Aksi di Hari Sampah
Pembelajaran Berbasis Project untuk Lima Mata Pelajaran
Dunia pendidikan terus berkembang seiring berkembangnya kemajuan teknologi dibidang pendidikan. Perkembangan tersebut seharusnya dibarengi dengan perubahan pola pikir guru yang masih berada di zona nyaman untuk berubah aktif bergerak guna membangun anak menjadi anak yang berdaya. Selain itu, guru juga harus mampu membuat strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat sehingga anak didik mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran di atas, strategi atau model pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu pembelajaran yang tepat karena model pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan minat bakatnya. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek tidak hanya fokus pada hasil akhir tetapi lebih menekankan pada proses bagaimana siswa dapat memecahkan masalah dan akhirnya siswa dapat menghasilkan sebuah produk.
Saya guru kelas enam Madrasah Ibtidai’yah (MI) ingin menerapkan Pembelajaran Berbasis Proyek pada anak didik saya. Kegiatan ini saya maksudkan agar mereka memiliki pengalaman belajar yang lebih menarik dan menghasilkan sebuah karya berdasarkan konteks yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari anak. Selain itu saya berharap dengan pembelajaran berbasis proyek ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif anak dalam merancang dan membuat proyek yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan secara sistematis.
Tantangan yang saya hadapi adalah murid saya belum terbiasa dengan proses pembelajaran yang terintegrasi dan berkelanjutan, sehingga ketika saya memberikan satu kegiatan walaupun sudah terintegrasi beberapa mata pelajaran mereka masih menanyakan kegiatan yang lain untuk mata pelajaran yang lain. Selain itu, sebagian besar orang tua murid belum memahami pentingnya pembelajaran di luar kelas ataupun pembelajaran berbasis proyek. Mereka beranggapan bahwa belajar adalah menerima materi di dalam kelas, sehingga orang tua mengira murid saya hanya di ajak bermain-main saja. Oleh karena itu, saya harus berusaha keras memberi pemahaman kepada murid dan orang tua tentang pembelajaran berbasis proyek yang akan dilaksanakan.
Aksi yang saya lakukan dalam pembelajaran untuk memperingati hari sampah adalah saya melakukan pemetaan kompetensi dasar lima mata pelajaran yang saya ampuh pada semester tersebut. yaitu (1) Bahasa Indonesia tentang gagasan utama dan gagasan pendukung proses pengolah sampah; (2) IPA tentang keseimbangan ekosistem, akibat membuang sampah sembarangan; (3) IPS tentang usaha-usaha pelestarian lingkungan; (4) SPDB tentang praktik mendaur ulang barang bekas menjadi barang yang berguna; (5) PKN tentang menghargai hak, kewajiban dan tanggung jawab dalam merencanakan membuat kerajinan. Selanjutnya saya mengkaji profil murid dan menggali ide dari siswa kegiatan yang cocok yang memuat kompetensi dasar dari 5 mata pelajaran tersebut. Kita mendapatkan kesepakatan bersama bahwa akan melaksanakan kegiatan membersihkan sampah kemudian membuat kerajinan dari sampah yang kita ambil. Setelah itu saya mengajak siswa untuk membuat kesepakatan dan penilaian tentang kegiatan yang akan kita lakukan.
Kegiatan diawali dengan memungut sampah yang ada di sepanjang jalan timur dan lingkungan sekitar Madrasah. Hal ini kita lakukan untuk memupuk rasa peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kemudian anak-anak memilih sampah yang terkumpul sesuai dengan jenisnya yaitu sampah kertas, plastik dan sampah daun. Kegiatan selanjutnya anak-anak membentuk diri menjadi tiga kelompok sesuai keinginan anak. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kebebasan kepada anak dalam menentukan keputusan sesuai dengan keinginannya. Setelah kelompok terbentuk, setiap kelompok memilih satu jenis sampah yang akan dijadikan kerajinan yang bernilai ekonomis.
Kegiatan selanjutnya anak-anak berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan kerajinan apa yang akan dibuat dan menentukan langkah-langkah pembuatannya. Setelah itu anak-anak praktik membuat kerajinan sesuai kesepakatan bersama dilanjutkan membuat laporan tertulis tentang pelaksanaan kegiatan proyek tersebut.
Kerajinan yang berhasil dibuat anak-anak dari bahan kertas dan kardus antara lain kotak tisu, hiasan dinding dan kerajinan bunga dari kertas koran yang diberi warna. Dari sampah plastik dan botol minuman antara lain vas bunga, hiasan dinding dari tutup botol, dan miniatur rumah dari sedotan. Sedangkan dari limbah daun anak-anak berhasil membuat beberapa hiasan dinding dari daun kering yang ditempel di kertas karton.
Pada kegiatan proyek hari kedua, tiap kelompok mempresentasikan kegiatan proyek dan hasil yang telah dibuat. Tiap kelompok bergantian menampilkan hasil karya yang telah dibuat serta menjelaskan cara pembuatan dan penggunaan. Kelompok yang lain memberikan tanggapan atau pertanyaan dan dijawab oleh kelompok yang melakukan presentasi. Selanjutnya anak-anak menuliskan refleksi pasca kegiatan. Bentuk refleksi yang kita lakukan adalah murid menuliskan perasaan dan manfaat dari dengan pembelajaran yang telah mereka lalui. Lembar refleksi yang kita gunakan juga berasal dari bahan bekas kertas kalender tahun sebelumnya.
Setelah semua murid menuliskan refleksi di depan kelas, ternyata respon murid sangat positif dengan kegiatan aksi sampah tersebut. Mayoritas siswa merasa senang dengan bentuk pembelajaran proyek tersebut karena mereka mengalami sendiri dan menghasilkan barang yang bisa dimanfaatkan di rumah atau di sekolah. Selanjutnya saya mengajak siswa menyimpulkan dan membuat rencana lanjutan sehingga kegiatan aksi peduli sampah benar-benar terasa dan berdampak bagi lingkungan. Langkah terakhir, siswa memajang hasil karyanya di depan dan dinding kelas.
Melalui kegiatan pembelajaran berbasis proyek, aksi membuat kerajinan mendaur ulang sampah, dapat memupuk rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar, menghargai pendapat orang lain dan meningkatkan kreativitas siswa, serta kesadaran akan kebersihan lingkungan. Diharapkan siswa dapat menyadari bahwa sampah atau limbah sesungguhnya mempunyai nilai ekonomis jika dikelolah dengan benar. Selain itu murid memperoleh pengalaman belajar dari lima kompetensi dasar lima mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PKN dan Seni Budaya dengan tuntas.
Nilai karakter dari Profil Pelajar Pancasila dari pembelajaran ini adalah beriman bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Setelah pembelajaran proyek Aksi di Hari Sampah tersebut. Siswa saya semakin termotivasi untuk melestarikan lingkungan sekitar. Hal ini dibuktikan dengan pembuatan kotak sampah untuk jenis sampah berbeda yang di tempatkan di depan masing-masing kelas. Pembuatan kotak sampah dilakukan secara berkelompok sesuai dengan kelompok yang terbentuk pada kegiatan proyek sampah. Selain itu, siswa kelas enam sebagai pelopor aksi buang sampah pada tempatnya pada adik kelasnya. Dari sini dapat diketahui bahwa pembelajaran tersebut berdampak baik terhadap siswa.