Aksi Nyata “BUNIK” Lahirkan Murid Berkarakter
Semua materi yang dipelajari dari setiap modul akan bermuara pada aksi nyata yang berdampak pada murid. Kemampuan guru penggerak akan terlihat dari aksi nyata yang dilakukannya. Perjalanan panjang penuh tantangan dihadapi dengan sabar dan semangat yang terus dipacu agar aksi nyata bisa terlaksana.
Berbagai aktivitas dilakukan dalam merintis aksi nyata dan akhirnya program yang berdampak pada murid dapat terwujud. Bagaimana meningkatkan kemampuan literasi warga sekolah? Inilah yang menjadi pertanyaan bagi saya sebagai calon guru penggerak.
Berawal dari keprihatinan akan rendahnya literasi sekolah membuat saya tergerak dan termotivasi bagaimana mengembangkan kegiatan literasi agar berdampak dan tidak sekedar program rutinitas semata.
Sejatinya program literasi telah berjalan sesuai dengan surat edaran Dinas Pendidikan bahwa setiap murid diberikan kesempatan membaca lima belas menit sebelum pelajaran pertama dimulai. Setelah membaca, murid merangkum dan salah seorang dari mereka menuturkan apa yang dipahaminya di depan kelas. Ini sudah berlangsung sangat lama, sudah menjadi rutinitas kegiatan di sekolah selama tatap muka. Namun, kegiatan ini belum memberikan dampak yang signifikan.
Saya melihat kegiatan literasi di sekolah masih bisa dikembangkan. Dengan berpikir berbasis kekuatan dan berharap dapat memberikan aksi nyata yang berdampak positif pada murid, saya melakukan beberapa tahapan kegiatan sampai terwujudnya apa yang diharapkan.
Setelah berdiskusi dengan rekan guru, keinginan untuk meningkatkan kemampuan literasi sekolah kami sampaikan pada kepala sekolah. Respon positif dan dukungan dari pimpinan memacu semangat untuk segera menjalankan apa yang direncanakan.
Berkolaborasi dalam mewujudkan tujuan, ini yang saya lakukan. Diawali diskusi ringan dan meminta pendapat murid-murid terkait upaya meningkatkan literasi warga sekolah. Awalnya mereka kurang merespon pertemuan ini. Jika pun mereka hadir hanya karena memenuhi kewajiban panggilan guru. Saya membuat beberapa pertanyaan pemantik tentang kegiatan literasi di sekolah dan jika dikembangkan akan memberikan manfaat besar, terutama bagi diri sendiri. Beberapa murid saya mulai menyampaikan ide tentang literasi yang akan dikembangkan dalam bentuk digital. Ibarat air mengalir, murid-murid semakin gencar berpendapat, memberikan ide-ide “Brilian” yang sebelumnya tidak terpikirkan saya. Diskusi yang awalnya saya ragukan ternyata memberi semangat baru untuk segera bergerak membuat aksi nyata.
Tantangan baru saya dapatkan saat akan memulai kegiatan literasi ini. Beberapa rekan kerja menganggap kegiatan ini hanya sebagai pemenuhan tugas saya sebagai guru penggerak. Lebih menyakitkan lagi, adanya anggapan bahwa saya menerima upah dalam bentuk rupiah untuk semua aksi nyata yang dilakukan sehingga mereka tidak merespon ketika diajak bekerjasama.
Menerapkan cara berpikir “Inkuiri Apresiatif” membuat saya terus melangkah, memulai program yang sudah direncanakan. Saya berkolaborasi dengan beberapa rekan guru yang respon dan mendukung kegiatan ini, serta menggerakkan murid-murid berperan aktif sesuai dengan potensi dirinya.
Diluar dugaan saya, kolaborasi murid dan guru ini memberikan ide yang luar biasa dalam meningkatkan literasi sekolah. Hasilnya sangat menyenangkan, ternyata murid-murid bersemangat untuk membuat Buletin Digital sebagai wadah yang menampung karya warga SMAN 17 Medan.
Buletin elektronik yang disingkat menjadi BUNIC adalah wadah tempat karya-karya yang dihasilkan warga sekolah dan sekaligus menjadi pusat informasi seputar kegiatan sekolah.
Dengan bermodalkan kemampuan coaching saya mengembangkan kemampuan murid-murid sehingga mereka tergerak mewujudkan buletin elektronik tersebut. Kegiatan BUNIC ini seluruhnya melibatkan murid sedangkan saya dan beberapa rekan guru hanya sebagai pembina yang menuntun mereka. Rangkaian kegiatan sampai terbitnya buletin tersebut adalah hasil karya murid-murid SMA Negeri 17 Medan.
Berdirinya BUNIC diharapkan bisa menjadi wadah untuk menampung semua karya-karya dalam mengembangkan bakat dan minat murid dan guru yang ada di SMA negeri 17 Medan. Buletin elektronik juga menjadi wadah informasi segala kegiatan yang terlaksana di SMA negeri 17 Medan, sebagai pengembangan literasi sekolah.
Terwujudnya BUNIC ini merupakan sebuah upaya yang dilakukan sebagai aksi nyata dalam pembentukan profil Pelajar Pancasila yang Beriman kepada TYME, dan berakhlak mulia, Berkebhinekaan Global, Gotong royong, Mandiri, Kreatif dan Bernalar Kritis.
Buletin Elektronik terwujud berkat kerja keras dan kolaborasi dari warga sekolah dalam upaya peningkatan literasi sekolah. Gagasan membuat Buku Elektronik (BUNIK) membuat para murid bersinergi dan bekerja keras mencari berita dan informasi yang akan dimuat dalam buletin tersebut. Pengembangan bakat dan minat murid terasah dalam menerbitkan buletin ini.
Kemampuan murid-murid SMA negeri 17 Medan mencari informasi dan mengolahnya bagaikan editor handal dalam menyaring berita untuk dituangkan dalam buletin elektronik. Serangkaian kegiatan sampai terbitnya BUNIC adalah bagian pembelajaran pembentukan sikap mandiri, kerja keras, gotong royong dan kepemimpinan dalam sebuah tim.
Bagaikan wartawan senior mereka melakukan wawancara untuk menggali informasi yang dibutuhkan agar berita yang dimuat menjadi berita akurat dan penting dibaca khususnya warga SMAN 17 Medan. Tentu saja dibutuhkan keberanian dan keterampilan untuk bertanya dan meramu informasi serta mengolahnya menjadi informasi digital agar menjadi bahan bacaan yang menyenangkan.
Kegiatan ini mengasah kemampuan dan karakter murid sesuai dengan bakatnya dan membentuk jiwa kepemimpinan. Tidak terlalu sulit bagi murid generasi alpha ini untuk mewujudkan informasi tersebut dalam bentuk digital. Buletin elektronik menjadi sebuah program yang memberi dampak pada murid terutama dalam membentuk murid yang berkarakter Pancasila.
Bukan hanya kemampuan membaca yang berkembang, namun kehadiran BUNIC telah berhasil mengembangkan kemampuan literasi sekolah secara keseluruhan. Aksi nyata yang berdampak pada murid ini telah berhasil memberi warna baru di SMAN 17 Medan.