efektif untuk membangkitkan semangat menulis mereka kembali.
Ketika siswa mulai terbiasa mengikuti pembiasaan menulis ini. Terlihat kemampuan menulis siswa semakin meningkatkan. Keluhan tidak ada ide atau bingung mau menulis apa sudah mulai berkurang. Sebagian besar siswa sudah mulai menikmati pembiasaan menulis ini. Dan hal yang menyenangkannya adalah semua siswa berhasil membuat satu buah cerita pendek karya mereka sendiri.
Selain itu siswa kelas 8 ini merasa kemampuan menulis mereka meningkatkan setelah mereka mengikuti program B-Story ini. Berikut adalah hasil refleksi yang dilakukan kepada salah satu kelas 8.
Dari hasil refleksi diri pada gambar di atas diperoleh data bahwa sebanyak 77,8% siswa kelas VIII merasa kemampuan menulis mereka meningkatkan setelah mereka mengikuti program pembiasaaan menulis B-story ini. Sementara sebanyak 22,2 % siswa merasa cukup dengan program menulis yang telah mereka ikuti selama ini.
Selain itu, berdasarkan refleksi siswa juga mereka merasa sangat senang setelah mengikuti pembiasaan menulis ini.
Dari hasil refleksi ini diperoleh data bahwa 18 siswa yang mengikuti program pembiasaan menulis ini mengatakan merasakan senang setelah mengikuti kegiatan B story tersebut. Sebanyak 88,9 persen siswa mengatakan senang mengikuti program menulis ini. Dan sebanyak 11,1 persen mengatakan menarik dengan program menulis ini. Dari 18 siswa yang melakukan refleksi diri ini tidak ada siswa yang menyatakan kegiatan menulis ini membosankan.
Ternyata pembiasaan menulis melalui program B-Story atau Binakheir Story ini cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa di SMPI Binakheir. Semoga pembiasaan ini bisa menjadi budaya sekolah dan menjadikan siswa terbiasa untuk menulis dan dapat menghasilkan karya tulisan sendiri.