Oleh: Lailiyah Mahfuroh (Guru Bahasa Arab kelas IV SDI AL-AKBAR)
Belum lama terjun di dunia pendidikan, saya merasa ada perbedaan antara di sekolah yang dulu dengan yang sekarang. Apalagi dengan adanya Pandemi COVID-19 sangat berpengaruh sekali terhadap pola pikir murid zaman sekarang. Terlebih lagi dalam model belajar sekarang tidak bisa disamakan dengan model zaman dahulu yang hanya mengandalkan metode ceramah dan semua siswa mendengarkan dengan seksama.
Pada semester kali ini semua murid sudah bisa belajar dengan tatap muka dengan syarat mematuhi protokol kesehatan. Pada awal masuk, saya sangat antusias untuk mengajar bahasa arab karena bahasa arab salah satu bahasa yang ada di dunia yang wajib kita ketahui apalagi sebagai umat Islam. Bahasa arab di sekolah merupakan muatan lokal yang wajib murid kuasai. Akan tetapi waktu pemberian tugas membaca kosa kata, setiap murid banyak yang belum bisa membaca sesuai logat yang telah diajarkan. Mereka membaca seperti anak ngaji yang harus sesuai panjang pendeknya dan logatnya. Saya sadar bahwa mengajarkan bahasa asing sama dengan mengajarkan bayi yang mulai belajar berbicara perkata seperti “ma-ma, pa-pa”.
Siswa kelas IV ini belum terlalu mahir dalam Bahasa Arab. Sebelumnya, mereka belajar Bahasa Arab masih bercampur dengan mata pelajaran ke-Islaman. Pada semester ini mata pelajaran Bahasa Arab telah disendirikan agar murid bisa lebih banyak mendapatkan kosa kata. Ditantangan mengajar ini saya berpikir “bagaimana murid senang belajar bahasa arab? Mudah cara belajarnya?” dan Ada beberapa cara yang saya lakukan agar siswa senang, mudah dan asik dalam belajar, yaitu:
Pertama, sebelum pembelajaran, saya bersama murid meneriakkan yel-yel dalam bahasa Arab. Ini ditujukan agar murid bersemangat dan mampu menambah kosa kata di luar materi pembelajaran. Mereka sangat senang dan antusias. Akan tetapi lama kelamaan murid jenuh karena ada perubahan jam pelajaran. Pelajaran yang semula di pagi hari menjadi siang membuat murid tidak lagi bersemangat dalam belajar. Dampak lain dari kondisi ini, saat penugasan, murid buru-buru mengerjakan tidak memastikan kualitasnya. Mereka ingin bermain sendiri dan menjadikan PR. Situasi ini membuat kelas sangat kurang efektif. Sempat putus asa bagaimana cara membangkitkan semangat murid belajar pada jam-jam terakhir dan membuat mereka senang dan dinantikan mata pelajaran bahasa arab ini?.
Kedua, semua murid menirukan dan saya suruh baca satur persatu. Pada saat murid baca satu persatu, murid yang lain tidak ingin belajar sendiri bagaimana cara baca yang betul atau belajar bareng temannya, malah asik bermain sendiri dan ngobrol sesuka mereka. Alhasil hanya beberapa anak bisa merespon dengan baik. Akhirnya saya memutar otak agar semua murid bisa baca dengan baik. saya ulangi lagi kosa katanya kemudian mengajak murid bermain konsentrasi dengan “Tepuk tunggal, Tepuk ganda dan tepuk triple” siapa yang salah maka akan diberi tantangan dengan pertanyaan seputar materi tersebut dan jika salah maka teman lain yang akan membetulkan. Permainan ini saya ulang hanya untuk satu materi saja agar siswa tidak merasa bosan.
Ketiga, saya membuat permainan “Salah Benar” dalam bahasa arab dengan 2 kertas dan dipegang kanan kiri. Ketika saya memberi pertanyaan “ma’na hasuubun huwa komputer, shohih aw khotho’?” dalam hitungan ketiga murid harus mengangkat salah satu kertas yang mereka pegang. Jika mereka salah menjawab harus keluar dari barisan sampai mendapat satu juara. Pada permainan ini murid sangat berhati-hati dalam menjawab pertanyaan karena ingin bertahan sampai diakhir permainan. Dan murid yang kurang beruntung tidak terlalu suka karena merasa kecewa tidak bisa lanjut. Jadi permainan ini saya anggap kurang cocok untuk murid yang kurang mampu dalam mata pelajaran ini. Akhirnya saya mencari permainan lain dimana siswa dapat percaya diridan semangat lagi belajar bahasa arabnya.
Keempat, seperti biasa semua murid dibacakan kosa katanya terlebih dahulu atau bisa mengulang materi yang telah diajarkan kemudian saya mencoba permainan yang sangat mereka gemari bahkan setia hari mereka mainkan yaitu permainan “Lempar Bola Pas Sasar”. Jadi permainan ini kita buat bola kecil dari kertas bekas kemudian disolasi. Semua murid yang di kelas membentuk huruf U menghadap guru, guru melempar bola secara acak agar murid selalu siap kapan pun bola dilemparkan kepada mereka. Bagi murid yang tidak bisa menangkap bola dengan baik akan mendapat pertanyaan seputar kosa kata tersebut. Dalam permainan ini semua murid sangat senang dan selalu menantikan belajar bahasa arab dengan cara bermain.
Dalam pengalaman belajar bersama mereka, pada refleksi terakhir merupakan cara yang bisa mengondisikan murid di kelas karena semua murid senang dan antusias pada permainan “lempar bola pas sasar”. Dan murid menunggu kapan waktu belajar bahasa arab lagi. Setelah murid selesai bermain, saya memberikan tugas yang telah diajarkan dan murid mengerjakan dengan teliti dan mendapat nilai yang memuaskan. Secara tidak langsung mereka sudah hafal halaman dan kosa kata apa yang disebutkan berulang kali tanpa saya suruh menghafalkan kosa kata tersebut. Seperti kata orang-orang “Belajar sambil Bermain akan terasa sangat menyenangkan”.