“Alam Sebagai Solusi Merancang Inspirasi”

“Alam Sebagai Solusi Merancang Inspirasi”

Bahasa Indonesia merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengharuskan siswa mampu memiliki kepekaan social emosional dalam mengekpresikan prasaannya terhadap segala sesuatu yang dilihat atau dirasakannya dalam bentuk syair-syair puisi. Pembelajaran puisi dipandang masih sangat penting di sekolah tingkat atas, melalui nilai-nilai keindahan dalam sastra dapat menumbuhkan karakter siswa. Secara teori sastra adalah salah satu alternatif yang efektif  dalam proses pendididkan terhadap anak bahkan sejak usia dini. Dalam hal ini siswa membutuhkan sarana atau media serta model pembelajaran yang mampu membawanya untuk berimajinasi. Tempat yang nyaman dan suasana yang menyenangkan menjadi factor pendukung siswa mampu menemukan kalimat-kalimat puitis sesuai dengan daya khayalnya masing-masing. Lingkungan belajar baik di kelas atau di luar kelas dapat dimamfaatkan sebagai sarana untuk menggali imajinasi. Dalam kondisi tertentu ruang kelas yang terbatas kadang menjadi penghambat siswa dalam memunculkan imajinya. Perlu inisiatif dan kreativitas guru dalam menyikapai kejemuan siswa mempelajari materi tentang puisi.

Menulis dan membaca sebuah puisi pada sebagian siswa SMK  merupakan hal yang kurang diminati mengingat siswanya didominasi laki-laki. Pembelajaran sastra dianggap hal yang tidak mendukung disiplin ilmu sesuai jurusan  di bidang masing-masing. Pola pikir siswa SMK terhadap materi puisi sedikit berbeda dengan siswa sekolah menegah atas lainnya. Materi puisi masih kurang diminati. Pelajaran sastra secara umum masih kurang mendapat tempat di hati siswa sekalian. Mereka menganggap materi produktiflah yang sangat berperan ketika mereka telah menamatkan pendidikan di sekolah. Sedangkan materi umum adaptif dan normatif tidak membawa dampak pada keberhasilan mereka dalam dunia industri. Pesimisme terhadap materi puisidapat dilihat ketika diminta untuk membaca puisi, mereka kurang percaya diri apalagi puisi karangan sendiri. Hal ini menjadai sebuah tantangan bagi saya untuk menggugah mereka agar memiliki kepekaan olah cipta, olah rasa dan karsa dalam wujud sebuah sastra. Ketika materi ajar tentang puisi siwa tidak menunjukkan minat belajar yang baik. Apabila ada temannya yang diminta untuk membacakan puisi malah menjadi bahan candaan dalam satu kelas. Situasi seperti ini mengharuskan saya untuk mencari solusi agar siswa memiliki ketertarikan dalam mengekspresikan perasaannya.

Lingkungan sekolah SMKN I Muara Batu Aceh Utara yang luas dan memiliki banyak pohon rindang menjadi salah satu alat untuk menggali inspirasi siswa untuk berkarya khususnya bidang puisi. Ruang terbuka dengan pemandangan yang indah dan tiupan angin yang sejuk di pohon rindang menjadikan siswa lebih bersemgat dalam belajar tentang puisi.  Sebelum siwa diajak keluar kelas tentu ada beberapa hal yang harus disepakati untuk kelancaran belajar.

Halaman belakang sekolah menjadi tempat pilihan siswa dalam mengeksplorasi imajinasinya. Saya mulai mengarahkan siswa untuk menemukan bebrapa benda/obek yang ditemuinya di seputaran mereka duduk. Sebelum melakukan aksi menejlajahi pekarang sekolah, siswa membuat ice breaking untuk menyemangati diri mereka. Siswa mulai menjelajahi rerumputan, berjalan di antar dedaunan kering, mengamati pohon, merasakan sejuknya udara, menatap langit biru, capung beterbangan dan berbagai aktifitas lainnya. Siswa diberi kebebasan untuk mendata sebanyak mungkin objek yang ditemui atau yang dirasakannya sambil bercengkrama dengan temannyaa. Suasana seperti ini betul-betul membuat mereka bahagia dan melupakan tentang PUISI yang membosankan menurut persepsi mereka.

Belajar seharusnya dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Namun, siswa butuh kehadiran guru secara fisik untuk memotivasi dan menuntunnya dalam proses pembelajaran. Pada kesempatan ini saya mengajak siswa untuk keluar kelas agar suasana belajar menjadi lebih menantang. Kegiatan mengeksplor alam lingkungan sekolah sengaja saya rancang untuk memotivasi siswa agar memiliki kepekaan pada alam sekitar. Atas dasar rasa peka tersebut siswa mampu menegkspresikan kata-kata menjadi kalimat indah. Kemudian menjadi sebait puisi lalu diresapi untuk mempertajam dan melatih mereka mengekspresikan rasa. Siswa tidak dilatih untuk menjadi sastrawan tetapi cukup untuk memiliki kepekaan/sesifitas terhadap sekitarnya. Dengan rangkaian kegiatan ini timbul rasa memiliki dan mencintai alam sekitarnya.

Adapun langkah pembelajaran yang menjadi pemandu siswa dalam berkreasi adalah:

  1. Mengamati obyek yang ditemuinya baik makhluk hidup atau benda mati.
  2. Mendata semua benda hasil temuannya.
  3. Saling bertukar pengalaman dengan temannya terhadap benda hasil temuannya.
  4. Menemukan hal-hal yang menarik/indah dari benda tersebut.
  5. Melukiskan kata tersebut menjadi 1 rangkaian kalimat yang indah.
  6. Kalimat-kalimat tersebut dipadu dengan hasil kreasi temannya menjadi sebuah bait syair.
  7. Satu dari mereka diminta untuk membacakan hasil perpaduan kalimat tersebut.
  8. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa.
  9. Akhir pembelajaran siswa diminta merefleksikan pembelajaran dengan EMOJI baik gambar taupun ekspresi wajah secara langsung.
  10. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut pada pertemuan berikutnya.

Beberapa point saya dapatkan dari pengalaman pembelajaran PUISI yang pada awalnya kurang diminati adalah:

  1. Saya menanamkan kepada siswa untuk memiliki kepekaan rasa terhadap lingkungan sekitar.
  2. Mencintai dan menyayangi alam sekitar merupakan bentuk rasa syukur kita terhadap pencipta.
  3. Puisi bukan sesuatu yang membosankan tetapi sesuatu yang indah dan dapat menebalkan laku siswa.
  4. Puisi adalah sebuah sarana untuk mengungkapkan/mengekspresikan perasaan baik senang, sedih, duka ataupun harapan lainnya.
  5. Puisi adalah wadah untuk mencatat cerita sejarah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top