Aksara Sunda Dan Kuis Ketok

Pelajaran bahasa Sunda dianggap oleh mayoritas siswa sebagai pelajaran yang sulit dipahami.   Bukan hanya oleh siswa tetapi hampir seluruh lapisan masyarakat di Jawa Barat  menyebutkan bahwa bahasa Sunda sangat sulit.   Kondisi seperti ini berjalan terus menerus dari tahun ke tahun yang tentu saja jika dibiarkan akan menjadi suatu icon bahwa bahasa Sunda adalah pelajaran yang menakutkan. Selain itu ada konsep   yang tidak mendasar pada saat awal.  Aksara Sunda dipandang siswa sebagai aksara yang aneh, sulit, aksara yang harus dihafalkan, dan hanya dianggap sebagai ragam  hiasan.    Jangankan untuk mengikuti lomba membaca dan menulis aksara Sunda, belajar di kelas pun kadang siswa menganggap tidak pelu.

Sebagai seorang guru bahasa Sunda, saya merasa tertantang untuk melakukan perubahan paradigma tentang bahasa Sunda yang sangat sulit.    Lagi pula  saya sering membawa siswa untuk mengikuti lomba di bidang bahasa, sastra, dan aksara Sunda.    Selain itu pula saya kadang-kadang menjadi juri membaca dan menulis aksara Sunda tingkat SMP sekabupaten.  Ada perasaan malu, gurunya sering menjadi juri, tapi siswa didiknya tidak pernah mendapat juara membaca dan menulis aksara Sunda. Sudah beberapa kali mengikuti lomba membaca dan menulis aksara Sunda, siswa didik saya hanya mampu menempati ututan ke-3 di tingkat kabupaten, sehinga tidak pernah masuk ke tingkat provinsi.  

Langkah-langkah yang ditempuh sebagai seorang guru bahasa Sunda yang menyadari akan kondisi yang ada, yaitu:

  1. Pada awal tahun ajaran baru, memberikan motivasi kepada seluruh siswa;
  2. Memberikan konsep dasar yang mantap kepada para siswa dengan berbagai pendekatan misalnya menyebutkan bahwa bahasa Sunda itu tidak sulit, cobalah untuk berbicara dengan bahasa Sunda.     
  3. Untuk memberikan reward, kepada siswa yang bisa menulis dan membaca aksara Sunda pada setiap awal pembelajaran (apersepsi);
  4. Mencari teknik agar pembelajaran aksara Sunda mudah dpahami, bermanfaat, dan menyenangkan
  5. Melakukan pendekatan kepada siswa bahwa guru adalah teman, sahabat, dan orang tua untuk seluruh siswa.  Ajaklah siswa berbicara sebagai teman dan sahabat, sehinga siswa dapat curhat kepada guru.  Walaupun demikian, batasan antara siswa dan guru tetap ada.
  6. Dalam materi pokok aksara Sunda, siswa secara klasikal diberi materi aksara Sunda sebagai tahap pengenalan.  Minggu berikutnya ketika bertemu dengan pelajaran bahasa Sunda baik materinya sama atau materi baru, strategi apersepsi digunakan yaitu dengan Kuis Ketok.

            Adapaun langkah-langkah Kuis Ketok adalah sebagai berikut.

  1. Langkah pertama adalah siswa menuliskan suku kata (huruf ngalagena dan huruf swara) dengan aksara Sunda setelah bunyi ketok meja, dan selesai menulis setelah bunyi meja diketok kembali;
  2. Langkah kedua adalah menulis dan membaca satu sampai dua atau tiga kata, caranya sama dengan yang pertama yaitu mulai menulis ketika meja diketok, dan selesai menulis ketika meja diketok kembali;
  3. Langkah ketiga adalah menulis dan membaca satu kalimat, caranya sama seperti di atas;
  4. Langkah keempat adalah menulis dan membaca satu paragraph, caranya sama seperti di atas.

Dengan demikian siswa berlomba untuk menulis kata dengan aksara Sunda dengan baik dan benar.  Sehingga terciptalah apersepsi yang menyenangkan, siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar menghapal dan mengingat  aksara Sunda.

Dalam Kuis ketok siswa diajak menulis  dan membaca aksara Sunda setelah guru mengetok meja.   Ketok pertama untuk menulis atau membaca, dan ketok kedua untuk berhenti.  Dari kuis ketok ini maka siswa terbiasa dengan  waktu yang sempit tapi dituntut untuk cepat dan benar.  Dengan demikian siswa berlomba untuk menulis kata dengan aksara Sunda dengan baik dan benar. 

Melalui kegiatan yang saya lakukan tersebut diperoleh hasil yang memuaskan yaitu:

  1. Terjadi peningkatan minat siswa terhadap pelajaran bahasa Sunda. yang sebelumnya dianggap sebagai pelajaran yang susah, berangsur-angsur siswa menyukai pelajaran tersebut walaupun masih perlu terus peningkatan. Peningkatan minat siswa ini ditandai dengan seringnya siswa mendiskusikan pelajaran bahasa Sunda di luar jam pelajaran   Para siswa banyak menanyakan materi selanjutnya.  Selain itu ada beberapa siswa yang mempunyai adik yang masih bersekolah, ketika mempunyai PR bahasa Sunda dapat membantu mengerjakannya.
  2. Bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih dan berminat memperdalam bahasa Sunda ketika mengikuti lomba-lomba bahasa Sunda (pasanggiri biantara, ngadongĂ©ng, pupuh, dan aksara Sunda)  mereka percaya diri dan mampu merebut juara dalam lomba tersebut. Hal ini ditandai dengan peraihan juara dalam lomba bahasa Sunda yang menempati juara 1, 2 dan 3 baik  di tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi.
  3. Membimbing siswa  yang mengikuti lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda, sama halnya di kelas, saya menggunakan Kuis Ketok hanya saja agak sedikit berbeda dengan kebiasaan di kelas.  Untuk kegiatan lomba ditambah dengan waktu.  Jadi sebelum ketok meja kedua dibunyikan siswa harus sudah selesai menulis, begitu pun dalam membaca, sehingga siswa dilatih untuk cepat, dan benar.  Ketika mengikuti lomba sudah terbiasa dengan waktu yang relatif singkat.
  4. Pengalaman saya dalam membimbing siswa mengikuti pasanggiri Basa Sunda dimulai pada  tahun 2007 sampai dengan tahun 2018.  Yang paling berkesan adalah pada tahun 2018 karena pada tahun itu siswa didik saya banyak memborong juara di tingkat kabupaten.  Hanya saja yang melaju ke provinsi adalah siswa yang mendapat juara pertama di tingkat kabupaten.  Salah satunya adalah Juara Maca & Nulis Aksara Sunda.  Siswa-peserta saya mewakili Kabupaten Sumedang untuk lomba di tingkat provinsi.  Alhamdulillah peserta  didik saya mendapat juara tingkat provinsi, dan yang paling menggembirakan dan mengesankan adalah Juara Pertama Putra Maca Nulis Aksara Sunda.  Itu adalah pengalaman saya yang paling berkesan.  Selain mendapat juara pertama, siswa-siswi didik saya pun mendapat juara Harapan Pertama Pidato Basa Sunda Putra dan juara Harapan Dua Maca Warta Putri.  Ternyata dengan aksara Sunda nama sekolah dan kabupaten kami disebut menggema di ruangan aula.  Hanya berbekal Kuis Ketok dari sekolah, siswa didik saya membawa nama harum sekolah dan kabupaten di tingkat provinsi;

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top