Saya adalah seorang guru pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. saya menyadari bahwa salah satu tugas guru itu adalah melaksanakan asesmen belajar, baik sebagai ataupun untuk belajar. saya ingin agar siswa-siswa saya bisa mengikuti setiap asesmen yang dilaksanakan dengan penuh semangat dan tanpa terbebani dengan pikiran harus menghafal darimana mulainya, apa saja materi yang akan keluar dalam asesmen besok, dan lain-lain.
Tapi dalam kenyataannya selama ini saya merasakan ada yang kurang pas dengan asesmen yang saya lakukan, yaitu setiap akan dilaksanakan asesmen siswa merasa ada beban bahkan asesmen itu seolah-olah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. padahal seharusnya asesmen harus diikuti oleh siswa dengan santai tanpa beban.
setelah menyadari apa yang terjadi selama ini, saya mulai berpikir untuk melakukan asesmen dengan cara lain yang menurut saya bisa lebih efektif dan bisa menjadikan siswa tidak harus berpikir, menghafal materi yang banyak bahkan harus membuat contekan agar hasil asesmen yang mereka ikuti nilainya tinggi. saya membuat asesmen dalam bentuk membuat poster, karena menurut saya membuat poster ini adalah salah satu kegemaran banyak siswa, sebab melakukannya bisa dengan enjoy dan nilainya juga sangat relatif. Strategi yang saya lakukan adalah pertama saya menyampaikan bahwa hari ini kita belajar dengan bentuk asesmennya dalah membuat poster. setelah itu dilaksanakan pembelajaran seperti biasanya. pada akhir pertemuan saya meminta siswa untuk membuat kesimpulan pembelajaran pada pertemuan itu dalam bentuk poster pada selembar kertas yang sudah saya siapkan, saat itu materi yang saya ajarkan adalah sikap Santun. setelah semuanya siap, saya meminta mereka untuk memulai membuat poster tentang sikap santun. selama asesmen ini berjalan saya melihat mereka sangat senang, tersenyum sendiri melihat gambar di posternya dan sesekali bertanya: ini sudah oke pak? saya juga merasa sangat senang ketika melihat mereka melakukannya dengan sangat enjoy dan bersemangat. setelah waktu pengerjaan habis, maka saya mencoba mendekati mereka satu persatu sambil bertanya sekaligus ingin refleksi dari hasil yang mereka buat: bagaimana ananda melakukan asesmen ini, apa yang ananda rasakan, terus apa yang akan ananda lakukan stelah ini? mereka menjawab: saya membuatnya terburu-buru pak, saya membuatnya belum bagus pak, besok saya akan membuatnya dengan sempurna pak, dan lain-lain jawaban mereka.
Setelah asesmen ini selesai, ada hal yang menjadi catatan bagi saya sebagai pelajaran, yaitu ketika siswa merasa enjoy dalam melakukan asesmen, mereka akan sangat senang dan mampu merefleksikan diri mereka terhadap hasil yang mereka capai, dan menurut saya ini sangat penting karena kemajuan dan perkembangan berpikir siswa harus dibantu dengan merefleksikan diri mereka sendiri, sehingga mereka tahu apa kelebihan maupun kekurangan mereka, lalu mencoba memperbaikinya di masa datang. kemudian strategi ini perlu dikembangkan dengan asesmen bentuk lain yng sifatnya menyenangkan dan mudah dilakukan, seperti membuat gambar, membuat peta konsep, mind mapping, dll.